⚓️ Untuk menghemat bahan bakar Ilustrasi latihan pesawat TNI AU [TNI AU]
Rencana Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo untuk mengembangkan pangkalan militer di wilayah timur Indonesia masuk dalam rencana TNI Angkatan Udara.
Kepala Staf TNI Angkatan Utara (KSAU), Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, menilai pembangunan pangkalan militer di wilayah timur Indonesia sangat diperlukan untuk menghemat bahan bakar pesawat tempur AU dalam mengamankan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Menurutnya, saat ini sejumlah wilayah yang akan menjadi daerah pembangunan pangkalan militer sedang dalam proses kajian. Setidaknya, wilayah pangkalan militer yang dibangun nanti bisa mencapai pulau terluar di timur Indonesia. Hal ini, sambungnya bisa membuat penghematan bahan bakar 20 persen bagi pengamanan wilayah NKRI oleh pesawat tempur TNI AU.
“Sesuai dengan konsep poros maritim dunia bagaimana rencana gelar yang disampaikan panglima kita akan mengembangkan Natuna, Morotai dan yang ditengah bisa pulau Selaru,” ujarnya seusai Upacara Sertijab di Lanud Halim perdanakhusuma, Jakarta Timur, Jumat (20/1).
Selain menghemat anggaran bahan bakar, pembangunan pangkalan militer ini juga bisa menjadi wilayah latihan bagi TNI AU.
Menurut Hadi, selama ini latihan pesawat tempur AU lebih terpusat di wilayah pulau Jawa. Disisi lain, lalu lintas ruang udara di wilayah tersebut sangat dipadati pesawat komersil. Dengan adanya pangkalan militer di wilayah timur Indonesia, latihan tempur bisa dialihkan dan tidak lagi berpusat di wilayah Jawa.
“Kita akan mendukung. Jadi tidak hanya di utara tapi kita bagi di sebelah selatan. Namun kebutuhan latihan negara harus kita cukupi. Seandainya ada kebutuhan latihan di Madiun R to R, kita akan keluarkan namanya notam sehingga tidak mengganggu Lanud Iswahyudi, Madiun, Jawa Timur,” tutup Hadi.
Rencana Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo untuk mengembangkan pangkalan militer di wilayah timur Indonesia masuk dalam rencana TNI Angkatan Udara.
Kepala Staf TNI Angkatan Utara (KSAU), Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, menilai pembangunan pangkalan militer di wilayah timur Indonesia sangat diperlukan untuk menghemat bahan bakar pesawat tempur AU dalam mengamankan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Menurutnya, saat ini sejumlah wilayah yang akan menjadi daerah pembangunan pangkalan militer sedang dalam proses kajian. Setidaknya, wilayah pangkalan militer yang dibangun nanti bisa mencapai pulau terluar di timur Indonesia. Hal ini, sambungnya bisa membuat penghematan bahan bakar 20 persen bagi pengamanan wilayah NKRI oleh pesawat tempur TNI AU.
“Sesuai dengan konsep poros maritim dunia bagaimana rencana gelar yang disampaikan panglima kita akan mengembangkan Natuna, Morotai dan yang ditengah bisa pulau Selaru,” ujarnya seusai Upacara Sertijab di Lanud Halim perdanakhusuma, Jakarta Timur, Jumat (20/1).
Selain menghemat anggaran bahan bakar, pembangunan pangkalan militer ini juga bisa menjadi wilayah latihan bagi TNI AU.
Menurut Hadi, selama ini latihan pesawat tempur AU lebih terpusat di wilayah pulau Jawa. Disisi lain, lalu lintas ruang udara di wilayah tersebut sangat dipadati pesawat komersil. Dengan adanya pangkalan militer di wilayah timur Indonesia, latihan tempur bisa dialihkan dan tidak lagi berpusat di wilayah Jawa.
“Kita akan mendukung. Jadi tidak hanya di utara tapi kita bagi di sebelah selatan. Namun kebutuhan latihan negara harus kita cukupi. Seandainya ada kebutuhan latihan di Madiun R to R, kita akan keluarkan namanya notam sehingga tidak mengganggu Lanud Iswahyudi, Madiun, Jawa Timur,” tutup Hadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.