Batal Kawal Obama, hingga Sepatu "Canggih" Secret Service
MENGAWAL tokoh besar, bahkan kepala negara, bukan perkara yang mudah. Banyak hal yang harus disiapkan, baik secara tim maupun pribadi. Pengalaman langka ini pun menjadi kisah menarik yang mungkin tidak bisa dialami semua orang.
Misalnya pada gelaran KTT APEC XXI di Bali. Sebanyak 21 kepala negara hadir, kecuali Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama. Obama batal hadir lantaran shutdown pemerintahan AS, dan akhirnya dia diwakili tiga menteri.
Perubahan jadwal tersebut pun memengaruhi pengamanan yang disiapkan oleh Tim Gabungan Pengamanan VVIP. Bukan mempermudah kerja tim, justru makin berat karena harus mengawal tiga pejabat yang berperan sebagai kepala negara.
"Awalnya saya tahu Presiden Obama batal datang, saya kecewa. Karena kan Beliau termasuk tamu yang paling ditunggu," ucap Komandan Tim Pengamanan Pribadi Kepala Negara Amerika Serikat (AS) Letnan Satu Infanteri Dody Mulya Harahap, ketika berbincang di Markas Komando Pasukan Pengamanan Presiden, Jakarta Pusat.
Salah satu peristiwa unik yang terjadi di lokasi acara adalah ketika Menteri Luar Negeri AS John Kerry tengah menghadiri salah satu sesi acara. Kerry pun mengenakan leaders pin yang diberikan kepada masing-masing kepala negara, termasuk AS yang diwakili tiga menteri. Namun karena hanya ada satu pin bagi AS, maka dua menteri lain tidak bisa menghadiri acara dalam waktu yang bersamaan.
"Pak Menteri Perdagangan AS Michael Froman saat itu hendak hadir dalam sesi lain pada waktu yang bersamaan ketika Pak Kerry masih mengikuti sesi di ruangan lain. Otomatis pihak kemanan tidak mengizinkan saya dan rombongan Pak Froman masuk ke lokasi acara, karena Beliau tidak mengenakan leaders pin. Akhirnya saya harus koordinasi lagi dan jalan kaki dengan jarak yang cukup jauh. Saat itu ada petugas keamanan yang mengendarai boogie car, langsung saya minta tolong pinjam supaya saya bisa cepat koordinasi," tutur Dody.
Akhirnya setelah koordinasi dengan tim keamanan gabungan, Dody berhasil membawa Froman masuk ke lokasi acara. Lalu sebelum masuk ruangan, Froman dan Kerry sempat bertemu di lokasi yang sudah disiapkan untuk serah terima pin.
"Naksir" Sepatu Secret Service
Pasukan Secret Service (SS) milik Negara Paman Sam adalah salah satu pasukan yang disegani di dunia. Banyak hal yang membuat SS lebih unggul dari pasukan-pasukan di negara lain. Dari segi persenjataan hingga teknologi yang digunakan, SS bisa dibilang canggih.
Tak hanya itu. Bahkan, sepatu yang digunakan para pasukan loreng coklat itu cukup menarik perhatian. "Sepatu mereka itu sama sekali tidak menimbulkan suara ketika kaki mengentak. Bukan tanpa maksud, tapi supaya SS tetap bisa berada di dekat kepala negara yang mereka kawal. Apalagi kan kalau kepala negaranya lagi berbincang dengan kepala negara lain. Jadi kalau mereka jalan pun tidak mengganggu. Kalau sepatu lain kan biasanya menimbulkan suara," kata Dody sambil menirukan entakan sepatu yang dikenakannya.
Dody pun berharap kelengkapan yang dikenakan para anggota SS perlahan bisa diadaptasi oleh pasukan VVIP di Indonesia. Bukan demi sekadar penampilan, tapi lebih untuk menunjang tugas dan pekerjaan.(lam)
MENGAWAL tokoh besar, bahkan kepala negara, bukan perkara yang mudah. Banyak hal yang harus disiapkan, baik secara tim maupun pribadi. Pengalaman langka ini pun menjadi kisah menarik yang mungkin tidak bisa dialami semua orang.
Misalnya pada gelaran KTT APEC XXI di Bali. Sebanyak 21 kepala negara hadir, kecuali Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama. Obama batal hadir lantaran shutdown pemerintahan AS, dan akhirnya dia diwakili tiga menteri.
Perubahan jadwal tersebut pun memengaruhi pengamanan yang disiapkan oleh Tim Gabungan Pengamanan VVIP. Bukan mempermudah kerja tim, justru makin berat karena harus mengawal tiga pejabat yang berperan sebagai kepala negara.
"Awalnya saya tahu Presiden Obama batal datang, saya kecewa. Karena kan Beliau termasuk tamu yang paling ditunggu," ucap Komandan Tim Pengamanan Pribadi Kepala Negara Amerika Serikat (AS) Letnan Satu Infanteri Dody Mulya Harahap, ketika berbincang di Markas Komando Pasukan Pengamanan Presiden, Jakarta Pusat.
Salah satu peristiwa unik yang terjadi di lokasi acara adalah ketika Menteri Luar Negeri AS John Kerry tengah menghadiri salah satu sesi acara. Kerry pun mengenakan leaders pin yang diberikan kepada masing-masing kepala negara, termasuk AS yang diwakili tiga menteri. Namun karena hanya ada satu pin bagi AS, maka dua menteri lain tidak bisa menghadiri acara dalam waktu yang bersamaan.
"Pak Menteri Perdagangan AS Michael Froman saat itu hendak hadir dalam sesi lain pada waktu yang bersamaan ketika Pak Kerry masih mengikuti sesi di ruangan lain. Otomatis pihak kemanan tidak mengizinkan saya dan rombongan Pak Froman masuk ke lokasi acara, karena Beliau tidak mengenakan leaders pin. Akhirnya saya harus koordinasi lagi dan jalan kaki dengan jarak yang cukup jauh. Saat itu ada petugas keamanan yang mengendarai boogie car, langsung saya minta tolong pinjam supaya saya bisa cepat koordinasi," tutur Dody.
Akhirnya setelah koordinasi dengan tim keamanan gabungan, Dody berhasil membawa Froman masuk ke lokasi acara. Lalu sebelum masuk ruangan, Froman dan Kerry sempat bertemu di lokasi yang sudah disiapkan untuk serah terima pin.
"Naksir" Sepatu Secret Service
Pasukan Secret Service (SS) milik Negara Paman Sam adalah salah satu pasukan yang disegani di dunia. Banyak hal yang membuat SS lebih unggul dari pasukan-pasukan di negara lain. Dari segi persenjataan hingga teknologi yang digunakan, SS bisa dibilang canggih.
Tak hanya itu. Bahkan, sepatu yang digunakan para pasukan loreng coklat itu cukup menarik perhatian. "Sepatu mereka itu sama sekali tidak menimbulkan suara ketika kaki mengentak. Bukan tanpa maksud, tapi supaya SS tetap bisa berada di dekat kepala negara yang mereka kawal. Apalagi kan kalau kepala negaranya lagi berbincang dengan kepala negara lain. Jadi kalau mereka jalan pun tidak mengganggu. Kalau sepatu lain kan biasanya menimbulkan suara," kata Dody sambil menirukan entakan sepatu yang dikenakannya.
Dody pun berharap kelengkapan yang dikenakan para anggota SS perlahan bisa diadaptasi oleh pasukan VVIP di Indonesia. Bukan demi sekadar penampilan, tapi lebih untuk menunjang tugas dan pekerjaan.(lam)
♞ Okezone
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.