Semangat juang yang tertanam pada diri para prajurit Grup-2/Parako Kopassus di dalam tugas - pantang mundur dalam pertempuran hingga titik darah penghabisan - benar-benar mereka buktikan, meski sebagian anggota badan harus rusak karenanya...
Ⓢerma
Niko, ketika bertugas di Ambon, Maluku (2001) sebagai bagian dari
Yongab-2 (berisi personil Kopassus, Marinir dan Paskhas) mendapat
perintah utuk membantu membebaskan personil Yonif 408 yang terkepung dan
tidak dapat keluar dari suatu tempat ketika mereka sedang mengadakan
patroli, karena dihadang dan dibarikade oleh salah satu kelompok yang
berkonflik disana.
Dalam
upaya pembebasan rekan-rekannya yang terkepung itu, di sekitar PAM Haur
Kuning dia bersama pasukannya dari Batalyon Gabungan (Yongab) dihadang
lalu terjadi kontak senjata dengan kelompok yang membarikade lokasi
pasukan Yonif 408. Namun mereka dapat dan berhasil mengurung lawan,
sehingga personil 408 dapat keluar dengan aman.
Selanjutnya
pasukan melakukan penelusuran dengan menaiki sebuah tebing sehingga
pandangan menjadi luas. Di atas tebing, terlihat sebuah rumah yang
dijadikan pos oleh salah satu kelompok bersenjata yang bertikai di
Ambon.
Pos
itu lalu diserang dan terjadilah baku tembak. " Saat menyerbu ke rumah
itu, pasukan dihadang dengan senjata mesin Minimi, tapi berhasil
dilumpuhkan sehingga rumah itu dapat dikuasai. Di dalam rumah tersebut
banyak mayat tergeletak akibat baku tembak, " katanya. Sedikitnya 15
orang personil lawan terkena tembakan.
Pasukan
dari Yongab-2 itu lalu mengadakan pembersihan ke dalam rumah. Selesai
pembersihan, sesaat sebelum keluar dari rumah, ternyata lawan melempar
granat dan masuk ke dalam rumah. Niko lalu teriak "Granat" dan pasukan
yang ada di dalam segera lari keluar, sehingga granat itu tidak sempat
mengenai mereka.
Namun
tanpa diduga, di luar rumah kembali mereka dilempari granat. Dua granat
secara berturut-turut dilempar. Granat pertama tidak mengenai pasukan,
tapi granat ketiga mengenai salah satu personil pasukan Batalyon
Gabungan (Yongab).
Secara
spontan, Bintara Kompi yang sekarang menjabat Bintara Tinggi Logistik
Grup-2 ini lalu mengendong rekannya yang terluka, berlari mencari tempat
berlindung, karena tembakan masih gencar menghujani mereka.
"Saya
dan rekan dari Paskhas AU yang saya gendong berguling-guling untuk
menghindari tembakan. Sebagai prajurit Komando, saya tidak gentar dan
pantang menyerah, walaupun saat itu musuh yang menembaki sangat banyak.
Saya harus lolos dari maut, walaupun hati kecil pesimis, karena melihat
kondisi maupun situasi medan yang susah dan lawan yang kuat tersebut.
Bahkan, karena gencarnya tembakan, kami tidak dapat membalasnya,"
katanya.
Begitu
mendapat tempat berlindung berupa bangunan kios kecil berdinding dan
beratap seng, dia dan pasukannya melakukan tembakan balasan. Namun
kembali seorang rekannya kena tembak di punggung dan ketika akan
menolongnya, sebutir peluru mengenai helmnya. "menurut saya, tembakan
itu berasal dari Sniper. Peluru itu terasa berputar-putar lalu mengenai
mata kanan saya hingga pecah. Serpihan peluru juga mengenai mata kiri
saya." kenangnya.
Peristiwa kontak senjata di Haur Kuning itu mengakibatkan satu prajurit gugur dan beberapa lainnya luka-luka, termasuk Niko.
Kini,
mata kanan lelaki bertubuh besar itu mengalami kebutaan dan terpaksa
dia menggunakan mata palsu. Untung saja mata kirinya bisa berfungsi
kembali dengan normal, sehingga dia masih tetap bergabung di Kopassus,
Niko yang pernah ditugasi dalam tugas di Timor Timur (1993-1994), Irian
Jaya/Papua (1996-1998), juga akhirnya bertugas kembali ke Ambon pada
tahun berikutnya.
Atas
keberhasilan dan pengorbanannya itu, dia mendapat kenaikan pangkat dua
tingkat, melalui KPMT (Kenaikan Pangkat Medan Tempur) pada Januari 2005,
yakni dari pangkat Sertu (Sersan Satu) menjadi Serma (Sersan Mayor).
Dan, atas cacat mata kanannya yang sudah tidak dapat berfungsi lagi,
maka membuat Serma Niko menjadi penembak kidal, karena musti membiasakan
diri menembak dengan mata kirinya untuk membidik sasaran target.
“ DWI DHARMA BIRAWA YUDHA ”
(dikutip dari Majalah Defender, April 2007)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.