Mi17V5 TNI AD |
Dalam pertemuan dengan Wakil Menteri Perindustrian Alex Traubun,
Presiden Tatarstan menawarkan kerja sama di bidang industri alat berat
dan pertahanan. Salah satunya adalah produksi helikopter.
"Tadi dia datang dengan tiga bidang usaha yang menurut dia penting, antara lain helikopter, kapal, dan truk besar," ujar Alex seusai pertemuan di kantornya, Kamis (2/5).
Tatarstan adalah negara pecahan Uni Soviet yang di masa Orde Lama pernah bekerjasama dengan TNI. Pada 1960-an, pemerintah Indonesia mengimpor 17 helikopter buatan Pabrik Industri di Kota Kazan, wilayah paling maju di Soviet saat itu.
Hubungan diplomatik dan ekonomi kedua pihak baru pulih pada 1998, selepas Soeharto lengser. Alex menilai, pemerintah bisa mengembangkan lagi kerja sama helikopter dengan Tatarstan menggandeng PT Dirgantara Indonesia.
"Jadi mereka ini anggota federasi rusia, mereka kuat dalam industri berat. Apa yang dia punyai itu bagian dari kebutuhan bangsa kita. Apalagi kebutuhan di industri pertahanan sekarang anggarannya gede, ini peluang yang bisa kita manfaatkan," ungkap Wamen.
Selain helikopter, negara Eropa timur ini memiliki kemampuan membangun truk besar dan teknologi galangan kapal yang maju. Karenanya, Kemenperin antusias dengan tawaran kerja sama tersebut.
"Mereka juga kuat di kapal, mulai dari kapal niaga, kapal perang, tentu bagi Indonesia dia punya kompetensi kita butuhkan, otomotif juga, truk yang gede-gede itu. Saat ini kita bergantung ke Caterpillar, saya bilang ke dia kalau bisa masuk bagus, supaya lebih kompetitif," tandasnya.
Alex menyarankan Presiden Rustam dan rombongan untuk membahas detail teknis kerja sama dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia. Dia melihat, langkah rombongan Tatarstan sudah tepat dengan melawat ke kantor menko lebih dulu.
"Mereka sudah ketemu menko perekonomian, mereka sudah on the right track. Tapi kerja sama ke depan perlu detail lagi. Harus difokuskan masuknya lewat Kadin kemudian tentu pemerintah," kata Alex.
Karena padatnya jadwal, Presiden Rustam urung menemui wartawan soal lawatannya ke Kemenperin hari ini dan langsung menuju mobil. Selain staf, dia dalam kunjungan kali ini ditemani tiga perwakilan perusahaan asal negara itu.[noe]
"Tadi dia datang dengan tiga bidang usaha yang menurut dia penting, antara lain helikopter, kapal, dan truk besar," ujar Alex seusai pertemuan di kantornya, Kamis (2/5).
Tatarstan adalah negara pecahan Uni Soviet yang di masa Orde Lama pernah bekerjasama dengan TNI. Pada 1960-an, pemerintah Indonesia mengimpor 17 helikopter buatan Pabrik Industri di Kota Kazan, wilayah paling maju di Soviet saat itu.
Hubungan diplomatik dan ekonomi kedua pihak baru pulih pada 1998, selepas Soeharto lengser. Alex menilai, pemerintah bisa mengembangkan lagi kerja sama helikopter dengan Tatarstan menggandeng PT Dirgantara Indonesia.
"Jadi mereka ini anggota federasi rusia, mereka kuat dalam industri berat. Apa yang dia punyai itu bagian dari kebutuhan bangsa kita. Apalagi kebutuhan di industri pertahanan sekarang anggarannya gede, ini peluang yang bisa kita manfaatkan," ungkap Wamen.
Selain helikopter, negara Eropa timur ini memiliki kemampuan membangun truk besar dan teknologi galangan kapal yang maju. Karenanya, Kemenperin antusias dengan tawaran kerja sama tersebut.
"Mereka juga kuat di kapal, mulai dari kapal niaga, kapal perang, tentu bagi Indonesia dia punya kompetensi kita butuhkan, otomotif juga, truk yang gede-gede itu. Saat ini kita bergantung ke Caterpillar, saya bilang ke dia kalau bisa masuk bagus, supaya lebih kompetitif," tandasnya.
Alex menyarankan Presiden Rustam dan rombongan untuk membahas detail teknis kerja sama dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia. Dia melihat, langkah rombongan Tatarstan sudah tepat dengan melawat ke kantor menko lebih dulu.
"Mereka sudah ketemu menko perekonomian, mereka sudah on the right track. Tapi kerja sama ke depan perlu detail lagi. Harus difokuskan masuknya lewat Kadin kemudian tentu pemerintah," kata Alex.
Karena padatnya jadwal, Presiden Rustam urung menemui wartawan soal lawatannya ke Kemenperin hari ini dan langsung menuju mobil. Selain staf, dia dalam kunjungan kali ini ditemani tiga perwakilan perusahaan asal negara itu.[noe]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.