Sejumlah tim pengamanan dari prajurit TNI AD (Antara/R. Rekotomo) ☆
Sebanyak 62 personel TNI dari pasukan Marinir TNI AL dan prajurit TNI Angkatan Darat di Kabupaten Biak Numfor, Papua, disiagakan untuk pengamanan pulau terluar Mapia, Brasi dan Fanildo, Kabupaten Supiori. Pelepasan satuan tugas pengamanan pulau terluar Brasi dan Fanildo dilakukan Komandan Korem 173/PVB Brigjen TNI Tri Soewandono bertempat di dermaga pelabuhan laut Biak, Minggu (24/1).
Pelepasan satgas pengamana pulau terluar diawali penyerahan cindera mata dari Komandan KRI Hading 538 Letkoi (P) Rikrik PS kepada Komandan Korem 173/PVB Brigjen TNI Tri Soewandono.
Komandan Korem 173/PVB Brigjen TNI Tri Soewandono berharap, prajurit TNI yang mendapat tugas sebagai pengaman pulau terluar untuk menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan melindungi aset kekayaan alam dari ancaman nelayan asing dan negara tetangga. "Prajurit TNI di tempat wilayah tugas diminta memperhatikan standar operasional operasi sehingga dapat berhasil menjalankan tugas kepercayaan negara di pulaur terluar," ujar Brigjen Tri.
Ia mengingatkan, kekuatan fisik dan mental yang harus dimiliki prajurit TNI sehingga bisa mendukung tugas operasi di wilayah pular terluar. Wilayah Brasi dan Fanildo,, menurut Tri, merupakan wilayah kepulauan milik NKRI yang memiliki kekayaan alam laut melimpah. "Prajurit harus dapat melindungi kekayaam alam laut dari pencurian dilakukan nelayan asing dari negara tetangga yang melintas di wilayah laut kepulauan Mapia sekitarnya," ujarnya.
Secara terpisah, Dandim Biak 1708 Letkol CZI Ahmad Yussa mengakui, pulau Brasis dan Fanildo merupakan wilayah teritorial Kodim 1708 yang menyimpan kekayaan alam laut melimpah. "Prajurit Kodim Biak yang ditugaskan menjadi personel pulau terluar harus mampu membina masyarakat dan melaksanakan tugas operasi," ujar Letkol Acmad Yussa.
Sebanyak 62 personel TNI dari pasukan Marinir TNI AL dan prajurit TNI Angkatan Darat di Kabupaten Biak Numfor, Papua, disiagakan untuk pengamanan pulau terluar Mapia, Brasi dan Fanildo, Kabupaten Supiori. Pelepasan satuan tugas pengamanan pulau terluar Brasi dan Fanildo dilakukan Komandan Korem 173/PVB Brigjen TNI Tri Soewandono bertempat di dermaga pelabuhan laut Biak, Minggu (24/1).
Pelepasan satgas pengamana pulau terluar diawali penyerahan cindera mata dari Komandan KRI Hading 538 Letkoi (P) Rikrik PS kepada Komandan Korem 173/PVB Brigjen TNI Tri Soewandono.
Komandan Korem 173/PVB Brigjen TNI Tri Soewandono berharap, prajurit TNI yang mendapat tugas sebagai pengaman pulau terluar untuk menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan melindungi aset kekayaan alam dari ancaman nelayan asing dan negara tetangga. "Prajurit TNI di tempat wilayah tugas diminta memperhatikan standar operasional operasi sehingga dapat berhasil menjalankan tugas kepercayaan negara di pulaur terluar," ujar Brigjen Tri.
Ia mengingatkan, kekuatan fisik dan mental yang harus dimiliki prajurit TNI sehingga bisa mendukung tugas operasi di wilayah pular terluar. Wilayah Brasi dan Fanildo,, menurut Tri, merupakan wilayah kepulauan milik NKRI yang memiliki kekayaan alam laut melimpah. "Prajurit harus dapat melindungi kekayaam alam laut dari pencurian dilakukan nelayan asing dari negara tetangga yang melintas di wilayah laut kepulauan Mapia sekitarnya," ujarnya.
Secara terpisah, Dandim Biak 1708 Letkol CZI Ahmad Yussa mengakui, pulau Brasis dan Fanildo merupakan wilayah teritorial Kodim 1708 yang menyimpan kekayaan alam laut melimpah. "Prajurit Kodim Biak yang ditugaskan menjadi personel pulau terluar harus mampu membina masyarakat dan melaksanakan tugas operasi," ujar Letkol Acmad Yussa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.