Peluncuran rudal C705 [jawapos] ☆
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Ade Supandi berharap rencana memperluas kekuatan di wilayah militer Armada Timur dapat terealisasi tahun ini. Perluasan kekuatan diharapkan dapat meningkatkan efisiensi operasi dan logistik TNI AL dalam misi menjaga kedaulatan NKRI.
"Penggelaran pangkalan itu kan efisiensi operasi. Kalau ada satuan kita dekat dengan daerah operasi, maka efisiensi operasi, efisiensi logistik bisa kita capai," kata Ade usai membuka rapat pimpinan TNI Angkatan Laut di Markas Besar Angkatan Laut, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (20/1/2017).
Perluasan kekuatan militer TNI AL akan dilakukan secara bertahap. Contohnya Pangkalan Utama AL yang berkembang dari 3 lokasi hingga kini menjadi 14 lokasi.
"Lantamal di Tarakan dulu belum ada, baru lanal. Operasi di Laut Sulawesi itu dari Surabaya, dulu," ujar Ade menggambarkan jarak antara lokasi operasi dengan pusat logistik.
Prajurit yang bertugas tidak boleh kehabisan logistik, mulai bahan makanan hingga bahan bakar kapal, setelah adanya lantamal baru di wilayah timur.
"Artinya bunker-bunker untuk bahan makan itu juga tersedia di daerah operasi, sehingga tidak perlu balik lagi," tegas dia.
Ade juga menjabarkan urgensi peningkatan efisiensi logistik dan operasi di Armada Timur dilatarbelakangi cakupan wilayah militernya yang terlalu luas, mulai perairan Tegal, Jawa Tengah, hingga perairan Papua, yang berbatasan dengan negara tetangga.
"Memang kebutuhan tim saya itu tiga armada. Sehingga tak hanya dua armada (Timur dan Barat) seperti sekarang ini. Kita butuh armada (lagi) di kawasan Timur khususnya, supaya beban Pangarmatim (Panglima Armada RI Kawasan Timur) tidak terlalu berat," jelas Ade.
"Karena wilayah Armatim ini dari mulai perairan Tegal sampai ke perbatasan Papua," sambung dia.
Ade berharap lokasi-lokasi markas komando di bawah Armada Timur yang baru dapat menjadi solusi atas masalah logistik yang selama ini TNI AL alami.
"Bagaimanapun, kapal perang operasinya akan sangat bergantung pada logistik," imbuhnya.
Armabar nantinya akan berganti nama jadi Armada RI 1, Armatim berganti menjadi Armada RI 2 dan armada yang baru akan dinamai Armada RI 3. (fdn/fdn)
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Ade Supandi berharap rencana memperluas kekuatan di wilayah militer Armada Timur dapat terealisasi tahun ini. Perluasan kekuatan diharapkan dapat meningkatkan efisiensi operasi dan logistik TNI AL dalam misi menjaga kedaulatan NKRI.
"Penggelaran pangkalan itu kan efisiensi operasi. Kalau ada satuan kita dekat dengan daerah operasi, maka efisiensi operasi, efisiensi logistik bisa kita capai," kata Ade usai membuka rapat pimpinan TNI Angkatan Laut di Markas Besar Angkatan Laut, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (20/1/2017).
Perluasan kekuatan militer TNI AL akan dilakukan secara bertahap. Contohnya Pangkalan Utama AL yang berkembang dari 3 lokasi hingga kini menjadi 14 lokasi.
"Lantamal di Tarakan dulu belum ada, baru lanal. Operasi di Laut Sulawesi itu dari Surabaya, dulu," ujar Ade menggambarkan jarak antara lokasi operasi dengan pusat logistik.
Prajurit yang bertugas tidak boleh kehabisan logistik, mulai bahan makanan hingga bahan bakar kapal, setelah adanya lantamal baru di wilayah timur.
"Artinya bunker-bunker untuk bahan makan itu juga tersedia di daerah operasi, sehingga tidak perlu balik lagi," tegas dia.
Ade juga menjabarkan urgensi peningkatan efisiensi logistik dan operasi di Armada Timur dilatarbelakangi cakupan wilayah militernya yang terlalu luas, mulai perairan Tegal, Jawa Tengah, hingga perairan Papua, yang berbatasan dengan negara tetangga.
"Memang kebutuhan tim saya itu tiga armada. Sehingga tak hanya dua armada (Timur dan Barat) seperti sekarang ini. Kita butuh armada (lagi) di kawasan Timur khususnya, supaya beban Pangarmatim (Panglima Armada RI Kawasan Timur) tidak terlalu berat," jelas Ade.
"Karena wilayah Armatim ini dari mulai perairan Tegal sampai ke perbatasan Papua," sambung dia.
Ade berharap lokasi-lokasi markas komando di bawah Armada Timur yang baru dapat menjadi solusi atas masalah logistik yang selama ini TNI AL alami.
"Bagaimanapun, kapal perang operasinya akan sangat bergantung pada logistik," imbuhnya.
Armabar nantinya akan berganti nama jadi Armada RI 1, Armatim berganti menjadi Armada RI 2 dan armada yang baru akan dinamai Armada RI 3. (fdn/fdn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.