Universitas Surya Mengembangkan Konverter Bahan Bakar Minyak ke Gas Jakarta ☆ Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat bekerja sama dengan Universitas Surya mengembangkan alat pengalih atau konverter bahan bakar minyak ke gas untuk sepeda motor dinas prajurit. Riset konverter ini memakan waktu selama enam bulan.
Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Budiman mengatakan alat pengalih bahan bakar buatan anak buahnya tak sama dengan alat serupa bikinan pihak lain. "Punya kami bahan bakar gas sudah bisa digunakan sejak mesin dihidupkan," kata Budiman dalam jumpa pers di Markas Besar TNI AD, di Jalan Veteran, Jakarta, Senin, 7 April 2014.
Dalam jumpa pers, tim peneliti memamerkan sebuah sepeda motor tipe sport merek Honda Megapro berkapasitas silinder 160cc. Di bagian belakang motor, sengaja ditempel semacam kotak dari bahan plastik yang mirip dengan kotak perkakas. Di dalam kotak berukuran sekitar 30x30 sentimeter terdapat sebuah tabung gas berwarna biru dan beberapa alat konverter mirip selang.
Tabung gas elpiji berkapasitas tiga kilogram itulah yang menjadi bahan bakar sepeda motor. Berdasar uji jalan, bahan bakar gas tiga kilogram dapat digunakan menempuh jarak 250 kilometer. "Ini untuk motor kapasitas 160cc, kalau dipakai motor bebek (kapasitas mesin 110-125cc) bisa hampir dua kalinya (bisa menempuh 500 kilometer)," kata Budiman. Harga gas elpiji tiga kilogram yang hanya Rp 15 ribu jelas lebih murah dibanding harga bahan bakar minyak. Adapun satu alat konverter dijual dengan harga Rp 1,4 juta.
Budiman ingin tim peneliti bisa membuat alat konversi yang lebih bagus dengan harga yang lebih murah. Jika berhasil, TNI AD sudah menyiapkan skema kerja sama dengan Koperasi Angkatan Darat untuk memesan seribu konverter untuk digunakan pada sepeda motor dinas Bintara Pembina Desa. "Jika sukses, kami akan jual konverter ini ke masyarakat sebab manfaatnya bagus untuk penghemat bahan bakar minyak," kata dia.
Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Budiman mengatakan alat pengalih bahan bakar buatan anak buahnya tak sama dengan alat serupa bikinan pihak lain. "Punya kami bahan bakar gas sudah bisa digunakan sejak mesin dihidupkan," kata Budiman dalam jumpa pers di Markas Besar TNI AD, di Jalan Veteran, Jakarta, Senin, 7 April 2014.
Dalam jumpa pers, tim peneliti memamerkan sebuah sepeda motor tipe sport merek Honda Megapro berkapasitas silinder 160cc. Di bagian belakang motor, sengaja ditempel semacam kotak dari bahan plastik yang mirip dengan kotak perkakas. Di dalam kotak berukuran sekitar 30x30 sentimeter terdapat sebuah tabung gas berwarna biru dan beberapa alat konverter mirip selang.
Tabung gas elpiji berkapasitas tiga kilogram itulah yang menjadi bahan bakar sepeda motor. Berdasar uji jalan, bahan bakar gas tiga kilogram dapat digunakan menempuh jarak 250 kilometer. "Ini untuk motor kapasitas 160cc, kalau dipakai motor bebek (kapasitas mesin 110-125cc) bisa hampir dua kalinya (bisa menempuh 500 kilometer)," kata Budiman. Harga gas elpiji tiga kilogram yang hanya Rp 15 ribu jelas lebih murah dibanding harga bahan bakar minyak. Adapun satu alat konverter dijual dengan harga Rp 1,4 juta.
Budiman ingin tim peneliti bisa membuat alat konversi yang lebih bagus dengan harga yang lebih murah. Jika berhasil, TNI AD sudah menyiapkan skema kerja sama dengan Koperasi Angkatan Darat untuk memesan seribu konverter untuk digunakan pada sepeda motor dinas Bintara Pembina Desa. "Jika sukses, kami akan jual konverter ini ke masyarakat sebab manfaatnya bagus untuk penghemat bahan bakar minyak," kata dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.