Jakarta ★ Integrated Armed Forces merupakan suatu hal yang menarik dan tepat, karena joint pattern merupakan suatu isu pelatihan dan pendidikan utama bagi negara maju, bahkan pasukan khususnyapun digabungkan dalam suatu tim operasi gabungan.
Demikian sepenggal sambutan Panglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko dalam acara penyerahan Jabatan Marsdya TNI Boy Syahril Qamar, S.E. selaku Kasum TNI (dalam rangka pensiun) kepada Panglima TNI di Mabes TNI Cilangkap Jakarta, Jumat (25/4/2014). Penyerahan jabatan tersebut didasarkan pada surat perintah Panglima TNI Nomor Sprin/1011/IV/2014 tanggal 23 April 2014.
Pemanfaatan elite sipil dalam rencana kampanye maupun rencana kontijensi pada operasi gabungan sudah dilakukan dalam rangka joint civil-affairs, joint civil-military operation dan joint military operations. Menurut Panglima TNI, konsep kerjasama ini didefinisikan sebagai meta gabungan, yang bukan hanya gabungan antar angkatan saja.
Inilah kiranya basis pemikiran TNI yang harus diekspresikan pada pemerintahan baru nanti, mulai dari tataran konsep hingga implementasinya. Keberadaan ALKI (Alur Laut Kepulauan Indonesia) harus menjadi basis pembagian kompartemen strategis yang cukup logis, sebagai kriteria untuk pembagian komando gabungan, dengan asumsi bahwa dua atau lebih komando gabungan akan menerima beban tugas yang besar terhadap axis ancaman terdekat, baik di tingkat nasional maupun regional.
Dalam kaitan tersebut, Panglima TNI menjelaskan bahwa TNI harus melakukan rasionalisasi gelar kekuatan secara jelas. Berhitung sederhana, bila ancaman simetrik sementara belum ada, atau masih berada pada tataran most likely no symmetric’s threat, maka fokus area strategi TNI harus diarahkan pada empat small scale conflict atau boleh saja disebut medium scale conflict, empat titik seperti Aceh, Maluku, Papua dan Poso. “Hal ini sangat masuk akal, mengingat ancaman asimetrik dan skala konflik dari terendah sampai menengah melekat dalam perusuh di keempat wilayah tersebut”, ujar Jenderal Moeldoko.
Turut hadir dalam acara tersebut, antara lain : Wakasad Letjen TNI M. Munir, Wakasal Laksdya TNI Hari Bowo, Wakasau Marsdya TNI Sunaryo, Irjen TNI Letjen TNI Geerhan Lantara, Dansesko TNI Marsdya TNI Ismono Wijayanto dan para Asisten Panglima TNI serta Kapuspen TNI Mayjen TNI M. Fuad Basya.
Kadispenum Puspen TNI
Kolonel Inf Bernardus Robert
Demikian sepenggal sambutan Panglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko dalam acara penyerahan Jabatan Marsdya TNI Boy Syahril Qamar, S.E. selaku Kasum TNI (dalam rangka pensiun) kepada Panglima TNI di Mabes TNI Cilangkap Jakarta, Jumat (25/4/2014). Penyerahan jabatan tersebut didasarkan pada surat perintah Panglima TNI Nomor Sprin/1011/IV/2014 tanggal 23 April 2014.
Pemanfaatan elite sipil dalam rencana kampanye maupun rencana kontijensi pada operasi gabungan sudah dilakukan dalam rangka joint civil-affairs, joint civil-military operation dan joint military operations. Menurut Panglima TNI, konsep kerjasama ini didefinisikan sebagai meta gabungan, yang bukan hanya gabungan antar angkatan saja.
Inilah kiranya basis pemikiran TNI yang harus diekspresikan pada pemerintahan baru nanti, mulai dari tataran konsep hingga implementasinya. Keberadaan ALKI (Alur Laut Kepulauan Indonesia) harus menjadi basis pembagian kompartemen strategis yang cukup logis, sebagai kriteria untuk pembagian komando gabungan, dengan asumsi bahwa dua atau lebih komando gabungan akan menerima beban tugas yang besar terhadap axis ancaman terdekat, baik di tingkat nasional maupun regional.
Dalam kaitan tersebut, Panglima TNI menjelaskan bahwa TNI harus melakukan rasionalisasi gelar kekuatan secara jelas. Berhitung sederhana, bila ancaman simetrik sementara belum ada, atau masih berada pada tataran most likely no symmetric’s threat, maka fokus area strategi TNI harus diarahkan pada empat small scale conflict atau boleh saja disebut medium scale conflict, empat titik seperti Aceh, Maluku, Papua dan Poso. “Hal ini sangat masuk akal, mengingat ancaman asimetrik dan skala konflik dari terendah sampai menengah melekat dalam perusuh di keempat wilayah tersebut”, ujar Jenderal Moeldoko.
Turut hadir dalam acara tersebut, antara lain : Wakasad Letjen TNI M. Munir, Wakasal Laksdya TNI Hari Bowo, Wakasau Marsdya TNI Sunaryo, Irjen TNI Letjen TNI Geerhan Lantara, Dansesko TNI Marsdya TNI Ismono Wijayanto dan para Asisten Panglima TNI serta Kapuspen TNI Mayjen TNI M. Fuad Basya.
Kadispenum Puspen TNI
Kolonel Inf Bernardus Robert
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.