Jerman, Perancis dan Inggris mengusulkan misi perdamaian PBB ke Gaza untuk mengakhiri perang. Sementara Israel menyiapkan operasi darat baru dan memanggil 10.000 tentara cadangan. Tiga negara Eropa, Jerman, Perancis dan Inggris mengajukan rancangan resolusi dengan misi pengamatan PBB ke Jalur Gaza. Rancangan resolusi itu kini sedang dibicarakan kalangan diplomat di Dewan Keamanan PBB.
Prakarsa Eropa tersebut awalnya diberitakan oleh harian Israel Haaretz. Namun belum ada reaksi dari pihak-pihak yang bersengketa.
Resolusi yang diajukan ketiga negara Eropa itu antara lain menuntut pembukaan lalu lintas perbatasan di Jalur Gaza, dengan kontrol ketat terhadap barang-barang yang masuk, untuk mencegah pemasokan senjata bagi kelompok Hamas.
Uni Eropa menyatakan akan memperluas partisipasinya di Jalur Gaza demi memenuhi tuntutan resolusi. Misi PBB yang diusulkan untuk Gaza adalah misi pengamatan politik, jadi bukan pengiriman pasukan perdamaian.
Masih belum jelas, kapan rancangan resolusi itu akan dibahas oleh Dewan Keamanan. Selain usulan Uni Eropa, ada juga rancangan resolusi yang diajukan oleh Yordania untuk gencatan senjata.
Operasi darat baru?
Israel mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan eskalasi baru konflik di Gaza dan memanggil 10.000 pasukan cadangan. Kalangan pengamat menilai, langkah ini adalah persiapan untuk operasi darat baru.
Angkatan udara Israel terus melakukan serangan ke kawasan Palestina sepanjang Kamis malam (21/08). Menurut keterangan militer, sepuluh sasaran di Jalur Gaza menjadi target serangan. Hari Jumat pagi, militan Palestina kembali menembakkan roket ke beberapa kota di Israel selatan.
Kelompok Palestina mengumumkan akan melakukan langkah balasan terhadap pembunuhan tiga komandan Hamas oleh serangan udara Israel.
Sayap militer Hamas, Brigade Kassam, menyatakan akan meneruskan perlawanan. "Pembunuhan para pemimpin tidak akan melemahkan kami", demikian disebutkan dalam sebuah pernyataan.
Menteri Pertahanan Israel Moshe Yaalon menerangkan, ketiga komandan Hamas yang terbunuh bertanggung jawab atas "serangan-serangan berat terhadap warga sipil dan tentara" Israel. Mereka juga terlibat dalam penculikan serdadu Israel Gilad Shalit tahun 2006.
Sejak operasi militer Israel dimulai 8 Juli lalu, lebih 2000 warga Palestina tewas, sekitar 10.000 orang dilaporkan luka-luka. Di pihak Israel, 64 serdadu dan tiga warga sipil tewas.hp/rn (dpa, afp)
Prakarsa Eropa tersebut awalnya diberitakan oleh harian Israel Haaretz. Namun belum ada reaksi dari pihak-pihak yang bersengketa.
Resolusi yang diajukan ketiga negara Eropa itu antara lain menuntut pembukaan lalu lintas perbatasan di Jalur Gaza, dengan kontrol ketat terhadap barang-barang yang masuk, untuk mencegah pemasokan senjata bagi kelompok Hamas.
Uni Eropa menyatakan akan memperluas partisipasinya di Jalur Gaza demi memenuhi tuntutan resolusi. Misi PBB yang diusulkan untuk Gaza adalah misi pengamatan politik, jadi bukan pengiriman pasukan perdamaian.
Masih belum jelas, kapan rancangan resolusi itu akan dibahas oleh Dewan Keamanan. Selain usulan Uni Eropa, ada juga rancangan resolusi yang diajukan oleh Yordania untuk gencatan senjata.
Operasi darat baru?
Israel mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan eskalasi baru konflik di Gaza dan memanggil 10.000 pasukan cadangan. Kalangan pengamat menilai, langkah ini adalah persiapan untuk operasi darat baru.
Angkatan udara Israel terus melakukan serangan ke kawasan Palestina sepanjang Kamis malam (21/08). Menurut keterangan militer, sepuluh sasaran di Jalur Gaza menjadi target serangan. Hari Jumat pagi, militan Palestina kembali menembakkan roket ke beberapa kota di Israel selatan.
Kelompok Palestina mengumumkan akan melakukan langkah balasan terhadap pembunuhan tiga komandan Hamas oleh serangan udara Israel.
Sayap militer Hamas, Brigade Kassam, menyatakan akan meneruskan perlawanan. "Pembunuhan para pemimpin tidak akan melemahkan kami", demikian disebutkan dalam sebuah pernyataan.
Menteri Pertahanan Israel Moshe Yaalon menerangkan, ketiga komandan Hamas yang terbunuh bertanggung jawab atas "serangan-serangan berat terhadap warga sipil dan tentara" Israel. Mereka juga terlibat dalam penculikan serdadu Israel Gilad Shalit tahun 2006.
Sejak operasi militer Israel dimulai 8 Juli lalu, lebih 2000 warga Palestina tewas, sekitar 10.000 orang dilaporkan luka-luka. Di pihak Israel, 64 serdadu dan tiga warga sipil tewas.hp/rn (dpa, afp)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.