Jakarta ♼ Banyak hal positif dari Indonesia yang menjadi modal kerja sama dengan Timor Leste. Selain wilayah yang luas, alam yang kaya dan indah, serta penduduk yang banyak, Indonesia juga memiliki kebudayaan tinggi dan etos kerja yang bagus.
"Kerja sama kedua bangsa akan sangat membantu rakyat Timor Leste," kata mantan Uskup Dili, Carlos Filipe Ximenes Belo dalam pertemuan nostalgia dengan para mantan perwira TNI yang pernah bertugas di Timor Timur (Timtim) di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (9/12).
Hadir pada kesempatan itu, antara lain Letjen TNI (Pur) Kiki Syahnakri, mantan Panglima Penguasa Darurat Militer Timtim pada September-November 1999 dan Pangdam IX Udayana November 1999-November 2000, Mayjen TNI (Pur) Zacky Anwar Makarim, mantan kepala BIA, pastor Markus Wanandi, dan mantan Dubes Keliling Lopez da Cruz. Para purnawirawan TNI dan Uskup Belo tampak akrab saat beramah-tamah.
Dalam sambutannya, Uskup Belo maupun para perwira sama-sama memohon maaf atas kesalahan masa lalu. Timor Timur pernah menjadi bagian dari NKRI dengan menjadi provinsi ke-27 pada tahun 1976-1999, sebelum memisahkan diri dan berganti nama menjadi negara Timor Leste.
Para mantan petinggi TNI menyatakan mereka tak bisa melupakan Timor Timur. Di antara mereka, ada yang mendapatkan pasangan hidup saat bertugas di sana, serta interaksi yang mendalam dengan warga selama 25 tahun tetap membekas hingga saat ini.
Mereka juga menyatakan semua yang dilakukan TNI di Timor Timur pada masa lalu semata-mata hanya menjalankan tugas negara. Kalau ada aparat TNI yang bertindak kejam, itu adalah oknum.
"Gara-gara kata oknum itu, Uskup Belo sempat menyindir, oknum TNI kok banyak sekali," kata Kiki Syahnakri yang disambut tawa hadirin. Uskup Belo pun tampak tertawa lebar.
Sedangkan Zacky menyatakan posisi politik menentukan sikap bangsa. Waktu itu, katanya, TNI dan warga yang prokemerdekaan Timor Timur berhadap-hadapan. "Sekarang semuanya sudah lewat. Tinggal kenangan dan yang terpenting, kita bangun kehidupan baru," ujar Zacky.
Belo yang saat ini tinggal di Portugal mengaku Indonesia penting bagi Timor Leste. Bukan hanya karena tetangga dekat dan sejarah masa lalu, banyak hal positif dari Indonesia yang perlu dipelajari bangsa Timor Leste. Dia mengharapkan agar kedua bangsa bisa meningkatkan kerja sama untuk kesejahteraan rakyat dan kebaikan dunia.
"Kerja sama kedua bangsa akan sangat membantu rakyat Timor Leste," kata mantan Uskup Dili, Carlos Filipe Ximenes Belo dalam pertemuan nostalgia dengan para mantan perwira TNI yang pernah bertugas di Timor Timur (Timtim) di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (9/12).
Hadir pada kesempatan itu, antara lain Letjen TNI (Pur) Kiki Syahnakri, mantan Panglima Penguasa Darurat Militer Timtim pada September-November 1999 dan Pangdam IX Udayana November 1999-November 2000, Mayjen TNI (Pur) Zacky Anwar Makarim, mantan kepala BIA, pastor Markus Wanandi, dan mantan Dubes Keliling Lopez da Cruz. Para purnawirawan TNI dan Uskup Belo tampak akrab saat beramah-tamah.
Dalam sambutannya, Uskup Belo maupun para perwira sama-sama memohon maaf atas kesalahan masa lalu. Timor Timur pernah menjadi bagian dari NKRI dengan menjadi provinsi ke-27 pada tahun 1976-1999, sebelum memisahkan diri dan berganti nama menjadi negara Timor Leste.
Para mantan petinggi TNI menyatakan mereka tak bisa melupakan Timor Timur. Di antara mereka, ada yang mendapatkan pasangan hidup saat bertugas di sana, serta interaksi yang mendalam dengan warga selama 25 tahun tetap membekas hingga saat ini.
Mereka juga menyatakan semua yang dilakukan TNI di Timor Timur pada masa lalu semata-mata hanya menjalankan tugas negara. Kalau ada aparat TNI yang bertindak kejam, itu adalah oknum.
"Gara-gara kata oknum itu, Uskup Belo sempat menyindir, oknum TNI kok banyak sekali," kata Kiki Syahnakri yang disambut tawa hadirin. Uskup Belo pun tampak tertawa lebar.
Sedangkan Zacky menyatakan posisi politik menentukan sikap bangsa. Waktu itu, katanya, TNI dan warga yang prokemerdekaan Timor Timur berhadap-hadapan. "Sekarang semuanya sudah lewat. Tinggal kenangan dan yang terpenting, kita bangun kehidupan baru," ujar Zacky.
Belo yang saat ini tinggal di Portugal mengaku Indonesia penting bagi Timor Leste. Bukan hanya karena tetangga dekat dan sejarah masa lalu, banyak hal positif dari Indonesia yang perlu dipelajari bangsa Timor Leste. Dia mengharapkan agar kedua bangsa bisa meningkatkan kerja sama untuk kesejahteraan rakyat dan kebaikan dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.