TNI Angkatan Laut akan membeli sejumlah kapal selam class kilo dari Rusia dalam waktu dekat ini. Tujuan pembelian kapal selam tersebut untuk menjaga pertahanan batas laut selatan Indonesia.
"Ada rencana pembangunan kapal selam besar-besaran di Indonesia. Kami telah bicara dengan tim dari Rusia," ujar Purnomo saat jumpa pers di kantornya, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (6/11/2013).
Sebelumnya Indonesia juga telah memiliki 3 kapal selam baru hasil kerjasama dengan Korea Selatan pada Selasa (3/12) lalu. Sebanyak 2 unit dibuat di Korea Selatan, dan satu unit dibuat di dalam negeri.
"Kalau untuk jumlahnya (yang di Rusia), sekitar bulan depan kita akan kirim tim Angkatan Laut ke Rusia untuk melihat spesifikasi. Mereka akan lihat spesifikasi teknisnya serta disesuaikan dengan anggaran yang ada," imbuhnya.
Purnomo menyebut bahwa kapal selam buatan Rusia memiliki keunggulan pada teknologi peluru kendalinya. Kapal selam tersebut mampu menembak hingga 300-400 km dari subsurface hingga surface.
"Kapal selam tersebut namanya Kilo. Nantinya kita ada dua pilihan yakni beli kapal bekas kemudian kita modifikasi, atau kita akan beli kapal baru," tuturnya.
Purnomo pun menegaskan bahwa kerjasama ini tak ada kaitannya dengan isu intelejen yang dibocorkan oleh Edward Snowden. Karena saat ini Snowden berada di Rusia.
"Oh tidak ada kaitannya (dengan Snowden), karena kita kan sudah ada wacana kerjasama ini sejak 4 tahun lalu," pungkasnya.
Menhan Bantah Beli Kapal Selam untuk Hadapi Ancaman Australia
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro membantah rencana pembelian kapal selam jenis Kilo Class dari Rusia yang ditempatkan di wilayah selatan Indonesia untuk menghadapi ancaman dari Australia. Menurutnya, pembelian kapal selam sudah direncanakan sejak lama sesuai dengan rencana strategis Minimum Essential Force (MEF).
"Saya tidak pernah mengatakan ancaman dari selatan dalam buku putih. Dalam rencana itu, dalam konteks regional yang diprioritaskan itu di perbatasan," katanya kepada wartawan saat jumpa pers di kantor Kementerian Pertahanan, Medan Merdeka, Jakarta, Jumat (6/12/2013).
Menurut, Kementerian Pertahanan sudah merencanakan pembelian alat utama sistem persenjataan (alutsista) sejak MEF dibuat dalam tiga tahap, yaitu tahap pertama (2010-2014), tahap kedua (2015-2019), dan tahap ketiga (2020-2024). Terkait rencana pembelian kapal selam, ia mengatakan pembelian alutsista bisa saja dipercepat sesuai dengan kemampuan anggaran.
"Selama kami memiliki dukungan dari pemerintah dan DPR (Dewan Perwakilan Rakyat), itu kita lakukan," ucapnya.
Purnomo mengatakan rencana pembelian kapal selam dari Rusia untuk menjaga checkpoint perairan Indonesia. Indonesia, katanya, memiliki lima checkpoint, yaitu selat sunda, selat Lombok, dan tiga checkpoint di wilayah timur perairan Indonesia. Ia mengatakan kapal selam ini nantinya akan ditempatkan di wilayah timur karena perairannya yang cukup dalam. Ia mengatakan kapal selam jenis Kilo Class yang dibeli dari Rusia adalah kapal selam bekas yang akan dimodernisasi, termasuk dilengkapi peluru kendali jarak jauh. Namun, ia mengatakan kapal selam itu masih dioperasionalkan oleh AL Rusia.
"Di dalam military base-nya, mereka punya ratusan kapal selam yang masih digunakan," kata Purnomo.
Terkait dengan alokasi dana, Purnomo mengatakan kementeriannya tidak memiliki masalah dengan anggaran. Mengenai nilai pembeliannya, ia juga mengaku masih bernegosiasi dengan pihak Rusia, termasuk soal opsi jenis pembiayaan yang akan digunakan.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Marsetiyo mengatakan saat TNI-AL sudah mengirimkan sebuah tim untuk memeriksa spesifikasi teknis kapal selam tersebut. Namun, ia menggarisbawahi salah satu keunggulan dari kapal selam buatan Rusia tersebut.
"Kemampuannya yang memiliki peluru kendali yang bisa ditembakkan dari bawah permukaan (laut) dengan jarak jauh. Itu yang kita enggak punya," tandasnya.
"Karena di laut selatan Indonesia itu termasuk laut dalam dan cocok di sana. Selain itu di laut selatan terdapat lima titik jalur yang harus dijaga apabila musuh datang," ujar Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro di kantornya usai rapat dengan Kepala Staf Angkatan laut (Kasal) Laksamana TNI Marsetio dan delegasi Rusia, Jumat (6/12).
Purnomo menambahkan alasan pembelian dari Rusia karena teknologi yang dimiliki negeri komunis itu sangat canggih. Kecanggihan tersebut yakni kapal selam class kilo memiliki rudal pengendali dari bawah laut ke permukaan.
"Tetapi untuk jumlah berapa yang dibeli dan barang baru atau bekas kita akan kirim tim dulu ke Rusia. Nanti tim akan melihat kondisi kapalnya seperti apa perbedaan yang baru dan bekas," katanya.
