Ilustrasi pesawat tempur TNI AU [Tempo]
Negara-negara Asia kini sedang berlomba-lomba membeli pesawat tempur untuk memperkuat kekuatan militernya.
Asia pun kini menjadi pasar terbesar di dunia bagi produsen-produsen pesawat tempur terkemuka, seperti Lockheed Martin, Boeing, maupun Saab.
Berdasarkan data Bloomberg Intelligence yang dikutip Senin (5/9/2016), para pemasok peralatan militer AS sangat ingin memenangi konsumen di seluruh dunia. Pada tahun 2015 lalu, pembeli dari luar AS menyumbang 24 persen penjualan pada lima industri peralatan militer terbesar AS, naik dari 19 persen pada tahun 2009.
Tahun lalu, penjualan industri militer AS kepada para pembeli asing melonjak 10 persen. Sementara itu, pendapatan dari penjualan di dalam negeri AS sendiri turun 2,4 persen.
Beberapa negara Asia, seperti Jepang, Filipina, dan Vietnam kini tengah berlomba-lomba membeli pesawat tempur. Hal ini sejalan dengan memanasnya ketegangan di Laut China Timur dan Selatan, negara-negara tersebut pun meningkatkan anggaran pertahanan dan belanja pesawat tempur.
Pada tahun 2013 dan 2014, Jepang adalah konsumen terbesar bagi kontraktor militer AS dengan dana yang dihabiskan mencapai 36,5 miliar dollar AS untuk membeli pesawat tempur, perangkat elektronik militer, misil, dan alutsista lainnya.
Adapun Lockheed Martin menerima pesanan 42 unit pesawat tempur F-35 dari Jepang dengan nilai transaksi 379 miliar dollar AS.
Sementara itu, menurut laporan Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), India merupakan importir terbesar di dunia untuk persenjataan militer. India menggantungkan diri kepada 60 persen impor alutsista.
Belum lama ini, Lockheed Martin mencapai kesepakatan kontrak penjualan pesawat tempur jenis F-16 kepada India. Penjualan ini merupakan bagian dari rencana 150 miliar dollar AS yang digulirkan Perdana Menteri Narendra Modi untuk melakukan modernisasi angkatan bersenjata India.
Sebagai ‘pemanis’ dalam perjanjian tersebut, Lockheed bahkan bersedia melakukan produksi F-16 di India. Pesaing Lockheed seperti Boeing dan Saab juga menawarkan hal serupa.
“Apa yang kami lakukan adalah menempatkan India sebagai pusat basis pasokan,” ujar Randall Howard, direktur pengembangan bisnis aeronautika Lockheed.
Negara-negara Asia kini sedang berlomba-lomba membeli pesawat tempur untuk memperkuat kekuatan militernya.
Asia pun kini menjadi pasar terbesar di dunia bagi produsen-produsen pesawat tempur terkemuka, seperti Lockheed Martin, Boeing, maupun Saab.
Berdasarkan data Bloomberg Intelligence yang dikutip Senin (5/9/2016), para pemasok peralatan militer AS sangat ingin memenangi konsumen di seluruh dunia. Pada tahun 2015 lalu, pembeli dari luar AS menyumbang 24 persen penjualan pada lima industri peralatan militer terbesar AS, naik dari 19 persen pada tahun 2009.
Tahun lalu, penjualan industri militer AS kepada para pembeli asing melonjak 10 persen. Sementara itu, pendapatan dari penjualan di dalam negeri AS sendiri turun 2,4 persen.
Beberapa negara Asia, seperti Jepang, Filipina, dan Vietnam kini tengah berlomba-lomba membeli pesawat tempur. Hal ini sejalan dengan memanasnya ketegangan di Laut China Timur dan Selatan, negara-negara tersebut pun meningkatkan anggaran pertahanan dan belanja pesawat tempur.
Pada tahun 2013 dan 2014, Jepang adalah konsumen terbesar bagi kontraktor militer AS dengan dana yang dihabiskan mencapai 36,5 miliar dollar AS untuk membeli pesawat tempur, perangkat elektronik militer, misil, dan alutsista lainnya.
Adapun Lockheed Martin menerima pesanan 42 unit pesawat tempur F-35 dari Jepang dengan nilai transaksi 379 miliar dollar AS.
Sementara itu, menurut laporan Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), India merupakan importir terbesar di dunia untuk persenjataan militer. India menggantungkan diri kepada 60 persen impor alutsista.
Belum lama ini, Lockheed Martin mencapai kesepakatan kontrak penjualan pesawat tempur jenis F-16 kepada India. Penjualan ini merupakan bagian dari rencana 150 miliar dollar AS yang digulirkan Perdana Menteri Narendra Modi untuk melakukan modernisasi angkatan bersenjata India.
Sebagai ‘pemanis’ dalam perjanjian tersebut, Lockheed bahkan bersedia melakukan produksi F-16 di India. Pesaing Lockheed seperti Boeing dan Saab juga menawarkan hal serupa.
“Apa yang kami lakukan adalah menempatkan India sebagai pusat basis pasokan,” ujar Randall Howard, direktur pengembangan bisnis aeronautika Lockheed.
♘ Kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.