Satu preman tewas KAL Boa 817 ☆
Komandan Pangkalan Utama Angkatan Laut I Belawan Laksamana Pertama TNI Yudo Margono mengatakan kapal patroli milik TNI Angkatan Laut Kalboa diserang sekelompok preman di perairan Tanjung Balai Asahan ketika sedang mengejar kapal pengangkut pakaian bekas ilegal.
"Kapal Kal Boa melihat kapal kayu mengangkut pakaian bekas di tengah laut Jumat (22/1) sekitar pukul 06.30 WIB, dan berusaha mencegatnya karena tidak memiliki izin impor dari pemerintah," katanya kepada wartawan di Belawan, Jumat.
Namun, menurut dia, tiba-tiba sekitar 60 preman yang menggunakan empat kapal bermotor dan membawa bom molotov dan senjata tajam menyerang.
"Dalam aksi penyerangan tersebut, personel TNI AL memberikan tembakan peringatan ke udara, namun tidak diindahkan kelompok preman itu," kata Yudo.
Dia menuturkan Kapal Kalboa terpaksa menjaga jarak sampai merapat ke alur darat karena anggota TNI Angkatan Laut yang ada di kapal itu hanya empat orang, tidak sebanding kelompok penyerang yang mencapai puluhan orang.
Saat melakukan pemeriksaan ke kapal penyerang setelah kejadian itu, petugas TNI Angkatan Laut menemukan seorang dari kelompok penyerang tewas dan seorang lagi terluka dan dibawa ke Rumah Sakit Umum Tanjung Balai untuk mendapat perawatan.
"Korban yang meninggal dunia di atas kapal itu bukan karena ditembak personel TNI AL, tapi bagian kepalanya kelihatan luka," kata Yudo.
Sementara kapal yang mengangkut pakaian bekas ilegal telah diamankan oleh petugas Bea dan Cukai dan dibawa ke Belawan.
"Kelompok penyerang tersebut diduga merupakan orang suruhan dari para penyelundup barang bekas ilegal dari Malaysia," katanya.
TNI AL kerahkan 100 marinir dan tiga kapal perang
Lantamal I Belawan mengerahkan 100 marinir dan tiga kapal perang ke Tanjungbalai sebagai buntut penyerangan puluhan preman terhadap empat prajurit TNI AL, Jumat (22/1).
Komandan Lantamal I Belawan Laksma Yudo Margono mengatakan, pengerahan pasukan dimaksudkan untuk mengantisipasi keributan susulan sekaligus memburu para pelaku yang melarikan diri. "Jangan sampai kita kalah dengan aksi seperti ini," tegasnya.
Yudo yakin serangan pelaku sangat terorganisir. Selain itu aksi mereka juga cukup brutal karena melempari empat prajurit TNI AL dengan bom molotov dan senjata tajam. Satu pelaku, Eka Syahputra dinyatakan tewas dalam insiden ini. Jasadnya hingga kini masih berada di RSU Tanjungbalai.
Komandan Pangkalan Utama Angkatan Laut I Belawan Laksamana Pertama TNI Yudo Margono mengatakan kapal patroli milik TNI Angkatan Laut Kalboa diserang sekelompok preman di perairan Tanjung Balai Asahan ketika sedang mengejar kapal pengangkut pakaian bekas ilegal.
"Kapal Kal Boa melihat kapal kayu mengangkut pakaian bekas di tengah laut Jumat (22/1) sekitar pukul 06.30 WIB, dan berusaha mencegatnya karena tidak memiliki izin impor dari pemerintah," katanya kepada wartawan di Belawan, Jumat.
Namun, menurut dia, tiba-tiba sekitar 60 preman yang menggunakan empat kapal bermotor dan membawa bom molotov dan senjata tajam menyerang.
"Dalam aksi penyerangan tersebut, personel TNI AL memberikan tembakan peringatan ke udara, namun tidak diindahkan kelompok preman itu," kata Yudo.
Dia menuturkan Kapal Kalboa terpaksa menjaga jarak sampai merapat ke alur darat karena anggota TNI Angkatan Laut yang ada di kapal itu hanya empat orang, tidak sebanding kelompok penyerang yang mencapai puluhan orang.
Saat melakukan pemeriksaan ke kapal penyerang setelah kejadian itu, petugas TNI Angkatan Laut menemukan seorang dari kelompok penyerang tewas dan seorang lagi terluka dan dibawa ke Rumah Sakit Umum Tanjung Balai untuk mendapat perawatan.
"Korban yang meninggal dunia di atas kapal itu bukan karena ditembak personel TNI AL, tapi bagian kepalanya kelihatan luka," kata Yudo.
Sementara kapal yang mengangkut pakaian bekas ilegal telah diamankan oleh petugas Bea dan Cukai dan dibawa ke Belawan.
"Kelompok penyerang tersebut diduga merupakan orang suruhan dari para penyelundup barang bekas ilegal dari Malaysia," katanya.
TNI AL kerahkan 100 marinir dan tiga kapal perang
Lantamal I Belawan mengerahkan 100 marinir dan tiga kapal perang ke Tanjungbalai sebagai buntut penyerangan puluhan preman terhadap empat prajurit TNI AL, Jumat (22/1).
Komandan Lantamal I Belawan Laksma Yudo Margono mengatakan, pengerahan pasukan dimaksudkan untuk mengantisipasi keributan susulan sekaligus memburu para pelaku yang melarikan diri. "Jangan sampai kita kalah dengan aksi seperti ini," tegasnya.
Yudo yakin serangan pelaku sangat terorganisir. Selain itu aksi mereka juga cukup brutal karena melempari empat prajurit TNI AL dengan bom molotov dan senjata tajam. Satu pelaku, Eka Syahputra dinyatakan tewas dalam insiden ini. Jasadnya hingga kini masih berada di RSU Tanjungbalai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.