M113 TNI AD [kaskus]
Tentara Nasional Indonesia (TNI) kini sedang menunggu tambahan alat utama sistem persenjataan (alutsista) berupa kendaraan tempur 100 (Ranpur) M113 dari Belgia. Alat perang itu akan memperkuat persenjataan TNI.
Sebenarnya, TNI memesan sekitar 150 ranpur yang sudah terkenal sejak perang Vietnam itu. M113 merupakan kendaraan pengangkut personel yang dibuat Amerika.
Selanjutnya, Belgia memproduksi kendaraan itu dengan lisensi dari Negeri Paman Sam. Banyak negara yang sudah menggunakan kendaraan lapis baja beroda rantai itu.
Dari 150 kendaraan, baru sebagian yang sudah dikirim ke Indonesia. Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jendral TNI Mulyono menyatakan, ada sekitar 50 kendaraan yang sudah datang.
"Datangnya secara bertahap. Kendaraan itu pesanan TNI AD," kata dia. Ranpur M113 itu sekarang diletakkan di Batalyon Kavaleri Kostrad.
Sekarang kendaraan itu masih dalam masa perawatan. Jika ada kerusakan maka pihak Belgia yang akan melakukan perawatan. Pihaknya tidak perlu mengeluarkan biaya dalam perawatan alias gratis.
"Kalau ada kerusakaan ada teknisi yang memperbaikinya," katanya. Jadi, setiap pembelian ranpur dan senjata selalu ada masa perawatan yang menjadi tanggungjawab produsen.
M113 sudah teruji ketangguhannya. Selain pengangkut personel, kendaraan itu bisa membuka belukar di hutan untuk dijadikan jalan. Karena ketangguhannya itu, ranpur tersebut dijuluki green dragon, naga hijau. Kendaran itu juga lincah saat melintas di air. Selain itu, ringan saat digotong di udara.
Selain disiagakan di Markas Kostrad Cijantung, kendaraan itu juga disebarkan di beberapa lokasi. Salah satunya di Jawa Tengah. Menurut jendral asal Boyolali, Jawa Tengah itu, keberadaan M113 akan memperkuat alutsista TNI AD. Ranpur itu sangat dibutuhkan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Mulyono mengatakan, saat ini pihaknya masih menunggu sekitar 100 kendaraan lagi. Pemesanan dilakukan secara bertahap. Hal itu disesuaikan dengan rencana strategis (Renstra) pembelian kendaraan tempur. Tentu pembelian itu disesuaikan dengan kemampuan keuangan negara. "Tidak bisa setahun selesai semua," papar dia.
Dia memperkirakan pengadaan M113 akan selesai pada 2019 nanti. Jadi, jumlahnya akan lengkap 150 kendaraan. Namun, ia enggan menjelaskan anggaran yang dibutuhkan untuk membeli kendaraan tersebut. Dia hanya bersedia menyebutkan jumlah kendaraan yang dibeli saja. Ranpur dibeli satu paket dengan senjatanya.
Panglima TNI Jendral TNI Gatot Nurmantyo membenarkan bahwa pihakya masih menunggu 100 M113. "Iya masih kurang," ungkap dia. TNI AD yang lebih tahu kapan kendaraan itu selesai dikirim. "Semoga secepatnya selesai. tidak sampai 2019," papar mantan Pangdam V/Brawijaya itu.
Kendaraan tersebut, lanjut Gatot, dibeli dengan harga yang sangat murah dari Belgia. "Sangat, sangat murah," tegas dia. Seperti halnya Mulyono, Gatot juga tidak mau menyebutkan anggaran pembelian ranpur.
Tentara Nasional Indonesia (TNI) kini sedang menunggu tambahan alat utama sistem persenjataan (alutsista) berupa kendaraan tempur 100 (Ranpur) M113 dari Belgia. Alat perang itu akan memperkuat persenjataan TNI.
Sebenarnya, TNI memesan sekitar 150 ranpur yang sudah terkenal sejak perang Vietnam itu. M113 merupakan kendaraan pengangkut personel yang dibuat Amerika.
Selanjutnya, Belgia memproduksi kendaraan itu dengan lisensi dari Negeri Paman Sam. Banyak negara yang sudah menggunakan kendaraan lapis baja beroda rantai itu.
Dari 150 kendaraan, baru sebagian yang sudah dikirim ke Indonesia. Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jendral TNI Mulyono menyatakan, ada sekitar 50 kendaraan yang sudah datang.
"Datangnya secara bertahap. Kendaraan itu pesanan TNI AD," kata dia. Ranpur M113 itu sekarang diletakkan di Batalyon Kavaleri Kostrad.
Sekarang kendaraan itu masih dalam masa perawatan. Jika ada kerusakan maka pihak Belgia yang akan melakukan perawatan. Pihaknya tidak perlu mengeluarkan biaya dalam perawatan alias gratis.
"Kalau ada kerusakaan ada teknisi yang memperbaikinya," katanya. Jadi, setiap pembelian ranpur dan senjata selalu ada masa perawatan yang menjadi tanggungjawab produsen.
M113 sudah teruji ketangguhannya. Selain pengangkut personel, kendaraan itu bisa membuka belukar di hutan untuk dijadikan jalan. Karena ketangguhannya itu, ranpur tersebut dijuluki green dragon, naga hijau. Kendaran itu juga lincah saat melintas di air. Selain itu, ringan saat digotong di udara.
Selain disiagakan di Markas Kostrad Cijantung, kendaraan itu juga disebarkan di beberapa lokasi. Salah satunya di Jawa Tengah. Menurut jendral asal Boyolali, Jawa Tengah itu, keberadaan M113 akan memperkuat alutsista TNI AD. Ranpur itu sangat dibutuhkan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Mulyono mengatakan, saat ini pihaknya masih menunggu sekitar 100 kendaraan lagi. Pemesanan dilakukan secara bertahap. Hal itu disesuaikan dengan rencana strategis (Renstra) pembelian kendaraan tempur. Tentu pembelian itu disesuaikan dengan kemampuan keuangan negara. "Tidak bisa setahun selesai semua," papar dia.
Dia memperkirakan pengadaan M113 akan selesai pada 2019 nanti. Jadi, jumlahnya akan lengkap 150 kendaraan. Namun, ia enggan menjelaskan anggaran yang dibutuhkan untuk membeli kendaraan tersebut. Dia hanya bersedia menyebutkan jumlah kendaraan yang dibeli saja. Ranpur dibeli satu paket dengan senjatanya.
Panglima TNI Jendral TNI Gatot Nurmantyo membenarkan bahwa pihakya masih menunggu 100 M113. "Iya masih kurang," ungkap dia. TNI AD yang lebih tahu kapan kendaraan itu selesai dikirim. "Semoga secepatnya selesai. tidak sampai 2019," papar mantan Pangdam V/Brawijaya itu.
Kendaraan tersebut, lanjut Gatot, dibeli dengan harga yang sangat murah dari Belgia. "Sangat, sangat murah," tegas dia. Seperti halnya Mulyono, Gatot juga tidak mau menyebutkan anggaran pembelian ranpur.
♘ JPNN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.