Bendera merah menyala bergambar tengkorak putih itu, seperti berteriak lantang, ”Daripada menyerah, lebih baik mati bercermin sebagai tengkorak!” Ganas, tak sudi menyerah. Itu bagi musuh-musuhnya. Sebaliknya, ia bagai sahabat setia yang berani berkorban demi membela kebenaran, bagi sahabat dan bangsanya.
Ya, bendera merah menyala bergambar tengkorak putih itu, adalah lambang dari Yonif Linud 305 Kujang I yang kerap disebut sebagai Batalyon Tengkorak. Bicara soal musuh, lihat saja tinta emas yang mereka toreh dalam sejarah pendirian bangsa ini. Musuh mereka dalam operasi tempur, adalah bangsa asing maupun bangsa sendiri yang mencoba meruntuhkan NKRI.
Catatan dharma bhakti batalyon ini, dimulai sejak 1945. Saat itu si tengkorak putih belum memiliki nama tersendiri, melainkan masih bernama Kujang 1. Pasukan ini bertugas mengawal tahanan Jepang di Tegal pada 1945. Selanjutnya pada 1947, mereka melakukan pengamanan terhadap Laskar Rakyat di Karawang (Jawa Barat), dan pada 1948 melakukan penumpasan pemberontakan PKI Muso Madiun.
Setelah itu, giliran musuh seperatis bernama DI/TII di Tasikmalaya yang ditumpas. Plus, pasukan berlambang pisau kujang ini juga berhasil menyelamatkan Panji SIliwangi dari tangan DI/TII sehingga pasukan ini mendapatkan nama baru menjadi Batalyon 305 Brigade ”B” Teritorium III/Siliwangi. Julukan bagi batalyon tertua di Indonesia ini adalah “Batalyon Tengkorak”. Menang dari pertempuran menumpas DI/TII, batalyon ini berhasil menang di medan operasi penumpasan APRA di Bandung, penumpasan PRRI/Permesta di Sumatra Utara, Operasi Dwikora di Kalimantan Barat (20 Juni 1964-akhir 1965), operasi penumpasan G30S/PKI di Jawa Barat, operasi penumpasan PGRS/Paraku di Kalimantan Barat (9 Juli- 20 Oktober 1968), disusul dengan Operasi Seroja di Timor Timur.
Ketangguhan kembali terbukti dalam Operasi Pengamanan Perbatasan Papua-PNG (1998 - 2001), dan Operasi Pemulihan Keamanan di NAD guna menumpas Gerakan Aceh Merdeka (2002-2003). Sedangkan untuk penugasan luar negeri, batalyon kebanggaan Kostrad ini juga terpilih sebagai pasukan perdamaian di Kamboja Garuda XII-B (Mei 1992 - Februari 1993, dan di Lebanon Garuda XXIII-A (2006-2007).
Yonif Linud 305/Tengkorak yang pada 7 September 2012 berusia 50 tahun ini, merupakan salah satu batalyon operasional tempur di bawah Brigade Infanteri Lintas Udara 17/Kujang 1 Kostrad yang bermarkas di Cijantung Jakarta. Ia memiliki unsur: Markas Batalyon, Kompi Markas yang terdiri dari peleton angkutan, kesehatan, komunikasi atau perhubungan, pionir dan amunisi, serta unsur staf pendukung lainnya, seperti Kompi Senapan,dan Kompi Bantuan untuk mengoperasikan senjata-senjata bantuan (senapan mesin sedang, mortir sedang dan senjata lawan tank). Setelah 44 tahun waktu berlalu, Batalyon Tengkorak “kembali” ke Kalimantan Barat. Sang Komandan Batalyon, Letnan Kolonel Inf Elkines Villando DK,S.AP bertekad untuk kembali mengibarkan panji-panji pasukan Kujang I yang dipimpinnya. (*)(Kostrad Perbatasan)
Berikut Video Linud 305 Kostrad "Tengkorak" :
Ya, bendera merah menyala bergambar tengkorak putih itu, adalah lambang dari Yonif Linud 305 Kujang I yang kerap disebut sebagai Batalyon Tengkorak. Bicara soal musuh, lihat saja tinta emas yang mereka toreh dalam sejarah pendirian bangsa ini. Musuh mereka dalam operasi tempur, adalah bangsa asing maupun bangsa sendiri yang mencoba meruntuhkan NKRI.
Catatan dharma bhakti batalyon ini, dimulai sejak 1945. Saat itu si tengkorak putih belum memiliki nama tersendiri, melainkan masih bernama Kujang 1. Pasukan ini bertugas mengawal tahanan Jepang di Tegal pada 1945. Selanjutnya pada 1947, mereka melakukan pengamanan terhadap Laskar Rakyat di Karawang (Jawa Barat), dan pada 1948 melakukan penumpasan pemberontakan PKI Muso Madiun.
Setelah itu, giliran musuh seperatis bernama DI/TII di Tasikmalaya yang ditumpas. Plus, pasukan berlambang pisau kujang ini juga berhasil menyelamatkan Panji SIliwangi dari tangan DI/TII sehingga pasukan ini mendapatkan nama baru menjadi Batalyon 305 Brigade ”B” Teritorium III/Siliwangi. Julukan bagi batalyon tertua di Indonesia ini adalah “Batalyon Tengkorak”. Menang dari pertempuran menumpas DI/TII, batalyon ini berhasil menang di medan operasi penumpasan APRA di Bandung, penumpasan PRRI/Permesta di Sumatra Utara, Operasi Dwikora di Kalimantan Barat (20 Juni 1964-akhir 1965), operasi penumpasan G30S/PKI di Jawa Barat, operasi penumpasan PGRS/Paraku di Kalimantan Barat (9 Juli- 20 Oktober 1968), disusul dengan Operasi Seroja di Timor Timur.
Ketangguhan kembali terbukti dalam Operasi Pengamanan Perbatasan Papua-PNG (1998 - 2001), dan Operasi Pemulihan Keamanan di NAD guna menumpas Gerakan Aceh Merdeka (2002-2003). Sedangkan untuk penugasan luar negeri, batalyon kebanggaan Kostrad ini juga terpilih sebagai pasukan perdamaian di Kamboja Garuda XII-B (Mei 1992 - Februari 1993, dan di Lebanon Garuda XXIII-A (2006-2007).
Yonif Linud 305/Tengkorak yang pada 7 September 2012 berusia 50 tahun ini, merupakan salah satu batalyon operasional tempur di bawah Brigade Infanteri Lintas Udara 17/Kujang 1 Kostrad yang bermarkas di Cijantung Jakarta. Ia memiliki unsur: Markas Batalyon, Kompi Markas yang terdiri dari peleton angkutan, kesehatan, komunikasi atau perhubungan, pionir dan amunisi, serta unsur staf pendukung lainnya, seperti Kompi Senapan,dan Kompi Bantuan untuk mengoperasikan senjata-senjata bantuan (senapan mesin sedang, mortir sedang dan senjata lawan tank). Setelah 44 tahun waktu berlalu, Batalyon Tengkorak “kembali” ke Kalimantan Barat. Sang Komandan Batalyon, Letnan Kolonel Inf Elkines Villando DK,S.AP bertekad untuk kembali mengibarkan panji-panji pasukan Kujang I yang dipimpinnya. (*)(Kostrad Perbatasan)
Daripada Menyerah Lebih Baik Mati
Bercermin Sebagai Tengkorak
Berikut Video Linud 305 Kostrad "Tengkorak" :
● Youtube
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.