Distrik Militer Rusia Selatan telah mendapatkan radar baru yang dapat mengintai dan mengontrol serangan, Aistenok (Baby Stork) pada Maret lalu. Sistem ini cocok digunakan untuk perang lokal, terutama oleh tim yang melakukan operasi bergerak. Aistenok didesain mampu mendeteksi tembakan dan senjata yang berada di darat maupun udara. Tugas utama kompleks radar ini adalah untuk memantau koordinat senjata musuh dan menyesuaikan serangan yang layak.[Press photo]
Sistem radar ini dikembangkan oleh JSC Concern Almaz-Antey. Aistenok hanya berbobot 135 kilogram, sehingga memungkinkan pasukan pengintai dapat memindahkan sistem radar ini menggunakan mobil, atau bahkan hanya diangkut oleh tangan (tiga hingga empat orang). Kompleks ini dapat dirakit dan siap digunakan dalam waktu tak lebih dari lima menit.
Struktur radar terdiri dari sebuah tripod dengan unit penerima transmisi berantena, pembangkit tenaga elektrik, unit yang memproses informasi primer, remote control, serta stasiun radio. Elemen-elemen tersebut terkoneksi menggunakan kabel. Informasi mengenai moda kerja radar dan informasi lain ditampilkan di panel kontrol. Data mengenai target yang terdeteksi ditransfer melalui stasiun radio yang beroperasi dalam jangkauan beberapa centimeter. Meski tak memiliki mekanisme pivotnya sendiri, antena dapat mengobservasi area pada azimuthal beamwidth 60 derajat.
"Sistem radar ini bukan sistem yang paling kuat, tapi merupakan sistem paling dinamis yang sulit dideteksi," kata pakar militer, Jenderal Purnawirawan Mikhail Tymoshenko pada RBTH. Sistem tersebut dapat mendeteksi perhitungan musuh dengan mengomputasi tembakan dan lintasan peluru. Ia dapat mendeteksi target pada jangkauan 200 meter hingga 20 kilometer.
Aistenok mampu menjalankan tiga kategori tugas berdasarkan kompleksitas dan tipe deteksinya. Sistem ini dapat melacak tembakan mortar pada jarak yang sangat pendek. Hebatnya lagi, sistem mampu mengalkulasi parameter terbang mortar dan menentukan titik peluncuran atau pendaratannya. Radar juga dapat mengalkulasikan titik luncur serangan balasan terhadap mortar musuh dan menghitung titik pendaratan, untuk menyesuaikan tembakan.
Saat bekerja dengan mortar, jangkauan deteksi maksimum Aistenok mencapai lima kilometer. Pada jarak tersebut, kompleks dapat mengetahui area penerbangan mortar dan memperhitungkan koordinat mortar dengan tepat. Jarak minimal yang dapat dideteksi oleh sistem 1L271 ialah 750 meter. Kompleks mengunci target dengan akurasi hingga beberapa puluh meter. Nilai kemungkinan error tergantung pada tipe target. Bahkan dengan survei error tiga sampai lima meter, kompleks ini mampu mengalkulasi lokasi musuh hingga 30 meter. Selain itu, sistem ini efektif untuk mengontrol tembakan artileri berkaliber 122 hingga 152 mm. Radar menentukan ledakan proyektil dengan tepat dan mengalkulasi lokasi mereka pada jarak sepuluh meter untuk menyesuaikan tembakan.
Fungsi ketiga radar adalah mendeteksi target lapis baja kelas berat yang bergerak di darat seperti tank. Data mengenai lokasi kendaraan musuh yang berada di jarak 20 kilometer ditransfer ke artileri untuk menyusun serangan.
Di kelas radar pengintai kecil, angkatan bersenjata Rusia memiliki sistem yang jauh lebih kuat, namun Aistenok adalah yang paling dinamis dan hal tersebut memengaruhi kemampuan serangan artileri.
Stasiun radar seperti Aistenok akan sangat populer di kalangan mereka yang bertempur di Donbass. Oleh karena itu, kesampingkan kontroversi apakah perlu atau tidak mengirim senjata ke Ukraina, namun yang jelas pasokan radar baru untuk tentara Rusia harus membawa beberapa penyesuaian dan mendinginkan beberapa 'kepala yang panas'.
★ RBTH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.