Panglima TNI Jenderal Moeldoko adakan pertemuan dengan para tokoh ormas islam. Moeldoko pun meminta izin jika ke depannya prajurit TNI akan masuk ke pesantren-pesantren guna mengantisipasi penyebaran ISIS di Indonesia.
Pertemuan antara TNI dengan tokoh islam termasuk Ketua PBNU Said Aqil dan Ketua Muhammadiyah Din Syamsuddin digelar di Aula Gatot Subtoro, Mabes TNI Cilangkap, Jaktim, Rabu (10/9/2014). Moeldoko pun mendengarkan masukan-masukan yang diberikan Aqil dan Din.
"Saya bisa menyimpulkan perlunya sebuah koalisi permanen dalam melaksanankan langkah-langkah preventif antara TNI dengan seluruh komponen umat bergama. Nanti kita akan membuat Mou yg akan lebih konkret lagi," ujar Moeldoko setelah mendengar masukan dari Aqil dan Din.
Menurut Din, dalam mengatasi permasalahan ISIS yang sudah mulai tampak di Indonesia adalah dengan cara kebersamaan dan strategi konprehensif setiap pihak. Penegak hukum pun diminta Din untuk menindak tegas oknum yang terbukti memperlihatkan dukungannya terhadap ISIS.
Sementara Aqil meminta agar TNI memperhatikan pesantren-pesantren baru di mana beberapa di antaranya berpotensi mengajarkan hal yang tidak benar karena pemimpinnya terindikasi teroris. Peran ulama disebut Aqil juga berperan dalam memberantas radikalisme di Indonesia.
"Mou sudah berjalan tetapi nanti akan ditindaklanjuti secara konkret langkah-langkah di lapangan seperti apa. Seperti tadi kehadiran para prajurit TNI di lingkungan pesantren, di sekolah-sekolah. Bagaimana sebenarnya langkah konkret kerjasama TNI dengan ormas islam untuk menghindari anak-anak kita melakukan radikalisasi," kata Jenderal Bintang 4 itu.
"Mohon izin kalau kami mendekat ke bapak-bapak jangan dicurigai. Prajurit TNI masuk saja ke pesantren kalau perlu menimba ilmu di sana dan juga memberikan pembelajaran tentang bela negara. Kita yakini sumber-sumber negara lahir dari sekolah agama. Kalau daru awal kita bisa mendistribusikan ilmu-ilmu militer sehingga mereka bisa menjadu pemimpin yang baik," lanjut Moeldoko.
Mantan Pangdam Siliwangi itu pun menyatakan, ke depan dirinya juga akan mengundang komponen-komponen masyarakat lain untuk meminta masukan seperti yang hari ini ia lakukan. Menurut Moeldoko ini sangat diperlukan untuk menentukan apa langkah tepat yang harus dilakukan TNI.
"Panglima TNI nanti juga akan mengundang komponen yang lainnya secara berturut-turut. Sehingga langkah-langkah yang dilakukan TNI betul-betul menjawab kebutuhan masyarakat," tutup Moeldoko.
Pertemuan antara TNI dengan tokoh islam termasuk Ketua PBNU Said Aqil dan Ketua Muhammadiyah Din Syamsuddin digelar di Aula Gatot Subtoro, Mabes TNI Cilangkap, Jaktim, Rabu (10/9/2014). Moeldoko pun mendengarkan masukan-masukan yang diberikan Aqil dan Din.
"Saya bisa menyimpulkan perlunya sebuah koalisi permanen dalam melaksanankan langkah-langkah preventif antara TNI dengan seluruh komponen umat bergama. Nanti kita akan membuat Mou yg akan lebih konkret lagi," ujar Moeldoko setelah mendengar masukan dari Aqil dan Din.
Menurut Din, dalam mengatasi permasalahan ISIS yang sudah mulai tampak di Indonesia adalah dengan cara kebersamaan dan strategi konprehensif setiap pihak. Penegak hukum pun diminta Din untuk menindak tegas oknum yang terbukti memperlihatkan dukungannya terhadap ISIS.
Sementara Aqil meminta agar TNI memperhatikan pesantren-pesantren baru di mana beberapa di antaranya berpotensi mengajarkan hal yang tidak benar karena pemimpinnya terindikasi teroris. Peran ulama disebut Aqil juga berperan dalam memberantas radikalisme di Indonesia.
"Mou sudah berjalan tetapi nanti akan ditindaklanjuti secara konkret langkah-langkah di lapangan seperti apa. Seperti tadi kehadiran para prajurit TNI di lingkungan pesantren, di sekolah-sekolah. Bagaimana sebenarnya langkah konkret kerjasama TNI dengan ormas islam untuk menghindari anak-anak kita melakukan radikalisasi," kata Jenderal Bintang 4 itu.
"Mohon izin kalau kami mendekat ke bapak-bapak jangan dicurigai. Prajurit TNI masuk saja ke pesantren kalau perlu menimba ilmu di sana dan juga memberikan pembelajaran tentang bela negara. Kita yakini sumber-sumber negara lahir dari sekolah agama. Kalau daru awal kita bisa mendistribusikan ilmu-ilmu militer sehingga mereka bisa menjadu pemimpin yang baik," lanjut Moeldoko.
Mantan Pangdam Siliwangi itu pun menyatakan, ke depan dirinya juga akan mengundang komponen-komponen masyarakat lain untuk meminta masukan seperti yang hari ini ia lakukan. Menurut Moeldoko ini sangat diperlukan untuk menentukan apa langkah tepat yang harus dilakukan TNI.
"Panglima TNI nanti juga akan mengundang komponen yang lainnya secara berturut-turut. Sehingga langkah-langkah yang dilakukan TNI betul-betul menjawab kebutuhan masyarakat," tutup Moeldoko.
★ detik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.