AS Kesal Pasukan Turki yang dikerahkan ke Suriah dilaporkan bentrok dengan sejumlah kelompok pemberontak Suriah yang didukung oleh AS. (Reuters)
Amerika Serikat (AS) mengaku kesal dengan tindakan yang dilakukan oleh Turki di Suriah. Pasukan Turki yang dikerahkan ke Suriah dilaporkan bentrok dengan sejumlah kelompok pemberontak Suriah yang didukung oleh AS.
Menanggapi laporan tersebut, AS mengaku mengecam keras bentrokan tersebut, dan menyebutnya sebagai tindakan yang tidak bisa diterima. AS beralasan, wilayah yang menjadi lokasi bentrokan bukanlah wilayah yang dikuasai oleh ISIS atau al-Nusra.
"Kami ingin membuat jelas, bahwa kita melihat adanya bentrokan ini, di daerah di mana ISIL tidak beroperasi. Hal ini benar-beanr tidak dapat diterima dan sumber keprihatinan yang mendalam," kata Brett McGurk, utusan khusus Presiden AS untuk koalisi untuk melawan ISIS.
"Kami menyerukan kepada semua pihak bersenjata untuk mundur. AS secara aktif terlibat untuk memfasilitasi untuk mempersempit perbedaan dan menyatukan fokus untuk melawan ISIS, yang tetap menjadi ancaman mematikan," sambungnya, seperti dilansir Reuters pada Senin (29/8).
Turki terlibat bentrokan dengan sejumlah kelompok pemberontak, termasuk di dalamnya Kurdi, kemarin di wilayah Suriah utara. Bentrokan ini terjadi di hari kelima kampanye lintas-perbatasan yang menurut kelompok pemantau telah menewaskan sedikitnya 35 warga sipil di Suriah utara.
Sebelum Kurdi Lenyap, Operasi di Suriah Terus Berlangsung
Presiden Turki Tayyip Erdogan menuturkan, operasi yang mereka jalankan di Suriah tidak akan berhenti sampai mereka berhasil memberangus Kurdi. (Reuters)
Presiden Turki Tayyip Erdogan menuturkan, operasi yang mereka jalankan di Suriah tidak akan berhenti sampai mereka berhasil memberangus Kurdi. Uni Demokratik Kurdi (PYD) di Suriah dinilai sebagai kelompok afiliasi Partai Pekerja Kurdi (PKK), kelompok yang dianggap teroris oleh pemerintah Erdogan.
Berbicara di Gaziantep, Erdogan mengatakan, Turki akan memburu setiap kelompok teroris yang ada, termasuk di dalamnya Kurdi, ISIS, atau al-Nusra. Khusus untuk PYD, Erdogan berjanji akan memberangus kelompok itu sampai ke akar-akarnya.
"Kami akan melawan ISIS di Jarabulus, Suriah atau Bashiqa, Irak dan, jika perlu, di tempat lain. Kami tegas mengenai PYD. Operasi kami di Suriah utara akan terus berjalan, sampai kami berhasil memberangus kelompok ini hingga ke akar," ucap Erdogan, seperti dilansir Sputnik pada Senin (29/8).
Rabu lalu, Ankara mengumumkan bahwa pasukan Turki yang didukung oleh pesawat koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS), telah memulai operasi militer yang dijuluki Efrat Shield untuk membersihkan Jarabulus dari militan ISIS dan juga Kurdi.
Ketegangan antara Ankara dan Kurdi meningkat pada bulan Juli tahun 2015, saat gencatan senjata antara Turki dan PKK runtuh akibat serangkaian serangan teroris, yang diduga dilakukan oleh anggota PKK. (esn)
Amerika Serikat (AS) mengaku kesal dengan tindakan yang dilakukan oleh Turki di Suriah. Pasukan Turki yang dikerahkan ke Suriah dilaporkan bentrok dengan sejumlah kelompok pemberontak Suriah yang didukung oleh AS.
Menanggapi laporan tersebut, AS mengaku mengecam keras bentrokan tersebut, dan menyebutnya sebagai tindakan yang tidak bisa diterima. AS beralasan, wilayah yang menjadi lokasi bentrokan bukanlah wilayah yang dikuasai oleh ISIS atau al-Nusra.
"Kami ingin membuat jelas, bahwa kita melihat adanya bentrokan ini, di daerah di mana ISIL tidak beroperasi. Hal ini benar-beanr tidak dapat diterima dan sumber keprihatinan yang mendalam," kata Brett McGurk, utusan khusus Presiden AS untuk koalisi untuk melawan ISIS.
"Kami menyerukan kepada semua pihak bersenjata untuk mundur. AS secara aktif terlibat untuk memfasilitasi untuk mempersempit perbedaan dan menyatukan fokus untuk melawan ISIS, yang tetap menjadi ancaman mematikan," sambungnya, seperti dilansir Reuters pada Senin (29/8).
Turki terlibat bentrokan dengan sejumlah kelompok pemberontak, termasuk di dalamnya Kurdi, kemarin di wilayah Suriah utara. Bentrokan ini terjadi di hari kelima kampanye lintas-perbatasan yang menurut kelompok pemantau telah menewaskan sedikitnya 35 warga sipil di Suriah utara.
Sebelum Kurdi Lenyap, Operasi di Suriah Terus Berlangsung
Presiden Turki Tayyip Erdogan menuturkan, operasi yang mereka jalankan di Suriah tidak akan berhenti sampai mereka berhasil memberangus Kurdi. (Reuters)
Presiden Turki Tayyip Erdogan menuturkan, operasi yang mereka jalankan di Suriah tidak akan berhenti sampai mereka berhasil memberangus Kurdi. Uni Demokratik Kurdi (PYD) di Suriah dinilai sebagai kelompok afiliasi Partai Pekerja Kurdi (PKK), kelompok yang dianggap teroris oleh pemerintah Erdogan.
Berbicara di Gaziantep, Erdogan mengatakan, Turki akan memburu setiap kelompok teroris yang ada, termasuk di dalamnya Kurdi, ISIS, atau al-Nusra. Khusus untuk PYD, Erdogan berjanji akan memberangus kelompok itu sampai ke akar-akarnya.
"Kami akan melawan ISIS di Jarabulus, Suriah atau Bashiqa, Irak dan, jika perlu, di tempat lain. Kami tegas mengenai PYD. Operasi kami di Suriah utara akan terus berjalan, sampai kami berhasil memberangus kelompok ini hingga ke akar," ucap Erdogan, seperti dilansir Sputnik pada Senin (29/8).
Rabu lalu, Ankara mengumumkan bahwa pasukan Turki yang didukung oleh pesawat koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS), telah memulai operasi militer yang dijuluki Efrat Shield untuk membersihkan Jarabulus dari militan ISIS dan juga Kurdi.
Ketegangan antara Ankara dan Kurdi meningkat pada bulan Juli tahun 2015, saat gencatan senjata antara Turki dan PKK runtuh akibat serangkaian serangan teroris, yang diduga dilakukan oleh anggota PKK. (esn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.