Kapal selam Scorpene 1000 yang dibuat perusahaan DCNS Prancis. (DCNS) ♚
Perusahaan pembuat kapal lokal Indonesia telah membentuk kelompok kerja formal dengan perusahaan pembuat kapal selam Prancis untuk mengeksplorasi kebutuhan kapal selam Indonesia. Perusahaan Prancis itu dilaporkan telah “merayu” Indonesia untuk kapal selam baru, Scorpene 1000.
IHS Jane dalam laporannya 25 April 2016 yang mengutip sumber industri, menyatkan PT PAL –pembuat kapal Indonesia—telah menjalin kelompok kerja formal dengan perusahaan kapal selam Prancis, DCNS. Kelompok kerja ini berada di bawah kerangka kerja kedua pemerintah dan mulai bekerja sejak Maret. Kelompok ini mencakup perwakilan dari sektor publik dan swasta.
Indonesia, yang menjadi negara kepulauan terbesar di dunia, saat ini hanya memiliki sedikit kapal selam buatan Jerman, Type 209. Seorang pejabat Departemen Pertahanan Indonesia, seperti dikutip The Diplomat, Kamis (28/4/2016), menyatakan bahwa Indonesia membutuhkan sedikitnya 12 kapal selam pada tahun 2024 untuk patroli perairan.
Pada Oktober 2015 lalu, DCNS pada forum “2015 Pacific International Maritime Exhibition” di Sydney menyatakan bahwa Indonesia dan Prancis telah memasuki pembicaraan perihal penawaran kapal selam baru Prancis.
Laporan dari kelompok kerja baru menunjukkan bahwa Indonesia belum menepis tawaran Prancis. Pihak DCNS telah berulang kali menunjukkan kepada Pemerintah Indonesia bahwa kapal selam Scorpene 1000 cocok untuk Indonesia karena sebagian besar perairannya tergolong dangkal.
Belum jelas bagaimana tepatnya kelompok kerja ini akan mempengaruhi rencana penawaran kapal selam Prancis pada Indonesia. Sebab, Indonesia sebelumnya merasa tertarik dengan dua kapal selam Kilo-class dari Rusia, meskipun belum ada laporan tentang finalisasi kesepakatan.
Tetangga Indonesia, Malaysia sudah memiliki sepasang kapal selam Scorpene-class dari Prancis. DCNS baru-baru ini memenangkan tender untuk membangun armada kapal selam baru Australia yang diklaim akan menghasilkan kapal selam tercanggih di dunia. (mas)
Perusahaan pembuat kapal lokal Indonesia telah membentuk kelompok kerja formal dengan perusahaan pembuat kapal selam Prancis untuk mengeksplorasi kebutuhan kapal selam Indonesia. Perusahaan Prancis itu dilaporkan telah “merayu” Indonesia untuk kapal selam baru, Scorpene 1000.
IHS Jane dalam laporannya 25 April 2016 yang mengutip sumber industri, menyatkan PT PAL –pembuat kapal Indonesia—telah menjalin kelompok kerja formal dengan perusahaan kapal selam Prancis, DCNS. Kelompok kerja ini berada di bawah kerangka kerja kedua pemerintah dan mulai bekerja sejak Maret. Kelompok ini mencakup perwakilan dari sektor publik dan swasta.
Indonesia, yang menjadi negara kepulauan terbesar di dunia, saat ini hanya memiliki sedikit kapal selam buatan Jerman, Type 209. Seorang pejabat Departemen Pertahanan Indonesia, seperti dikutip The Diplomat, Kamis (28/4/2016), menyatakan bahwa Indonesia membutuhkan sedikitnya 12 kapal selam pada tahun 2024 untuk patroli perairan.
Pada Oktober 2015 lalu, DCNS pada forum “2015 Pacific International Maritime Exhibition” di Sydney menyatakan bahwa Indonesia dan Prancis telah memasuki pembicaraan perihal penawaran kapal selam baru Prancis.
Laporan dari kelompok kerja baru menunjukkan bahwa Indonesia belum menepis tawaran Prancis. Pihak DCNS telah berulang kali menunjukkan kepada Pemerintah Indonesia bahwa kapal selam Scorpene 1000 cocok untuk Indonesia karena sebagian besar perairannya tergolong dangkal.
Belum jelas bagaimana tepatnya kelompok kerja ini akan mempengaruhi rencana penawaran kapal selam Prancis pada Indonesia. Sebab, Indonesia sebelumnya merasa tertarik dengan dua kapal selam Kilo-class dari Rusia, meskipun belum ada laporan tentang finalisasi kesepakatan.
Tetangga Indonesia, Malaysia sudah memiliki sepasang kapal selam Scorpene-class dari Prancis. DCNS baru-baru ini memenangkan tender untuk membangun armada kapal selam baru Australia yang diklaim akan menghasilkan kapal selam tercanggih di dunia. (mas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.