Mengenai sistem pembayaran, Purnomo memiliki dua opsi kredit atau cash. "Anggaran dari kabinet masih tersisa cukup banyak kok," tuturnya.
Sementara itu, Marsetio mengatakan saat ini Indonesia baru memiliki dua kapal selam dari Jerman yang beroperasi. Selain itu, saat ini TNI AL sedang membangun kapal selam dari Korea Selatan.
"Jadi idealnya kita butuh minimal 12 kapal selam untuk menjaga pertahanan laut Indonesia. Tetapi kita sesuaikan dengan budget negara," kata Marsetio.
Bangun Kapal Selam Besar-besaran, Indonesia Incar Rusia
Indonesia berniat membeli kapal selam buatan Rusia. Menteri Pertahanan Indonesia Purnomo Yusgiantoro mengungkapkan hal tersebut setelah menggelar rapat dengan Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Marsetyo.
Indonesia berniat membeli kapal selam buatan Rusia. Menteri Pertahanan Indonesia Purnomo Yusgiantoro mengungkapkan hal tersebut setelah menggelar rapat dengan Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Marsetyo.
"Ada rencana pembangunan kapal selam besar-besaran di Indonesia. Kami telah bicara dengan tim dari Rusia," ujar Purnomo saat jumpa pers di kantornya, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (6/11/2013).
Sebelumnya Indonesia juga telah memiliki 3 kapal selam baru hasil kerjasama dengan Korea Selatan pada Selasa (3/12) lalu. Sebanyak 2 unit dibuat di Korea Selatan, dan satu unit dibuat di dalam negeri.
"Kalau untuk jumlahnya (yang di Rusia), sekitar bulan depan kita akan kirim tim Angkatan Laut ke Rusia untuk melihat spesifikasi. Mereka akan lihat spesifikasi teknisnya serta disesuaikan dengan anggaran yang ada," imbuhnya.
Purnomo menyebut bahwa kapal selam buatan Rusia memiliki keunggulan pada teknologi peluru kendalinya. Kapal selam tersebut mampu menembak hingga 300-400 km dari subsurface hingga surface.
"Kapal selam tersebut namanya Kilo. Nantinya kita ada dua pilihan yakni beli kapal bekas kemudian kita modifikasi, atau kita akan beli kapal baru," tuturnya.
Purnomo pun menegaskan bahwa kerjasama ini tak ada kaitannya dengan isu intelejen yang dibocorkan oleh Edward Snowden. Karena saat ini Snowden berada di Rusia.
"Oh tidak ada kaitannya (dengan Snowden), karena kita kan sudah ada wacana kerjasama ini sejak 4 tahun lalu," pungkasnya.
Menhan Bantah Beli Kapal Selam untuk Hadapi Ancaman Australia
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro membantah rencana pembelian kapal selam jenis Kilo Class dari Rusia yang ditempatkan di wilayah selatan Indonesia untuk menghadapi ancaman dari Australia. Menurutnya, pembelian kapal selam sudah direncanakan sejak lama sesuai dengan rencana strategis Minimum Essential Force (MEF).
"Saya tidak pernah mengatakan ancaman dari selatan dalam buku putih. Dalam rencana itu, dalam konteks regional yang diprioritaskan itu di perbatasan," katanya kepada wartawan saat jumpa pers di kantor Kementerian Pertahanan, Medan Merdeka, Jakarta, Jumat (6/12/2013).
Menurut, Kementerian Pertahanan sudah merencanakan pembelian alat utama sistem persenjataan (alutsista) sejak MEF dibuat dalam tiga tahap, yaitu tahap pertama (2010-2014), tahap kedua (2015-2019), dan tahap ketiga (2020-2024). Terkait rencana pembelian kapal selam, ia mengatakan pembelian alutsista bisa saja dipercepat sesuai dengan kemampuan anggaran.
"Selama kami memiliki dukungan dari pemerintah dan DPR (Dewan Perwakilan Rakyat), itu kita lakukan," ucapnya.
Purnomo mengatakan rencana pembelian kapal selam dari Rusia untuk menjaga checkpoint perairan Indonesia. Indonesia, katanya, memiliki lima checkpoint, yaitu selat sunda, selat Lombok, dan tiga checkpoint di wilayah timur perairan Indonesia. Ia mengatakan kapal selam ini nantinya akan ditempatkan di wilayah timur karena perairannya yang cukup dalam. Ia mengatakan kapal selam jenis Kilo Class yang dibeli dari Rusia adalah kapal selam bekas yang akan dimodernisasi, termasuk dilengkapi peluru kendali jarak jauh. Namun, ia mengatakan kapal selam itu masih dioperasionalkan oleh AL Rusia.
"Di dalam military base-nya, mereka punya ratusan kapal selam yang masih digunakan," kata Purnomo.
Terkait dengan alokasi dana, Purnomo mengatakan kementeriannya tidak memiliki masalah dengan anggaran. Mengenai nilai pembeliannya, ia juga mengaku masih bernegosiasi dengan pihak Rusia, termasuk soal opsi jenis pembiayaan yang akan digunakan.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Marsetiyo mengatakan saat TNI-AL sudah mengirimkan sebuah tim untuk memeriksa spesifikasi teknis kapal selam tersebut. Namun, ia menggarisbawahi salah satu keunggulan dari kapal selam buatan Rusia tersebut.
"Kemampuannya yang memiliki peluru kendali yang bisa ditembakkan dari bawah permukaan (laut) dengan jarak jauh. Itu yang kita enggak punya," tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.