Salah satu produk PT Pindad ☆
PT Pindad (Persero) terus mengembangkan teknologi tinggi dalam memproduksi senjata. Belum lama ini, senjata serbu (SS) generasi ke-3 telah diluncurkan. Bahkan diyakini, SS3 produksi Pindad tersebut semakin garang dengan kemampuan dan kekuatannya.
Direktur Utama Pindad Silmy Karim mengatakan, SS3 ini memiliki kekuatan dan tingkat akurasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan SS1 dan SS2.
Senjata tersebut menggunakan peluru kaliber 7,62 mm dan cocok dipakai dalam perang gurun. Keberhasilan senjata SS1 V1 Marinize yang bisa menembus rompi antipeluru marinir AS, saat uji setting senjata pada latihan Rim of Pacific di Kaneohe Bay Marine Corps Base, Hawaii, Honolulu, Amerika Serikat beberapa waktu lalu, tentunya SS3 memiliki kemampuan dan hasil yang berlipat ganda.
“Dengan peluru yang lebih besar dari SS2, pada SS3 ini jarak jangkauan tembaknya lebih jauh dengan tingkat akurasi yang tinggi. Selain itu, SS3 ini tingkat usianya bahkan bisa lebih dari 10.000 tembakan. Artinya, dari sisi kekuatan senjata jauh lebih tinggi, dan dari sisi peluru pun ukurannya lebih besar dengan tingkat akurasi yang tinggi pula,” paparnya saat ditemui KORAN SINDO.
Meski merupakan turunan dari SS1 dan SS2, akan tetapi perbedaan cukup mencolok terlihat pada spesifikasi SS3. Silmy mengatakan, SS3 saat ini peruntukannya untuk medan tempur darat yang luas seperti gurun, namun senjata ini juga akan dikembangkan untuk medan tempur amphibi seperti layaknya SS1 V1 Marinize dengan spesifikasi SS3.
Silmy mengungkapkan, kehadiran SS3 yang memiliki keunggulan tentunya dihasilkan dari bahan dan teknologi yang tidak biasanya. Jika pada umumnya peluru terutama pelornya dibuat dari timah, maka untuk senjata ini amunisi tersebut di gabungkan.
Untuk bahan pembuatannya sendiri, ide rancangan, dan desain senjata murni berasal dari dalam negeri. Ini artinya, senjata ini merupakan salah satu produk dalam negeri yang sudah mampu bersaing produsen senjata dunia, seperti Jerman atau Rusia.
“Jadi kekuatannya itu pada pelornya. Tentunya, didukung dengan senjata yang kuat juga. Senjata buatan kita bisa bersaing dengan senjata di kelasnya, yang dibuat oleh Rusia atau Jerman,” tegasnya.
Bukan tanpa alasan pihak nya membuat produksi senjata dan peluru tersebut. Ia meyakini bahwa dengan persenjataan yang kuat dan kemampuan senjata tersebut bersaing dengan senjata-senjata hebat lainnya, bisa membuat tentara dan pertahanan Indonesia semakin unggul, disegani pertahanannya dan bahkan ditakuti industri senjatanya. (dni)
PT Pindad (Persero) terus mengembangkan teknologi tinggi dalam memproduksi senjata. Belum lama ini, senjata serbu (SS) generasi ke-3 telah diluncurkan. Bahkan diyakini, SS3 produksi Pindad tersebut semakin garang dengan kemampuan dan kekuatannya.
Direktur Utama Pindad Silmy Karim mengatakan, SS3 ini memiliki kekuatan dan tingkat akurasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan SS1 dan SS2.
Senjata tersebut menggunakan peluru kaliber 7,62 mm dan cocok dipakai dalam perang gurun. Keberhasilan senjata SS1 V1 Marinize yang bisa menembus rompi antipeluru marinir AS, saat uji setting senjata pada latihan Rim of Pacific di Kaneohe Bay Marine Corps Base, Hawaii, Honolulu, Amerika Serikat beberapa waktu lalu, tentunya SS3 memiliki kemampuan dan hasil yang berlipat ganda.
“Dengan peluru yang lebih besar dari SS2, pada SS3 ini jarak jangkauan tembaknya lebih jauh dengan tingkat akurasi yang tinggi. Selain itu, SS3 ini tingkat usianya bahkan bisa lebih dari 10.000 tembakan. Artinya, dari sisi kekuatan senjata jauh lebih tinggi, dan dari sisi peluru pun ukurannya lebih besar dengan tingkat akurasi yang tinggi pula,” paparnya saat ditemui KORAN SINDO.
Meski merupakan turunan dari SS1 dan SS2, akan tetapi perbedaan cukup mencolok terlihat pada spesifikasi SS3. Silmy mengatakan, SS3 saat ini peruntukannya untuk medan tempur darat yang luas seperti gurun, namun senjata ini juga akan dikembangkan untuk medan tempur amphibi seperti layaknya SS1 V1 Marinize dengan spesifikasi SS3.
Silmy mengungkapkan, kehadiran SS3 yang memiliki keunggulan tentunya dihasilkan dari bahan dan teknologi yang tidak biasanya. Jika pada umumnya peluru terutama pelornya dibuat dari timah, maka untuk senjata ini amunisi tersebut di gabungkan.
Untuk bahan pembuatannya sendiri, ide rancangan, dan desain senjata murni berasal dari dalam negeri. Ini artinya, senjata ini merupakan salah satu produk dalam negeri yang sudah mampu bersaing produsen senjata dunia, seperti Jerman atau Rusia.
“Jadi kekuatannya itu pada pelornya. Tentunya, didukung dengan senjata yang kuat juga. Senjata buatan kita bisa bersaing dengan senjata di kelasnya, yang dibuat oleh Rusia atau Jerman,” tegasnya.
Bukan tanpa alasan pihak nya membuat produksi senjata dan peluru tersebut. Ia meyakini bahwa dengan persenjataan yang kuat dan kemampuan senjata tersebut bersaing dengan senjata-senjata hebat lainnya, bisa membuat tentara dan pertahanan Indonesia semakin unggul, disegani pertahanannya dan bahkan ditakuti industri senjatanya. (dni)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.