Di Pamerkan Korea SelatanPrototipe Radar AESA [chosun]
Perusahaan pertahanan Korea Hanwha Systems meluncurkan prototipe pertama sistem radar AESA untuk pesawat tempur buatan dalam negeri, Kamis kemarin.
Prototipe pertama, yang terdiri dari antena dan power supply, telah diproduksi untuk memverifikasi kemampuan Korea Selatan mengembangkan teknologi radar AESA.
Pengembangan radar AESA adalah bagian dari proyek KF-X senilai 8,5 triliun won (US$ 7.5 miliar) untuk membangun pesawat tempur generasi 4.5 didalam negeri pada tahun 2026 untuk menggantikan armada F-4 dan F-5 yang sudah tua. Pemerintah akan menginvestasikan anggaran sebesar 10 triliun won (US$ 8,8 miliar) untuk menghasilkan 120 pesawat KF-X pada tahun 2032.
Agency for Defense Development sedang mengawasi pengembangan radar, perangkat penting yang dapat membantu pilot mengidentifikasi teman atau musuh dalam pertempuran udara dan menemukan target di darat.
Hanwha Systems, sebelumnya Hanwha Thales, terpilih pada bulan April tahun lalu untuk memproduksi sistem radar. Perusahaan tersebut menunjukkan prototipe radar tersebut kepada para jurnalis di pusat penelitiannya di Yongin, Provinsi Gyeonggi, dan memberikan demonstrasi gelombang listrik transmisi.
“Berdasarkan prototipe (radar AESA) pertama, kami akan terus berupaya mengembangkan versi final KF-X yang akan dilengkapinya,” kata seorang pejabat ADD, meminta tidak disebutkan namanya.
Pejabat tersebut mencatat, sebuah pertemuan komite diadakan pada tanggal 28 dan 29 Juni untuk memeriksa kelayakan pembangunan pesawat tempur KF-X di dalam negeri.
“Anggota panitia menyimpulkan bahwa Korea Selatan dapat secara konsisten melanjutkan pembangunan,” katanya.
ADD akan mengirim prototipe radar pertama ke Elta Systems Israel, yang akan memberikan bantuan teknis, dan akan melakukan uji coba di darat dan udara pada bulan September.
Elta Systems bersama dengan Hanwha Group, juga mengembangkan perangkat lunak untuk sistem radar.
The Defense Acquisition Program Administration (DAPA), menyatakan begitu radar AESA selesai dikembangkan, maka akan diintegrasikan dengan pesawat tempur KF-X, dan bekerjasama dengan Korea Aerospace Industries (KAI).
Seoul pada awalnya berencana untuk menerima teknologi radar AESA dari perusahaan pertahanan Lockheed Martin, namun rencana tersebut kandas setelah pemerintah AS memutuskan untuk memblokir pengalihkan empat teknologi inti yang digunakan pada jet tempur F-35 – infrared search and track, electronic optics targeting pod, radio frequency jammer dan radar AESA – ke Korea Selatan dengan alasan keamanan.
Menyusul halangan itu, DAPA mengatakan akan mengembangkan teknologi di dalam negeri. Namun beberapa kritikus masih meragukan tentang kelayakan pembangunan pesawat tempur KF-X di dalam negeri. [KoreaTimes]
♖ Jakarta Greater
Perusahaan pertahanan Korea Hanwha Systems meluncurkan prototipe pertama sistem radar AESA untuk pesawat tempur buatan dalam negeri, Kamis kemarin.
Prototipe pertama, yang terdiri dari antena dan power supply, telah diproduksi untuk memverifikasi kemampuan Korea Selatan mengembangkan teknologi radar AESA.
Pengembangan radar AESA adalah bagian dari proyek KF-X senilai 8,5 triliun won (US$ 7.5 miliar) untuk membangun pesawat tempur generasi 4.5 didalam negeri pada tahun 2026 untuk menggantikan armada F-4 dan F-5 yang sudah tua. Pemerintah akan menginvestasikan anggaran sebesar 10 triliun won (US$ 8,8 miliar) untuk menghasilkan 120 pesawat KF-X pada tahun 2032.
Agency for Defense Development sedang mengawasi pengembangan radar, perangkat penting yang dapat membantu pilot mengidentifikasi teman atau musuh dalam pertempuran udara dan menemukan target di darat.
Hanwha Systems, sebelumnya Hanwha Thales, terpilih pada bulan April tahun lalu untuk memproduksi sistem radar. Perusahaan tersebut menunjukkan prototipe radar tersebut kepada para jurnalis di pusat penelitiannya di Yongin, Provinsi Gyeonggi, dan memberikan demonstrasi gelombang listrik transmisi.
“Berdasarkan prototipe (radar AESA) pertama, kami akan terus berupaya mengembangkan versi final KF-X yang akan dilengkapinya,” kata seorang pejabat ADD, meminta tidak disebutkan namanya.
Pejabat tersebut mencatat, sebuah pertemuan komite diadakan pada tanggal 28 dan 29 Juni untuk memeriksa kelayakan pembangunan pesawat tempur KF-X di dalam negeri.
“Anggota panitia menyimpulkan bahwa Korea Selatan dapat secara konsisten melanjutkan pembangunan,” katanya.
ADD akan mengirim prototipe radar pertama ke Elta Systems Israel, yang akan memberikan bantuan teknis, dan akan melakukan uji coba di darat dan udara pada bulan September.
Elta Systems bersama dengan Hanwha Group, juga mengembangkan perangkat lunak untuk sistem radar.
The Defense Acquisition Program Administration (DAPA), menyatakan begitu radar AESA selesai dikembangkan, maka akan diintegrasikan dengan pesawat tempur KF-X, dan bekerjasama dengan Korea Aerospace Industries (KAI).
Seoul pada awalnya berencana untuk menerima teknologi radar AESA dari perusahaan pertahanan Lockheed Martin, namun rencana tersebut kandas setelah pemerintah AS memutuskan untuk memblokir pengalihkan empat teknologi inti yang digunakan pada jet tempur F-35 – infrared search and track, electronic optics targeting pod, radio frequency jammer dan radar AESA – ke Korea Selatan dengan alasan keamanan.
Menyusul halangan itu, DAPA mengatakan akan mengembangkan teknologi di dalam negeri. Namun beberapa kritikus masih meragukan tentang kelayakan pembangunan pesawat tempur KF-X di dalam negeri. [KoreaTimes]
♖ Jakarta Greater
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.