Mayor TNI Warto pelatih tembak TNI AD dalam perlombaan Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM) yang berhasil membawa 30 medali emas, 16 perak dan 10 perunggu. Setelah berhasil mengharumkan nama Indonesia, Warto mendapatkan tawaran untuk melatih tentara Jepang dan Malaysia.
"Ada tawaran dari Malaysia dan Jepang. Mereka ketemu langsung minta dilatih sama saya. Tapi saya cuma prajurit biasa kalau pimpinan tak mengizinkan, tak mau, karena saya pegang sumpah sapta marga," ujar Warto di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Senin (25/5).
Dalam menyeleksi prajurit TNI untuk mengikuti perlombaan itu, Warto meminta anak didiknya harus mempunyai kedisplinan dan mental yang kuat. Bahkan ia harus juga mengetahui psikis masing-masing prajurit TNI. "Saya harus masuk ke dalam jiwa mereka secara psikologis, tidak bisa saya suruh mereka masuk psikologis saya, itu salah besar karena karakter orang berbeda-beda antara si A dan si B punya tabiat berbeda," ujarnya.
Dia mengatakan, saat latihan tak mempunyai waktu untuk istirahat. Sebab, dia tak mempunyai waktu lama untuk mengikuti pelaksanaan perlombaan itu.
"Persiapan relatif pendek, hari Sabtu dan hari besar tak pernah libur karena misi kami membawa nama angkatan darat dan nama bangsa kita pertaruhkan negara maju," katanya.
Meski Indonesia dikenal negara tak maju, Warto meminta anak didiknya untuk tak pantang menyerah. Karena sejak tahun 2008 sudah memenangi tiga kali berturut-turut.
"Ya itu lah kita orangnya kecil kemampuan lebih besar dari mereka itu yang membanggakan kita, merah putih yang harus kita angkat, mungkin mereka menganggap kita tidak punya apa-apa Indonesia kecil di mata mereka," tambahnya.
Lanjut dia, kejuaraan yang berlangsung sejak 20-23 Mei di Puckapunyal, Victoria, Australia ini diikuti 17 tim dari 15 negara memperebutkan 50 medali emas. Hasilnya, kontingen Indonesia berhasil menyabet 30 medali emas, 16 perak dan 10 perunggu.
Dia juga mengharapkan prajurit TNI bisa meraih juara umum pada tahun depan. Serta ia mempunyai keinginan untuk memajukan industri senjata buatan PT Pindad lantaran masih adanya kekurangan dalam perlombaan itu.
"Saya ingin majukan senjata buatan Pindad yang harus diperbaiki, karena kemarin sniper hitungan jarak hitungan angin 200 knot susah diperhitungkan. Uji coba di Sukabumi tidak tepat atau masih kurang latihan. Sementara tingkat kesulitan masih relatif, dinamika bisa kita temukan karena tidak boleh menyerah," tukasnya.
"Ada tawaran dari Malaysia dan Jepang. Mereka ketemu langsung minta dilatih sama saya. Tapi saya cuma prajurit biasa kalau pimpinan tak mengizinkan, tak mau, karena saya pegang sumpah sapta marga," ujar Warto di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Senin (25/5).
Dalam menyeleksi prajurit TNI untuk mengikuti perlombaan itu, Warto meminta anak didiknya harus mempunyai kedisplinan dan mental yang kuat. Bahkan ia harus juga mengetahui psikis masing-masing prajurit TNI. "Saya harus masuk ke dalam jiwa mereka secara psikologis, tidak bisa saya suruh mereka masuk psikologis saya, itu salah besar karena karakter orang berbeda-beda antara si A dan si B punya tabiat berbeda," ujarnya.
Dia mengatakan, saat latihan tak mempunyai waktu untuk istirahat. Sebab, dia tak mempunyai waktu lama untuk mengikuti pelaksanaan perlombaan itu.
"Persiapan relatif pendek, hari Sabtu dan hari besar tak pernah libur karena misi kami membawa nama angkatan darat dan nama bangsa kita pertaruhkan negara maju," katanya.
Meski Indonesia dikenal negara tak maju, Warto meminta anak didiknya untuk tak pantang menyerah. Karena sejak tahun 2008 sudah memenangi tiga kali berturut-turut.
"Ya itu lah kita orangnya kecil kemampuan lebih besar dari mereka itu yang membanggakan kita, merah putih yang harus kita angkat, mungkin mereka menganggap kita tidak punya apa-apa Indonesia kecil di mata mereka," tambahnya.
Lanjut dia, kejuaraan yang berlangsung sejak 20-23 Mei di Puckapunyal, Victoria, Australia ini diikuti 17 tim dari 15 negara memperebutkan 50 medali emas. Hasilnya, kontingen Indonesia berhasil menyabet 30 medali emas, 16 perak dan 10 perunggu.
Dia juga mengharapkan prajurit TNI bisa meraih juara umum pada tahun depan. Serta ia mempunyai keinginan untuk memajukan industri senjata buatan PT Pindad lantaran masih adanya kekurangan dalam perlombaan itu.
"Saya ingin majukan senjata buatan Pindad yang harus diperbaiki, karena kemarin sniper hitungan jarak hitungan angin 200 knot susah diperhitungkan. Uji coba di Sukabumi tidak tepat atau masih kurang latihan. Sementara tingkat kesulitan masih relatif, dinamika bisa kita temukan karena tidak boleh menyerah," tukasnya.
⚓️ merdeka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.