Kapal induk China Liaoning di tengah-tengah armada Angkatan Laut China dalam latihan pengamanan di kawasan Laut Cina Selatan pada Desember 2016. [REUTERS/Stringer] ★
Upaya penyelesaian masalah Laut China Selatan (LCS) mencapai titik terang setelah China dan Vietnam sepakat berjanji mengelola perbedaan di antara keduanya dan menjaga perdamaian di kawasan laut yang selama ini menjadi sengketa itu.
Perjanjian yang tertuang dalam pernyataan bersama tersebut dikeluarkan saat Ketua Partai Komunis Vietnam Nguyen Phu Trong berkunjung ke China, Sabtu (14/1).
“Kedua negara setelah pembicaraan terbuka sepakat mengelola dengan baik perbedaan kelautan mereka, menghindari tindakan mempersulit keadaan dan meningkatkan ketegangan serta menjaga perdamaian dan ketenangan di Laut China Selatan,” kata pernyataan tersebut yang diterbitkan oleh kantor berita China Xinhua.
Sebagai langkah nyata, pemimpin China dan Vietnam sepakat terus melaksanakan secara penuh perjanjian pengelolaan perbedaan demi kepentingan bersama yang lebih luas.
Kedua pihak menyadari akan pentingnya menjaga perdamaian di kawasan Laut China Selatan terkait keberadaan China dan Vietnam sebagai kedua negara yang bersahabat sejak lama.
Beberapa tahun terakhir masalah pengklaiman atas kedaulatan di Laut Cina Selatan menjadi penyebab utama ketegangan di antara negara-negara yang berdekatan dengan Laut China Selatan.
China mengklaim berhak atas hampir seluruh kawasan Laut Cina Selatan yang selama ini menjadi jalur sangat strategis yang nilai total perdagangannya mencapai US$ 5 triliun setiap tahunnya. Selain Vietnam dan China, pemerintah Brunei, Malaysia, Filipina, dan Taiwan, juga mengklaim atas laut tersebut yang diyakini sangat kaya cadangan minyak dan gas.
Presiden China Xi Jinping pada September lalu mengatakan kepada tamunya, perdana menteri Vietnam, mengenai kepentingan bersama mereka jauh melebihi perbedaan antara keduanya dan menyerukan perselisihan mereka di Laut China Selatan diselesaikan melalui perundingan. (obs)
Upaya penyelesaian masalah Laut China Selatan (LCS) mencapai titik terang setelah China dan Vietnam sepakat berjanji mengelola perbedaan di antara keduanya dan menjaga perdamaian di kawasan laut yang selama ini menjadi sengketa itu.
Perjanjian yang tertuang dalam pernyataan bersama tersebut dikeluarkan saat Ketua Partai Komunis Vietnam Nguyen Phu Trong berkunjung ke China, Sabtu (14/1).
“Kedua negara setelah pembicaraan terbuka sepakat mengelola dengan baik perbedaan kelautan mereka, menghindari tindakan mempersulit keadaan dan meningkatkan ketegangan serta menjaga perdamaian dan ketenangan di Laut China Selatan,” kata pernyataan tersebut yang diterbitkan oleh kantor berita China Xinhua.
Sebagai langkah nyata, pemimpin China dan Vietnam sepakat terus melaksanakan secara penuh perjanjian pengelolaan perbedaan demi kepentingan bersama yang lebih luas.
Kedua pihak menyadari akan pentingnya menjaga perdamaian di kawasan Laut China Selatan terkait keberadaan China dan Vietnam sebagai kedua negara yang bersahabat sejak lama.
Beberapa tahun terakhir masalah pengklaiman atas kedaulatan di Laut Cina Selatan menjadi penyebab utama ketegangan di antara negara-negara yang berdekatan dengan Laut China Selatan.
China mengklaim berhak atas hampir seluruh kawasan Laut Cina Selatan yang selama ini menjadi jalur sangat strategis yang nilai total perdagangannya mencapai US$ 5 triliun setiap tahunnya. Selain Vietnam dan China, pemerintah Brunei, Malaysia, Filipina, dan Taiwan, juga mengklaim atas laut tersebut yang diyakini sangat kaya cadangan minyak dan gas.
Presiden China Xi Jinping pada September lalu mengatakan kepada tamunya, perdana menteri Vietnam, mengenai kepentingan bersama mereka jauh melebihi perbedaan antara keduanya dan menyerukan perselisihan mereka di Laut China Selatan diselesaikan melalui perundingan. (obs)
★ CNN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.