Dogfight Sukhoi dengan Hornet |
Dalam latihan udara
Pitch Black 27 Juli-13 Agustus lalu di Australia, penerbang dan jet-jet
Sukhoi Su-27/30 Flanker TNI AU dianggap sebagai rekan berlatih utama dan
tamu kehormatan. Kehadiran pesawat tempur buatan Rusia yang amat
disegani Barat ini sudah diharapkan sejak lama. Australia, AS dan
sejumlah negara ingin sekali melihatnya dari dekat dan mengajaknya
berlatih bersama. Ajakan itu akhirnya dipenuhi Indonesia dalam Pitch
Black ke-12 yang baru saja berakhir. Tim Indonesia dipimpin langsung
oleh Wakasau Marsda TNI Dede Rusamsi.
Kini,
ketegangan AU Australia terhadap pesawat-pesawat tempur buatan Rusia
itu sudah mencair. Kerjasama lebih jauh dengan TNI AU tampaknya juga
mulai terbuka lebar. Mereka puas bisa berlatih bersama, terlebih karena
jet andalan mereka F/A-18F Super Hornet AU Australia bisa "duel" di
langit Tindal dan Darwin. Pemandangan langka ini disaksikan peserta
tetap Pitch Black, yakni Korp Penerbangan Marinir AS, AU Thailand, AU
New Zealand, dan AU Singapura. Selain Super Hornet dan Flanker, ikut
berlatih juga di sini di antaranya: F-16 Fighting Falcon, F/A-18 Hornet,
F-15 Eagle, dan AP-3C Orion.
Lalu apa kata penerbang jet Sukhoi Indonesia, yang semestinya juga
menganggap latihan udara bersama ini sebagai pengalaman yang amat
berharga? "Walau skalanya tidak sebesar Red Flag, latihan ini tampak
direncanakan, dikelola dan dilaksanakan dengan sangat baik. Mereka
memanfaatkan semua sumber yang ada dan dimiliki partisipan, sehingga
latihan seperti real," ungkap Komandan Skadron Udara 11 Letkol Pnb.
Untung Suropati kepada Angkasa. Red Flag yang ia sebut adalah latihan
pertempuran udara madya yang rutin dilakukan AU AS di Alaska dan Nevada.
Pitch Black 2012 (RAAF) |
Adakah kesan khusus terhadap F/A-18F Super Hornet, yang disandingkan
sebagai "lawan tanding" Su-27/30? "Pesawat ini bagus. Thrust (daya
dorong mesin) dan avioniknya jauh lebih baik dari Hornet yang klasik
(F/A-18 Hornet). Tetapi untuk bisa maksimal, tetap kembali pada
pilotnya. Seberapa terlatih dan seberapa terampil dia bisa memanfaatkan
kelebihan yang ada," ungkapnya di sela-sela latihan Flypass 17 Agustus
nanti di atas Istana Negara, Jakarta.
"Syukur kami bisa mengimbanginya. Berkat kerap berlatih dengan radar,
RWR, extra thrust; mereka memberi apresiasi dan pengakuan yang luar
biasa pada kemampuan BVR (Beyond Visual Range) combat dan Close Combat
yang kami miliki," ujar Untung Suropati.(adr)
(Angkasa)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.