KSAD Murka Australia Bongkar Senjata Pindad TNI berhasil menyabet juara umum dalam kompetisi Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM), yang digelar di Puckapunyal, Australia, pada 20-23 Mei 2015. Indonesia berhasil mengalahkan tuan rumah, Inggris bahkan Amerika, yang dikenal sebagai negara yang tentaranya sangat ahli menembak. Terlepas kemampuan TNI yang hebat, senjata yang digunakan turut memegang peranan, senapan SS2-V4 berhasil menghantarkan Indonesia menjadi juara, dan mengharumkan nama bangsa. [pindad] ♔
Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan ada kejadian tak mengenakkan ketika perwakilan TNI AD mengikuti perlombaan menembak di Australia pekan lalu. Dalam perlombaan Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM) itu, tim TNI AD menang telak mengalahkan Australia, Amerika, dan sejumlah negara Eropa. TNI AD mengantongi 30 medali emas dari 50 medali yang diperebutkan.
"Karena perbedaan perolehan medali yang begitu mencolok, panitia Australia hendak membongkar senjata kami," kata Gatot kepada wartawan di Markas Besar TNI AD, Jakarta, Jumat, 29 Mei 2015.
Namun Gatot menolak memberikan izin kepada panitia lomba membongkar senjata-senjata yang dipakai perwakilan TNI AD. Jika panitia lomba hendak membongkar senjata TNI, Gatot pun meminta senjata semua peserta juga dibongkar.
Jenderal Gatot pun membantah isu yang menyatakan bahwa peserta lain dalam lomba tersebut mengalah untuk Indonesia. Menurut Gatot, kehormatan negara dan kesatuan militer para peserta dipertaruhkan dalam lomba tersebut. Dengan demikian, mustahil jika ada perwakilan negara tertentu yang pura-pura kalah. "Apakah Marinir Amerika Serikat mau mengalah dalam lomba menembak? Tentu tidak," ujarnya.
Salah satu anggota kontingen TNI AD, Sersan Dua Misran, juga mengatakan bahwa Australia dan negara peserta lainnya kaget melihat perwakilan Indonesia memborong medali. Menurut Misran, panitia lomba mencurigai ada kecurangan dalam spesifikasi pistol G2 dan senapan serbu SS2 V4 buatan PT Pindad Persero yang dipakai personel TNI AD.
"Padahal spesifikasi kami sama dengan senapan M-16 buatan Amerika Serikat yang dipakai juga di lomba itu," tutur Misran.
Dalam lomba tersebut, TNI AD menurunkan 14 prajurit terbaiknya yang berasal dari kesatuan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) dan Komando Cadangan Strategis (Kostrad). Lima staff dan dua tenaga ahli dari PT Pindad juga ikut serta menemani 14 prajurit TNI AD.Senjata Kami Tak Pakai Dukun Kehebatan skill, mental dan tentunya senjata yang menjadikan Juara [Ikahan] ♔
Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Gatot Nurmantyo tak terima dengan permintaan panitia perlombaan menembak di Australia untuk membongkar senjata Pindad yang digunakan kontingen Indonesia. Menurut Gatot, panitia lomba mencurigai senjata prajurit Indonesia lantaran menang telak dengan meraih 30 medali emas dari 50 yang diperebutkan. “Mungkin mereka pikir senjata kami pakai dukun,” kata Gatot kepada wartawan di Markas Besar TNI AD, Jakarta, Jumat, 29 Mei 2015.
Sebelumnya, dalam lomba bertajuk Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM), perwakilan Indonesia mampu mengalahkan tim tuan rumah, Amerika Serikat, dan Inggris dengan nilai telak.
Pada klasemen akhir, kontingen Indonesia berhasil mendapat 30 medali emas, 16 perak, dan 10 perunggu. Sedangkan Angkatan Darat Australia, yang duduk pada posisi kedua, mengantongi 4 medali emas, 9 perak, dan 6 perunggu. Perwakilan Amerika Serikat, yang bertengger pada posisi ketiga, mendapat 4 medali emas, 1 perak, dan 2 perunggu.
Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan ada kejadian tak mengenakkan ketika perwakilan TNI AD mengikuti perlombaan menembak di Australia pekan lalu. Dalam perlombaan Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM) itu, tim TNI AD menang telak mengalahkan Australia, Amerika, dan sejumlah negara Eropa. TNI AD mengantongi 30 medali emas dari 50 medali yang diperebutkan.
"Karena perbedaan perolehan medali yang begitu mencolok, panitia Australia hendak membongkar senjata kami," kata Gatot kepada wartawan di Markas Besar TNI AD, Jakarta, Jumat, 29 Mei 2015.
Namun Gatot menolak memberikan izin kepada panitia lomba membongkar senjata-senjata yang dipakai perwakilan TNI AD. Jika panitia lomba hendak membongkar senjata TNI, Gatot pun meminta senjata semua peserta juga dibongkar.
Jenderal Gatot pun membantah isu yang menyatakan bahwa peserta lain dalam lomba tersebut mengalah untuk Indonesia. Menurut Gatot, kehormatan negara dan kesatuan militer para peserta dipertaruhkan dalam lomba tersebut. Dengan demikian, mustahil jika ada perwakilan negara tertentu yang pura-pura kalah. "Apakah Marinir Amerika Serikat mau mengalah dalam lomba menembak? Tentu tidak," ujarnya.
Salah satu anggota kontingen TNI AD, Sersan Dua Misran, juga mengatakan bahwa Australia dan negara peserta lainnya kaget melihat perwakilan Indonesia memborong medali. Menurut Misran, panitia lomba mencurigai ada kecurangan dalam spesifikasi pistol G2 dan senapan serbu SS2 V4 buatan PT Pindad Persero yang dipakai personel TNI AD.
"Padahal spesifikasi kami sama dengan senapan M-16 buatan Amerika Serikat yang dipakai juga di lomba itu," tutur Misran.
Dalam lomba tersebut, TNI AD menurunkan 14 prajurit terbaiknya yang berasal dari kesatuan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) dan Komando Cadangan Strategis (Kostrad). Lima staff dan dua tenaga ahli dari PT Pindad juga ikut serta menemani 14 prajurit TNI AD.Senjata Kami Tak Pakai Dukun Kehebatan skill, mental dan tentunya senjata yang menjadikan Juara [Ikahan] ♔
Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Gatot Nurmantyo tak terima dengan permintaan panitia perlombaan menembak di Australia untuk membongkar senjata Pindad yang digunakan kontingen Indonesia. Menurut Gatot, panitia lomba mencurigai senjata prajurit Indonesia lantaran menang telak dengan meraih 30 medali emas dari 50 yang diperebutkan. “Mungkin mereka pikir senjata kami pakai dukun,” kata Gatot kepada wartawan di Markas Besar TNI AD, Jakarta, Jumat, 29 Mei 2015.
Sebelumnya, dalam lomba bertajuk Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM), perwakilan Indonesia mampu mengalahkan tim tuan rumah, Amerika Serikat, dan Inggris dengan nilai telak.
Pada klasemen akhir, kontingen Indonesia berhasil mendapat 30 medali emas, 16 perak, dan 10 perunggu. Sedangkan Angkatan Darat Australia, yang duduk pada posisi kedua, mengantongi 4 medali emas, 9 perak, dan 6 perunggu. Perwakilan Amerika Serikat, yang bertengger pada posisi ketiga, mendapat 4 medali emas, 1 perak, dan 2 perunggu.
♔ Tempo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.