Menurut polisi Bali, FBI baru mengirim satu orang. Lambang FBI
Kematian Sheila Von Weise (62) menarik perhatian Pemerintah Amerika Serikat. Negara ini mengirimkan perwakilan Federal Bureau of Investigation (FBI) untuk ikut mengungkap kasus tersebut. Sheila merupakan warga negara Amerika Serikat yang dibunuh anaknya sendiri Heather Lois (19) dengan dibantu sang kekasih, Schefer Tommy (21).
Kapolresta Denpasar, Komisaris Besar Djoko Hari Utomo menuturkan, FBI datang ke Indonesia untuk membantu proses penyidikan. "Dia datang sejak kemarin dan sementara baru satu orang saja," tutur Djoko, Sabtu 16 Agustus 2014.
Menurutnya, bisa saja keterlibatan FBI membantu penyelidikan kasus ini, berkaitan dengan tindak kriminal tertentu yang dilakukan keduanya di negara adidaya tersebut.
Namun, kata Djoko, jikapun nantinya kasus pembunuhan ini berkaitan dengan suatu peristiwa, pihaknya tidak mau mengaitkan kasus tersebut.
"Kita tidak mau mengkaitkan dengan yang di sana, karena kita tidak tahu kejadian yang di sana. Kita melihat yang terjadi di sini. Ini korbannya warga Amerika dan pelakunya warga Amerika," tutur Djoko.
Sementara itu, proses penyidikan masih mengalami kendala lantaran pelaku selalu meminta pengacara dari negaranya. Tetapi, Djoko bersikeras bahwa Indonesia memiliki ketentuan hukum tersendiri.
"Ini adalah otoritas di negara kita. Kita punya ketentuan hukum sendiri. Kalau ada pengacara dari AS, tentu harus didampingi pengacara dari Indonesia," papar Djoko.
Djoko mengaku tak memperdulikan sikap tak kooperatif kedua pelaku. Menurutnya, ia telah memiliki dua alat bukti cukup untuk menjerat kedua pelaku.
"Kita tidak akan mengejar pengakuan pelaku. Kalau maling ngaku, hebat itu. Kita sudah punya alat bukti yang cukup kok," katanya.
Kematian Sheila Von Weise (62) menarik perhatian Pemerintah Amerika Serikat. Negara ini mengirimkan perwakilan Federal Bureau of Investigation (FBI) untuk ikut mengungkap kasus tersebut. Sheila merupakan warga negara Amerika Serikat yang dibunuh anaknya sendiri Heather Lois (19) dengan dibantu sang kekasih, Schefer Tommy (21).
Kapolresta Denpasar, Komisaris Besar Djoko Hari Utomo menuturkan, FBI datang ke Indonesia untuk membantu proses penyidikan. "Dia datang sejak kemarin dan sementara baru satu orang saja," tutur Djoko, Sabtu 16 Agustus 2014.
Menurutnya, bisa saja keterlibatan FBI membantu penyelidikan kasus ini, berkaitan dengan tindak kriminal tertentu yang dilakukan keduanya di negara adidaya tersebut.
Namun, kata Djoko, jikapun nantinya kasus pembunuhan ini berkaitan dengan suatu peristiwa, pihaknya tidak mau mengaitkan kasus tersebut.
"Kita tidak mau mengkaitkan dengan yang di sana, karena kita tidak tahu kejadian yang di sana. Kita melihat yang terjadi di sini. Ini korbannya warga Amerika dan pelakunya warga Amerika," tutur Djoko.
Sementara itu, proses penyidikan masih mengalami kendala lantaran pelaku selalu meminta pengacara dari negaranya. Tetapi, Djoko bersikeras bahwa Indonesia memiliki ketentuan hukum tersendiri.
"Ini adalah otoritas di negara kita. Kita punya ketentuan hukum sendiri. Kalau ada pengacara dari AS, tentu harus didampingi pengacara dari Indonesia," papar Djoko.
Djoko mengaku tak memperdulikan sikap tak kooperatif kedua pelaku. Menurutnya, ia telah memiliki dua alat bukti cukup untuk menjerat kedua pelaku.
"Kita tidak akan mengejar pengakuan pelaku. Kalau maling ngaku, hebat itu. Kita sudah punya alat bukti yang cukup kok," katanya.
★ Vivanews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.