Kerjasama dengan TNI AL Prajurit AL Australia di kapal HMAS Perth III (Foto: Sonya Michaella/MTVN) ★
Pihak berwenang Indonesia dan Australia bekerja sama dalam pelestarian bangkai kapal HMAS Perth I yang tenggelam di Selat Sunda pada 1942.
"Pusat Penelitian Arkeologi dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI bekerja sama dengan Museum Maritim Nasional Australia untuk mendokumentasikan bangkai kapal tersebut untuk keperluan pendidikan," ujar Atase Angkatan Laut Australia, Nick Hart di atas HMAS Perth III yang berlayar ke Selat Sunda, Rabu (15/6/2016).
Langkah pertama, kata dia, adalah melakukan penyelaman di tempat tenggelamnya HMAS Perth I tepatnya di perairan Indonesia.
"Operasi seperti ini pasti sulit dan berbahaya. Waktunya tergantung pada kekuatan arus air di bawah," lanjutnya.
Namun, pihak Australia telah membicarakan rencana ini dengan pihak Indonesia. "Penyelaman akan dilakukan akhir tahun ini," tandasnya.
Foto yang diperoleh selama penyelaman ini akan membantu pihak berwenang menentukan kondisi bangkai kapal. Bukti visual ini kemudian akan digunakan sebagai ilustrasi kisah HMAS Perth I dan USA Houston untuk generasi mendatang.
"Ada harapan besar di mana area tersebut pada akhirnya akan dinyatakan sebagai zona konservasi maritim," pungkasnya.
Ia juga menegaskan bahwa segala sesuatunya harus dilakukan dengan hati-hati dan penuh hormat.
"Bila dua bangkai kapal menghilang, demikian pula warisan mereka pun ikut menghilang," pungkasnya. (FJR)
Pihak berwenang Indonesia dan Australia bekerja sama dalam pelestarian bangkai kapal HMAS Perth I yang tenggelam di Selat Sunda pada 1942.
"Pusat Penelitian Arkeologi dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI bekerja sama dengan Museum Maritim Nasional Australia untuk mendokumentasikan bangkai kapal tersebut untuk keperluan pendidikan," ujar Atase Angkatan Laut Australia, Nick Hart di atas HMAS Perth III yang berlayar ke Selat Sunda, Rabu (15/6/2016).
Langkah pertama, kata dia, adalah melakukan penyelaman di tempat tenggelamnya HMAS Perth I tepatnya di perairan Indonesia.
"Operasi seperti ini pasti sulit dan berbahaya. Waktunya tergantung pada kekuatan arus air di bawah," lanjutnya.
Namun, pihak Australia telah membicarakan rencana ini dengan pihak Indonesia. "Penyelaman akan dilakukan akhir tahun ini," tandasnya.
Foto yang diperoleh selama penyelaman ini akan membantu pihak berwenang menentukan kondisi bangkai kapal. Bukti visual ini kemudian akan digunakan sebagai ilustrasi kisah HMAS Perth I dan USA Houston untuk generasi mendatang.
"Ada harapan besar di mana area tersebut pada akhirnya akan dinyatakan sebagai zona konservasi maritim," pungkasnya.
Ia juga menegaskan bahwa segala sesuatunya harus dilakukan dengan hati-hati dan penuh hormat.
"Bila dua bangkai kapal menghilang, demikian pula warisan mereka pun ikut menghilang," pungkasnya. (FJR)
★ Metrotv
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.