LoL ...Militer Iran. (AFP) ☆
Amerika Serikat mengumumkan pemberlakuan sanksi baru untuk program rudal balistik Iran, Minggu (17/1), hanya satu hari setelah sanksi-sanksi lain terkait program nuklir Iran dicabut.
Lima warga negara Iran dan sebuah jaringan perusahaan yang berbasis di Uni Emirat Arab dan Tiongkok ditambahkan ke dalam daftar hitam Amerika, menurut pernyataan Kementerian Keuangan AS.
Jaringan ini "mengaburkan pembeli akhir dari barang-barang sensitif untuk proliferasi rudal dengan menggunakan perusahaan-perusahaan di barisan depan di negara-negara ketiga untuk menipu para pemasok asing," bunyi pernyataan tersebut.
Ditambahkan bahwa lima warga Iran tersebut "berusaha untuk membeli komponen-komponen rudal balistik bagi Iran."
Pejabat kementerian bidang intelijen keuangan, Adam J. Szubin, mengatakan "program rudal balistik Iran merupakan ancaman besar bagi keamanan regional dan global, dan akan terus mendapat sanksi internasional."
Sanksi Baru AS Tidak Berdasar
Pemerintah Iran menyatakan bahwa sanksi baru yang diterapkan oleh Amerika Serikat terhadap Republik Islam Iran tidak berdasar, karena Washington juga menjalankan kebijakan penjualan senjata ke kawasan Timur Tengah.
"Sanksi Amerika Serikat terhadap program peluru kendali balistik Iran tak punya dasar hukum maupun moral,” demikian dikatakan juru bicara Kementerian Luar negeri Iran Hossein Jaberi Ansari dalam sebuah konferensi pers yang disiarkan televisi, Senin 18 Januari 2016, seperti dilansir Reuters.
"Amerika menjual puluhan miliar dolar persenjataan tiap tahun ke negara-negara di kawasan (Timur Tengah, red). Persenjataan tersebut digunakan dalam perang melawan warga Palestina, Lebanon, dan yang terakhir warga Yaman,” ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Amerika Serikat mengumumkan pemberlakuan sanksi baru untuk program rudal balistik Iran, Minggu (17/1), hanya satu hari setelah sanksi-sanksi lain terkait program nuklir Iran dicabut.
Lima warga negara Iran dan sebuah jaringan perusahaan yang berbasis di Uni Emirat Arab dan Tiongkok ditambahkan ke dalam daftar hitam Amerika, menurut pernyataan Kementerian Keuangan AS.
Jaringan ini "mengaburkan pembeli akhir dari barang-barang sensitif untuk proliferasi rudal dengan menggunakan perusahaan-perusahaan di barisan depan di negara-negara ketiga untuk menipu para pemasok asing," bunyi pernyataan tersebut. Ditambahkan bahwa lima warga Iran tersebut "berusaha untuk membeli komponen-komponen rudal balistik bagi Iran."
Pejabat kementerian bidang intelijen keuangan, Adam J. Szubin, mengatakan "program rudal balistik Iran merupakan ancaman besar bagi keamanan regional dan global, dan akan terus mendapat sanksi internasional."
Amerika Serikat mengumumkan pemberlakuan sanksi baru untuk program rudal balistik Iran, Minggu (17/1), hanya satu hari setelah sanksi-sanksi lain terkait program nuklir Iran dicabut.
Lima warga negara Iran dan sebuah jaringan perusahaan yang berbasis di Uni Emirat Arab dan Tiongkok ditambahkan ke dalam daftar hitam Amerika, menurut pernyataan Kementerian Keuangan AS.
Jaringan ini "mengaburkan pembeli akhir dari barang-barang sensitif untuk proliferasi rudal dengan menggunakan perusahaan-perusahaan di barisan depan di negara-negara ketiga untuk menipu para pemasok asing," bunyi pernyataan tersebut.
Ditambahkan bahwa lima warga Iran tersebut "berusaha untuk membeli komponen-komponen rudal balistik bagi Iran."
Pejabat kementerian bidang intelijen keuangan, Adam J. Szubin, mengatakan "program rudal balistik Iran merupakan ancaman besar bagi keamanan regional dan global, dan akan terus mendapat sanksi internasional."
Sanksi Baru AS Tidak Berdasar
Pemerintah Iran menyatakan bahwa sanksi baru yang diterapkan oleh Amerika Serikat terhadap Republik Islam Iran tidak berdasar, karena Washington juga menjalankan kebijakan penjualan senjata ke kawasan Timur Tengah.
"Sanksi Amerika Serikat terhadap program peluru kendali balistik Iran tak punya dasar hukum maupun moral,” demikian dikatakan juru bicara Kementerian Luar negeri Iran Hossein Jaberi Ansari dalam sebuah konferensi pers yang disiarkan televisi, Senin 18 Januari 2016, seperti dilansir Reuters.
"Amerika menjual puluhan miliar dolar persenjataan tiap tahun ke negara-negara di kawasan (Timur Tengah, red). Persenjataan tersebut digunakan dalam perang melawan warga Palestina, Lebanon, dan yang terakhir warga Yaman,” ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Amerika Serikat mengumumkan pemberlakuan sanksi baru untuk program rudal balistik Iran, Minggu (17/1), hanya satu hari setelah sanksi-sanksi lain terkait program nuklir Iran dicabut.
Lima warga negara Iran dan sebuah jaringan perusahaan yang berbasis di Uni Emirat Arab dan Tiongkok ditambahkan ke dalam daftar hitam Amerika, menurut pernyataan Kementerian Keuangan AS.
Jaringan ini "mengaburkan pembeli akhir dari barang-barang sensitif untuk proliferasi rudal dengan menggunakan perusahaan-perusahaan di barisan depan di negara-negara ketiga untuk menipu para pemasok asing," bunyi pernyataan tersebut. Ditambahkan bahwa lima warga Iran tersebut "berusaha untuk membeli komponen-komponen rudal balistik bagi Iran."
Pejabat kementerian bidang intelijen keuangan, Adam J. Szubin, mengatakan "program rudal balistik Iran merupakan ancaman besar bagi keamanan regional dan global, dan akan terus mendapat sanksi internasional."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.