Bahkan kemenangan tim Indonesia bisa dikatakan mutlak karena berhasil merebut 30 medali emas dari 50 medali emas yang diperebutkan dalam Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM).
Menurut Mulyono, bukan perkara mudah memilih 14 prajurit terbaik untuk dikirim ke Australia dua pekan lalu. "Proses seleksinya sangat lama dan ketat," kata Mulyono kepada wartawan di Markas Besar TNI AD, Jakarta, Jumat, 29 Mei 2015.
Mulanya beberapa bulan lalu, seluruh kesatuan di TNI AD mengirimkan perwakilan penembak jitu. Mereka berasal dari Kostrad, Komando Pasukan Khusus, hingga masing-masing Komando Daerah Militer.
Setelah seleksi, terpilihlah 80 tentara jago tembak. Seleksi lebih ketat lagi pun dilakukan hingga menghasilkan 14 penembak terbaik dari berbagai kategori, seperti penembak pistol, senapan serbu, sampai senapan runduk atau sniper. Seleksi tersebut digelar di Komando Divisi Infateri 1/ Kostrad di Cilodong, Depok, Jawa Barat.
Selain teknik menembak, tes kesehatan dan psikologi menjadi materi seleksi. Tujuannya, Mulyono ingin 14 penembak andalan TNI AD kuat secara fisik dan mental. Sebagai contoh, tim pelatih akan mencari penembak yang tak punya rasa minder dan malu. Sebab rasa peraya diri sangat dibutuhkan untuk menghadapi pertandingan penting bertaraf internasional. "Jadi kalau jago tembak tapi gampang demam panggung buat apa. Aspek seperti ini sangat kami pikirkan," kata Mulyono.
Walhasil terpilihlah 14 penembak kontingen TNI AD. Mereka terdiri dari sembilan prajurit Kostrad, empat prajurit Kopassus, dan seorang prajurit dari Kodam Mulawarman. Mereka menjalani latihan keras selama tiga bulan di markas Cilodong.
Salah satunya adalah Sersan Dua Misran yang sukses mengantongi tujuh medali emas dan satu medali perunggu. Misran yang bertugas di Infanteri Lintas Udara Kostrad itu mengaku digembleng tanpa kenal libur. "Hari libur pun kami tetap latihan," kata Misran kepada wartawan di Mabes TNI AD.
Panglima Kostrad Letjen Mulyono membenarkan pengakuan Misran. Menurut Mulyono sejak pagi hingga sore, 14 prajurit pilihan itu tak henti-hentinya memuntahkan timah panas dari senjata mereka. Istirahat hanya diberikan pelatih untuk makan siang jam 14.00 WIB dan waktu ibadah shalat.
"Pokoknya mereka nembak terus sampai mukanya jelek," kata Mulyono sambil tersenyum.
Jenderal bintang tiga itu juga mengatakan bahwa masing-masing penembak sudah dijatah menghabiskan sekian peluru. Namun sayang Mulyono tak hapal berapa jumlah jatah peluru untuk satu hari latihan. "Latihan berat mereka tak sia-sia, membuat prestasi yang sangat kami banggakan," kata Mulyono.
Sebelumnya, dalam lomba Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM), perwakilan Indonesia mampu mengalahkan tim tuan rumah, Amerika Serikat, dan Inggris dengan nilai telak. Pada klasemen akhir, kontingen Indonesia berhasil mendapat 30 medali emas, 16 perak, dan 10 perunggu.
Sedangkan Angkatan Darat Australia, yang duduk di posisi dua, mengantongi 4 medali emas, 9 perak, dan 6 perunggu. Perwakilan Amerika Serikat yang bertengger di posisi ketiga mendapat 4 medali emas, 1 perak, dan 2 perunggu.
♞ Tempo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.