Dewan HAM PBB di Jenewa mulai mengusut kemungkinan kejahatan perang dalam serangan ke Gaza. Kelompok militan Hamas menuntut blokade Gaza diakhiri, jika Israel ingin gencatan senjata. Dewan HAM PBB mengecam keras operasi militer Israel di Jalur Gaza. Dalam sebuah resolusi yang dikeluarkan di Jenewa disebutkan, Dewan "mengecam sekerasnya pelanggaran hak asasi manusia yang luas, sistematis dan berat" yang dilakukan militer Israel.
Selanjutnya disebutkan, serangan atas sasaran-sasaran di Jalur Gaza dilakukan secara sembarangan dan merupakan penghukuman kolektif bagi warga Palestina.
Dalam sidang Dewan HAM di Jenewa hari Rabu (23/07), 29 negara anggota setuju untuk membentuk komisi penyelidikan. Amerika Serikat menolak resolusi itu, sementara 17 negara, diantaranya Jerman dan negara-negara Uni Eropa lain, memberi suara abstain.
Duta Besar Israel di PBB Eviator Manor menjelaskan, Israel punya hak untuk membela diri, seperti negara-negara lain di dunia. Tentara Israel sudah berusaha menghindari korban sipil, namun Hamas melakukan kejahatan perang karena menyembunyikan senjata dan menembakkan roket dari daerah perumahan.
Menurut keterangan pejabat kesehatan Palestina, serangan militer Israel selama dua minggu sudah menewaskan lebih dari 700 warga Palestina.
Di pihak Israel, 32 serdadu dan tiga warga sipil tewas dalam pertempuran dan serangan roket Hamas.
Hamas ajukan persyaratan
Militer Israel melanjutkan serangan bom dan artileri ke Jalur Gaza hari Kamis (24/07), sekalipun upaya diplomatik terus dilakukan untuk mencapai gencatan senjata. Menteri Luar Negeri AS John Kerry kembali ke Kairo setelah melakukan pertemuan dengan PM Israel Netanyahu di Yerusalem dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Tepi Barat.
"Kami sudah mencapai beberapa langkah maju, tapi banyak yang masih harus dilakukan", kata Kerry yang beberapa kali bolak-balik di Timur Tengah untuk melakukan pembicaraan dengan banyak pihak.
Pimpinan Hamas Khaled Meshaal mengatakan kepada wartawan di Katar, Hamas akan merundingkan gencatan senjata jika Israel mengakhiri blokade Jalur Gaza. Ia juga menuntut agar dilakukan "gencatan senjata kemanusiaan" selama beberapa jam seperti yang pernah dilaksanakan, untuk membawa korban keluar dari daerah pertempuran.
Maskapai AS lanjutkan penerbangan
Otoritas Penerbangan Amerika FAA mencabut larangan terbang ke Israel Rabu (23/07) malam. Setelah meninjau situasi keamanan yang terbaru, larangan penerbangan bisa dicabut, demikian disebutkan.
Beberapa maskapai penerbangan Eropa, seperti Lufthansa dari Jerman, tetap menghentikan penerbangan ke bandar udara Ben Gurion di Tel Aviv atas alasan keamanan. Larangan terbang itu merupakan pukulan besar bagi sektor pariwisata Israel, yang biasanya mengalami puncaknya bulan-bulan liburan ini.
Israel untuk sementara membuka bandar udara militer Ovda di padang pasir Negev untuk penerbangan internasional. Banyak penerbangan Eropa tujuan Israel yang dialihkan ke Siprus, dan penumpang pesawat kemudian pindah ke pesawat-pesawat Israel untuk melanjutkan penerbangan ke daerah tujuan.hp/ap (afp, rtr, dpa)
Selanjutnya disebutkan, serangan atas sasaran-sasaran di Jalur Gaza dilakukan secara sembarangan dan merupakan penghukuman kolektif bagi warga Palestina.
Dalam sidang Dewan HAM di Jenewa hari Rabu (23/07), 29 negara anggota setuju untuk membentuk komisi penyelidikan. Amerika Serikat menolak resolusi itu, sementara 17 negara, diantaranya Jerman dan negara-negara Uni Eropa lain, memberi suara abstain.
Duta Besar Israel di PBB Eviator Manor menjelaskan, Israel punya hak untuk membela diri, seperti negara-negara lain di dunia. Tentara Israel sudah berusaha menghindari korban sipil, namun Hamas melakukan kejahatan perang karena menyembunyikan senjata dan menembakkan roket dari daerah perumahan.
Menurut keterangan pejabat kesehatan Palestina, serangan militer Israel selama dua minggu sudah menewaskan lebih dari 700 warga Palestina.
Di pihak Israel, 32 serdadu dan tiga warga sipil tewas dalam pertempuran dan serangan roket Hamas.
Hamas ajukan persyaratan
Militer Israel melanjutkan serangan bom dan artileri ke Jalur Gaza hari Kamis (24/07), sekalipun upaya diplomatik terus dilakukan untuk mencapai gencatan senjata. Menteri Luar Negeri AS John Kerry kembali ke Kairo setelah melakukan pertemuan dengan PM Israel Netanyahu di Yerusalem dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Tepi Barat.
"Kami sudah mencapai beberapa langkah maju, tapi banyak yang masih harus dilakukan", kata Kerry yang beberapa kali bolak-balik di Timur Tengah untuk melakukan pembicaraan dengan banyak pihak.
Pimpinan Hamas Khaled Meshaal mengatakan kepada wartawan di Katar, Hamas akan merundingkan gencatan senjata jika Israel mengakhiri blokade Jalur Gaza. Ia juga menuntut agar dilakukan "gencatan senjata kemanusiaan" selama beberapa jam seperti yang pernah dilaksanakan, untuk membawa korban keluar dari daerah pertempuran.
Maskapai AS lanjutkan penerbangan
Otoritas Penerbangan Amerika FAA mencabut larangan terbang ke Israel Rabu (23/07) malam. Setelah meninjau situasi keamanan yang terbaru, larangan penerbangan bisa dicabut, demikian disebutkan.
Beberapa maskapai penerbangan Eropa, seperti Lufthansa dari Jerman, tetap menghentikan penerbangan ke bandar udara Ben Gurion di Tel Aviv atas alasan keamanan. Larangan terbang itu merupakan pukulan besar bagi sektor pariwisata Israel, yang biasanya mengalami puncaknya bulan-bulan liburan ini.
Israel untuk sementara membuka bandar udara militer Ovda di padang pasir Negev untuk penerbangan internasional. Banyak penerbangan Eropa tujuan Israel yang dialihkan ke Siprus, dan penumpang pesawat kemudian pindah ke pesawat-pesawat Israel untuk melanjutkan penerbangan ke daerah tujuan.hp/ap (afp, rtr, dpa)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.