Untuk Pelajari Alutsista Buatan IndonesiaAnoa Produk PT Pindad [TNI AD] ★
Delegasi Angkatan Bersenjata Qatar berencana mengunjungi Indonesia untuk meningkatkan hubungan pertahanan, khususnya mempelajari sistem persenjataan strategis, termasuk mengunjungi industri peralatan militer.
Demikian salah satu hasil pertemuan Duta Besar Indonesia untuk Qatar, Marsekal Madya (Pur) Muhammad Basri Sidehabi dengan Kepala Pusat Kajian Strategis Angkatan Bersenjata Qatar, Brigader Jenderal (Brigjen) Hamad Mohammed Al Marri, di Doha, Kamis (19/1/2017).
Hamad didampingi Penasihat Khusus dan Konsultan Senior-nya, Osama Kubbar. Sedangkan Dubes Basri didampingi Pelaksana Fungsi Politik KBRI Doha, Boy Dharmawan.
Boy melaporkan kepada Kompas.com bahwa dalam pertemuan itu berlangsung hangat. Hamad baru saja menduduki jabatan tersebut pada akhir 2016 untuk mengantikan Mayor Jenderal (Mayjen) Sanad Ali Alnuaimi.
MHamad dalam pertemuan itu mengatakan, Qatar berupaya meningkatkan hubungan pertahanan dengan negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, khususnya Indonesia.
Dubes Basri menjelaskan perkembangan produk militer yang dihasilkan oleh PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia, dan PT PAL, yang telah diekspor ke berbagai negara khususnya negara-negara di kawasan ASEAN, Afrika, dan berbagai negara lainnya.
Brigjen Hamad tertarik mempelajari alat utama sistem persenjataan (alutsista) strategis termasuk mengunjungi pabrik senjata militer.
Hamad juga berjanji akan menghadiri pameran industri pertahanan terbesar Indo-Defence 2017 yang mempromosi produk pertahanan militer darat, laut, dan udara.
Brigjen Hamad mengundang Dubes Basri untuk menghadiri Konferensi Pertahanan dan Keamanan di Qatar pada 5-6 Maret 2017.
Hamad berjanji akan mempertemukan Dubes Basri dengan Menteri Pertahanan Qatar Khalid Bin Mohammed Al Attiyah.
Dubes Basri menyatakan kebanggaannya terhadap Khalid, mantan pilot tempur Angkatan Udara Qatar seperti dirinya.
Sebagai mantan Pilot F-16 pertama di Indonesia, Dubes Basri merasa pertemuannya dengan Menhan Qatar berdampak positif terhadap peningkatan hubungan kedua negara khususnya di bidang pertahanan.
Menurut Boy, dalam beberapa tahun terakhir, selain mengimpor berbagai produk alutsista dari negara-negara Barat, Qatar juga mengimpor berbagai produk militer dari negara berkembang lainnya seperti Pakistan, Turki, dan negara lainnya.
Saat ini Qatar mengimpor berbagai produk pakaian militer untuk Angkatan Bersenjata Qatar dari PT Sritex Indonesia.
Pejabat KBRI di Doha itu menambahkan kawasan Timur Tengah mengimpor peralatan militer besar-besaran sekitar 150 miliar dollar AS dalam dekade terakhir.
Qatar juga sedang melakukan diversifikasi pembelian alutsista dari manca negara.
“Hal ini tentunya membuka peluang bagi produk militer Indonesia untuk bersaing dengan produk-produk negara berkembang lainnya,” ujar pejabat bergelar Minister Counsellor tersebut.
Delegasi Angkatan Bersenjata Qatar berencana mengunjungi Indonesia untuk meningkatkan hubungan pertahanan, khususnya mempelajari sistem persenjataan strategis, termasuk mengunjungi industri peralatan militer.
Demikian salah satu hasil pertemuan Duta Besar Indonesia untuk Qatar, Marsekal Madya (Pur) Muhammad Basri Sidehabi dengan Kepala Pusat Kajian Strategis Angkatan Bersenjata Qatar, Brigader Jenderal (Brigjen) Hamad Mohammed Al Marri, di Doha, Kamis (19/1/2017).
Hamad didampingi Penasihat Khusus dan Konsultan Senior-nya, Osama Kubbar. Sedangkan Dubes Basri didampingi Pelaksana Fungsi Politik KBRI Doha, Boy Dharmawan.
Boy melaporkan kepada Kompas.com bahwa dalam pertemuan itu berlangsung hangat. Hamad baru saja menduduki jabatan tersebut pada akhir 2016 untuk mengantikan Mayor Jenderal (Mayjen) Sanad Ali Alnuaimi.
MHamad dalam pertemuan itu mengatakan, Qatar berupaya meningkatkan hubungan pertahanan dengan negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, khususnya Indonesia.
Dubes Basri menjelaskan perkembangan produk militer yang dihasilkan oleh PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia, dan PT PAL, yang telah diekspor ke berbagai negara khususnya negara-negara di kawasan ASEAN, Afrika, dan berbagai negara lainnya.
Brigjen Hamad tertarik mempelajari alat utama sistem persenjataan (alutsista) strategis termasuk mengunjungi pabrik senjata militer.
Hamad juga berjanji akan menghadiri pameran industri pertahanan terbesar Indo-Defence 2017 yang mempromosi produk pertahanan militer darat, laut, dan udara.
Brigjen Hamad mengundang Dubes Basri untuk menghadiri Konferensi Pertahanan dan Keamanan di Qatar pada 5-6 Maret 2017.
Hamad berjanji akan mempertemukan Dubes Basri dengan Menteri Pertahanan Qatar Khalid Bin Mohammed Al Attiyah.
Dubes Basri menyatakan kebanggaannya terhadap Khalid, mantan pilot tempur Angkatan Udara Qatar seperti dirinya.
Sebagai mantan Pilot F-16 pertama di Indonesia, Dubes Basri merasa pertemuannya dengan Menhan Qatar berdampak positif terhadap peningkatan hubungan kedua negara khususnya di bidang pertahanan.
Menurut Boy, dalam beberapa tahun terakhir, selain mengimpor berbagai produk alutsista dari negara-negara Barat, Qatar juga mengimpor berbagai produk militer dari negara berkembang lainnya seperti Pakistan, Turki, dan negara lainnya.
Saat ini Qatar mengimpor berbagai produk pakaian militer untuk Angkatan Bersenjata Qatar dari PT Sritex Indonesia.
Pejabat KBRI di Doha itu menambahkan kawasan Timur Tengah mengimpor peralatan militer besar-besaran sekitar 150 miliar dollar AS dalam dekade terakhir.
Qatar juga sedang melakukan diversifikasi pembelian alutsista dari manca negara.
“Hal ini tentunya membuka peluang bagi produk militer Indonesia untuk bersaing dengan produk-produk negara berkembang lainnya,” ujar pejabat bergelar Minister Counsellor tersebut.
♞ Kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.