Kontrak telah ditandatanganiPesawat CN 235 AU Senegal [PT DI] ●
PT Dirgantara Indonesia (Persero) baru saja menandatangani kontrak pembuatan satu unit pesawat dari Nepal. Diharapkan pembuatan pesawat selesai sekitar 18 bulan.
Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno mengungkapkan, penandatanganan kontrak ini juga diharapkan dapat meningkatkan pasar PT Dirgantara Indonesia di Asia dan Afrika.
“Kontrak pembuatannya untuk CN235 1 unit. Ini akan memperbanyak pasar pesawat itu di Afrika,” kata Harry saat berbincang dengan Liputan6.com, Minggu (9/7/2017).
Sebelumnya, PT DI juga telah mengirimkan pesawat jenis yang sama ke negara Afrika, yaitu Senegal sebanyak 1 unit. Bahkan saat ini Senegal menambah pesanan satu unit lagi ke PT DI dan saat ini tengah dikerjakan.
Harry menuturkan, untuk pesanan pesawat dari Nepal ini, akan dikerjakan oleh PT DI kurang lebih selama 18 bulan. “Jadi akan di deliver tahun depan,” tegas Harry.
Mengenai kemampuan CN235 yang diinginkan Nepal adalah pesawat yang dikhususkan untuk transportasi militer. “Untuk harganya, sangat variatif, tergantung pesanannya untuk apa, transportasi, patroli atau yang lainnya. Kalau patroli itu lebih mahal,” tutur Harry.
Perlu diketahui, saat ini PT Dirgantara Indonesia dan CASA menjadi dua perusahaan yang memiliki lisensi Airbus dalam memproduksi CN235. Hanya saja, dalam kesepakatannya, CASA memiliki hak pasar di wilayah Eropa dan Amerika Serikat (AS). Sedangkan PT DI memiliki hak pasar di luar dua benua tersebut.
PT Dirgantara Indonesia (Persero) baru saja menandatangani kontrak pembuatan satu unit pesawat dari Nepal. Diharapkan pembuatan pesawat selesai sekitar 18 bulan.
Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno mengungkapkan, penandatanganan kontrak ini juga diharapkan dapat meningkatkan pasar PT Dirgantara Indonesia di Asia dan Afrika.
“Kontrak pembuatannya untuk CN235 1 unit. Ini akan memperbanyak pasar pesawat itu di Afrika,” kata Harry saat berbincang dengan Liputan6.com, Minggu (9/7/2017).
Sebelumnya, PT DI juga telah mengirimkan pesawat jenis yang sama ke negara Afrika, yaitu Senegal sebanyak 1 unit. Bahkan saat ini Senegal menambah pesanan satu unit lagi ke PT DI dan saat ini tengah dikerjakan.
Harry menuturkan, untuk pesanan pesawat dari Nepal ini, akan dikerjakan oleh PT DI kurang lebih selama 18 bulan. “Jadi akan di deliver tahun depan,” tegas Harry.
Mengenai kemampuan CN235 yang diinginkan Nepal adalah pesawat yang dikhususkan untuk transportasi militer. “Untuk harganya, sangat variatif, tergantung pesanannya untuk apa, transportasi, patroli atau yang lainnya. Kalau patroli itu lebih mahal,” tutur Harry.
Perlu diketahui, saat ini PT Dirgantara Indonesia dan CASA menjadi dua perusahaan yang memiliki lisensi Airbus dalam memproduksi CN235. Hanya saja, dalam kesepakatannya, CASA memiliki hak pasar di wilayah Eropa dan Amerika Serikat (AS). Sedangkan PT DI memiliki hak pasar di luar dua benua tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.