F5E/F TNI AU (Foto Agus) |
Jakarta | TNI Angkatan Udara akan membentuk satuan tugas (Satgas)
khusus yang diorientasikan untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan
terbang atau kecelakaan pesawat.
"Ya, memang TNI AU dihadapkan kepada tugas yang berisiko tinggi. Maka
kita membentuk satgas khusus menangani satuan terbang dan kerja
disamping tugas dan tanggung jawab juga melekat kepada komandannya
sendiri," kata Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU), Marsdya TNI Ida
Bagus Putu Dunia pada konperensi pers setelah membuka Rapim TNI AU dan
Apel Dansat 2013 di Mabesau, Cilangkap, Jakarta, Rabu (6/2).
Menurut dia, Satgas khusus itu nantinya akan mengkaji penyebab
kecelakaan yang terjadi. Kemudian kita ambil tindakan yang sesuai dengan
apa yang seharusnya. "Seperti musibah Hawk 109 yang aboard take off.
Kita berusaha mencari akar permasalahan sebenarnya, serta mengambil
tindakan sesuai dengan apa yang seharusnya dan mudah-mudahan tidak
terjadi dikemudian hari," harapan KSAU.
Bahkan dalam Rapim TNI AU 2013, ini juga akan membahas terkait dengan
kecelakaan-kecelakaan pesawat. Pembentukan Satgas, KSAU mengakui, karena
sering tidak bulatnya kesimpulan. Hal itu terjadi karena ada
kepentingan-kepentingan golongan (di tubuh TNI AU). "Adanya kepentingan
golongan tersebut karena antara satu prajurit dengan prajurit lainnya
memendam permasalahan," ucapnya.
Terkait pesawat tempur TNI AU jenis Hawk 109 binaan Skadron Udara 12
Lanud Rusmin Nurjadin yang gagal lepas landas di Bandara Sultan Syarif
Kasim II Pekanbaru, pada Selasa (5/2), kata dia, hingga kini pihaknya
belum mengetahui secara pastinya penyebab insiden itu.
Ida Bagus menjelaskan bahwa hingga saat ini pihaknya masih menyelidiki
apa penyebab dari kejadian gagal terbangnya pesawat TNI AU di Pekanbaru
Riau tersebut. "Kita selalu mencari sebab atas akar permasalahannya dan
kemudian kita ambil tindakan-tindakan apa yang seharusnya dan
mudah-mudahan itu tidak terjadi dikemudian hari," tuturnya.
Sukhoi , T50 dan F5
Sementara itu, TNI AU akan menerima penambahan kekuatan baru atas
kedatangan pesawat tempur Sukhoi buatan Rusia dan T-50 buatan Korea
Selatan. "Dalam program renstra pertama lima tahunan, TNI AU
mendatangkan alutsista, tahun ini TNI AU akan kedatangan pesawat T-50
dari Korea dan pesawat Sukhoi dari Rusia," kata KSAU.
Selain itu, lanjut KSAU, TNI AU juga akan menerima pesawat tempur jenis
Super Tucano secara bertahap dan F-16 dari Amerika yang diharapkan
pertengahan 2014 datang empat unit dan sudah ditingkatkan kemampuannya.
Menurut KSAU, kedatangan pesawat Sukhoi dan T-50 merupakan bagian dari
program rencana strategis (Renstra) lima tahunan. "Dengan adanya
penambahan pesawat tempur itu akan menambah kekuatan alat utama sistem
senjata TNI AU," kata dia.
Terkait pesawat tempur F-5, KSAU mengatakan TNI AU tetap menggunakan,
namun perlu ditingkatkan kemampuannya. "Sesuai program kerja strategis,
pesawat F-5 masih efektif di up grade lagi untuk digunakan, karena
negara lain masih banyak yang menggunakan seperti Singapura, selain itu
TNI AU juga akan mendapat tambahan F-5 dari pemerintah Korea Selatan
yang merupakan komplemen dari pembelian pesawat T-50," kata KSAU.(Feber
S)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.