MANADO — Sejumlah persenjataan milik TNI Angkatan Darat (AD) di Sulut mendapat perhatian khusus dari Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo. Terbukti saat melakukan kunjungan ke daerah ini kemarin, Kasad mengungkapkan akan mengganti sejumlah kendaraan perang, yang sudah uzur di jajaran korps TNI AD di Sulut.
Menurutnya, penggantian panser, jenis Saladin dan Ferret buatan Inggris yang sudah berumur milik Kikavser BS di Wori sudah direncanakan. “Akan diganti dengan Panser Anoa buatan Pindad. Dan itu (Anoa) sudah memenuhi standar mutu internasional dan bisa digunakan sebagai kendaraan tempur perdamaian PBB,” ungkapnya.
Kedatangan orang nomor satu TNI-AD ini juga untuk mengecek kesiapan prajurit jajaran Korem 131/Santiago. Terutama dalam menjaga kedaulatan NKRI serta membina ketahanan wilayah dalam kerangka sistem pertahanan semesta.
Pada tatap muka dengan prajurit Korem 131/Santiago di Markas Batalyon 712/Wiratama di Kelurahan Teling Atas itu, Kasad menegaskan bahwa Pengadaan alat utama sistem persenjataan (Alutsista), merupakan prioritas utama TNI-AD. “Saya tetap berupaya keras untuk memperbaharui Alutsista parjurit TNI-AD dengan peralatan terbaik agar prajurit dapat mengeluarkan kemampuan optimal sebagai prajurit profesional,” tegas lulusan Akabri 1980.
Ia mengatakan, tidak akan mundur jika menghadapi pihak-pihak yang tidak inginkan TNI-AD kuat dan disegani. “Saya juga tak ragu-ragu menolak Alutsista yang ditawarkan berbagai rekan serta broker yang mengutamakan keuntungan semata,” tekannya.
Lanjut jenderal bintang empat ini, ia pernah menolak Alutsista seperti rudal anti pesawat dan meriam, karena saat diuji tidak efektif dan tidak sesuai dengan karateristik pola tempur. “Saya lebih menyukai Alutsista dalam negeri buatan PT Pindad, sebab sudah teruji keandalannya. Seperti senapan serbu SS-1 dan 2 (buatan Pindad) yang terbukti sering menjuarai lomba menembak antar tentara dunia,” beber Kasad, yang pernah bertugas di Kopassus sejak pangkat Letnan Dua sampai Kolonel.
Terkait dengan upaya TNI-AD dalam membeli 100 tank Leopard dalam memenuhi kebutuhan dua batalyon tank tempur yang dihalangi-halangi berbagai pihak, Wibowo menuturkan pengadaan ini sangat dibutuhkan dalam memodernisasi Alutsista dan meningkatkan daya tempur prajurit.
“Kebutuhan 100 (tank) Leopard sudah melalui kajian penelitan mendalam Dislitbangad (Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI-AD),” tutup Wibowo yang pernah menjadi ajudan eks Presiden Megawati Soekarnoputri. Informasi didapat, Wibowo sangat berpeluang sebagai calon Panglima TNI karena sikap profesionalitasnya.(tr-06/ras)
Menurutnya, penggantian panser, jenis Saladin dan Ferret buatan Inggris yang sudah berumur milik Kikavser BS di Wori sudah direncanakan. “Akan diganti dengan Panser Anoa buatan Pindad. Dan itu (Anoa) sudah memenuhi standar mutu internasional dan bisa digunakan sebagai kendaraan tempur perdamaian PBB,” ungkapnya.
Kedatangan orang nomor satu TNI-AD ini juga untuk mengecek kesiapan prajurit jajaran Korem 131/Santiago. Terutama dalam menjaga kedaulatan NKRI serta membina ketahanan wilayah dalam kerangka sistem pertahanan semesta.
Pada tatap muka dengan prajurit Korem 131/Santiago di Markas Batalyon 712/Wiratama di Kelurahan Teling Atas itu, Kasad menegaskan bahwa Pengadaan alat utama sistem persenjataan (Alutsista), merupakan prioritas utama TNI-AD. “Saya tetap berupaya keras untuk memperbaharui Alutsista parjurit TNI-AD dengan peralatan terbaik agar prajurit dapat mengeluarkan kemampuan optimal sebagai prajurit profesional,” tegas lulusan Akabri 1980.
Ia mengatakan, tidak akan mundur jika menghadapi pihak-pihak yang tidak inginkan TNI-AD kuat dan disegani. “Saya juga tak ragu-ragu menolak Alutsista yang ditawarkan berbagai rekan serta broker yang mengutamakan keuntungan semata,” tekannya.
Lanjut jenderal bintang empat ini, ia pernah menolak Alutsista seperti rudal anti pesawat dan meriam, karena saat diuji tidak efektif dan tidak sesuai dengan karateristik pola tempur. “Saya lebih menyukai Alutsista dalam negeri buatan PT Pindad, sebab sudah teruji keandalannya. Seperti senapan serbu SS-1 dan 2 (buatan Pindad) yang terbukti sering menjuarai lomba menembak antar tentara dunia,” beber Kasad, yang pernah bertugas di Kopassus sejak pangkat Letnan Dua sampai Kolonel.
Terkait dengan upaya TNI-AD dalam membeli 100 tank Leopard dalam memenuhi kebutuhan dua batalyon tank tempur yang dihalangi-halangi berbagai pihak, Wibowo menuturkan pengadaan ini sangat dibutuhkan dalam memodernisasi Alutsista dan meningkatkan daya tempur prajurit.
“Kebutuhan 100 (tank) Leopard sudah melalui kajian penelitan mendalam Dislitbangad (Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI-AD),” tutup Wibowo yang pernah menjadi ajudan eks Presiden Megawati Soekarnoputri. Informasi didapat, Wibowo sangat berpeluang sebagai calon Panglima TNI karena sikap profesionalitasnya.(tr-06/ras)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.