Terkait Illegal Fishing di Natuna Kapal patroli KKP [antara] ♚
Penyidik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengamankan 8 ABK kapal KM Kway Fey 10078 milik China yang memasuki wilayah perairan Indonesia di Natuna. Terkait hal ini, Menteri KKP Susi Pudjiastuti akan memanggil Duta Besar China untuk Indoensia ke kantornya.
"Besok saya akan panggil Dubes China untuk datang ke kantor," kata Susi saat menggelar jumpa pers di rumah dinasnya, Komplek Widya Chanda V, Jakarta, Minggu (20/3/2016).
Dalam pernyataannya, Susi memprotes keras atas sikap arogansi China yang justru seolah melindungi kapal mereka yang akan melakukan illegal fishing. Di mana, saat penyidik telah mengamankan 8 ABK, tiba-tiba kapal coastguard China mendekat dan menabrak kapal yang ditumpangi 8 ABK tersebut. Hal tersebut diduga agar kapal tak bisa ditarik ke wilayah Indonesia untuk diinvestigasi lebih jauh.
"Protes keras, ya (artinya) nota diplomatis. Itu masalah bahasa saja. Kadang bahasa Indonesia itu susah. Jadi bukan di atas ring gitu ya," jelas Susi.
"Seluruh awak kapal pengawas selamat, dengan 8 ABK China masih dibawa oleh KP Hiu 11 diarahkan ke pulau Tiga Natuna untuk proses lebih lanjut," imbuhnya.
KP Hiu 11 adalah kapal pengawas milik KKP yang kala itu tengah berpatroli di sekitar lokasi keberadaan KM Kway Fey 10078. Tiga penyidik KKP yang ada di KP Hiu 11 dan melompat ke KM Kway Fey yakni Puguh Widodo, Apyam Mey Kabarek, dan Ariyanto Lubis.
Meski pada akhirnya KM Kway Fey gagal dibawa ke Indonesia, namun sikap berani dari tiga penyidik tersebut diapresiasi oleh Susi. Ia juga meminta mereka diberi penghargaan.
"Sebuah tindakan yang sangat berani, kita apresiasi, wonderful brave, keberanian yang luar biasa. Mereka orang sipil luar biasa, negara wajib memberi penghargaan," tutur Susi. (rna/Hbb)
Keberanian Penyidik KKP Halau Kapal China di Natuna
Menteri KKP Susi Pudjiastuti (Foto: Rina Atriana/detikcom)
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengapresiasi tiga penyidik PNS Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang berhasil menggagalkan aksi ilegal fishing di perairan Natuna, Kepulauan Riau. Kala itu kapal asing yang akan masuk ke perairan Indonesia adalah KM Kway Fey 10078 milik China.
Saat menggelar jumpa pers di rumah dinasnya, Komplek Widya Chanda V, Jakarta, Minggu (20/3/2016), Susi mengatakan peristiwa tersebut terjadi tepat di wilayah perbatasan. Meski begitu badan kapal telah masuk ke Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia.
"Sebuah tindakan yang sangat berani, kita apresiasi, wonderful brave, keberanian yang luar biasa. Mereka orang sipil luar biasa, negara wajib memberi penghargaan," kata Susi.
Hadir dalam jumpa pers Direktur Polair Brigjen Chairul Noor Alamsyah dan Wakil KSAL Laksamana Muda Arie Henrycus Sembiring. Tiga penyidik KKP yang berhasil menggagalkan ilegal fishing tersebut antara lain Puguh Widodo, Apyam Mey Kabarek, dan Ariyanto Lubis.
Kejadian berawal saat KM Kway Fey 10078 pada Sabtu (19/3) sekitar pukul 14.15 WIB terlihat berada di wilayah perairan nusantara. KP Hiu 11 yang di dalamnya ada tiga penyidik KKP kemudian melakukan pengejaran.
"Namun kapal tidak mau berhenti. Pihak Kapal pengawas lalu memberikan tembakan peringatan, namun kapal tersebut tetap berusaha melarikan diri dengan zig zag, sehingga KP Hiu 11 mendekat dan tidak bisa menghindari tabrakan," jelas Susi.
"Tiga orang personel KP Hiu 11 melompat ke kapal tangkapan dan berhasil melumpuhkan. Delapan ABK Kapal tangkapan di pindahkan ke KP Hiu 11," lanjutnya.
Akan tetapi, saat 3 penyidik KKP yang berada di atas KM Kway Fey 10078 akan membawa kapal tangkapan itu, tiba-tiba ada Coastguard China mendekat dan menabrak kapal tangkapan. Kapal tangkapan berhenti.
"Kejadiannya di batas masuk tapi sudah di ZEE, mau melewati batas masuk ditabrak, supaya tidak bisa ditarik," jelas Susi.
Untuk menghindari hal-hal tidak diinginkan, tiga penyidik tersebut kemudian pindah kembali ke KP Hiu 11 dan meninggalkan kapal tangkapan.
"Seluruh awak Kapal Pengawas (KP) selamat, dengan 8 ABK China masih dibawa oleh KP Hiu 11 diarahkan ke pulau Tiga Natuna untuk proses lebih lanjut," terang Susi. (rna/dhn)
Penyidik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengamankan 8 ABK kapal KM Kway Fey 10078 milik China yang memasuki wilayah perairan Indonesia di Natuna. Terkait hal ini, Menteri KKP Susi Pudjiastuti akan memanggil Duta Besar China untuk Indoensia ke kantornya.
"Besok saya akan panggil Dubes China untuk datang ke kantor," kata Susi saat menggelar jumpa pers di rumah dinasnya, Komplek Widya Chanda V, Jakarta, Minggu (20/3/2016).
Dalam pernyataannya, Susi memprotes keras atas sikap arogansi China yang justru seolah melindungi kapal mereka yang akan melakukan illegal fishing. Di mana, saat penyidik telah mengamankan 8 ABK, tiba-tiba kapal coastguard China mendekat dan menabrak kapal yang ditumpangi 8 ABK tersebut. Hal tersebut diduga agar kapal tak bisa ditarik ke wilayah Indonesia untuk diinvestigasi lebih jauh.
"Protes keras, ya (artinya) nota diplomatis. Itu masalah bahasa saja. Kadang bahasa Indonesia itu susah. Jadi bukan di atas ring gitu ya," jelas Susi.
"Seluruh awak kapal pengawas selamat, dengan 8 ABK China masih dibawa oleh KP Hiu 11 diarahkan ke pulau Tiga Natuna untuk proses lebih lanjut," imbuhnya.
KP Hiu 11 adalah kapal pengawas milik KKP yang kala itu tengah berpatroli di sekitar lokasi keberadaan KM Kway Fey 10078. Tiga penyidik KKP yang ada di KP Hiu 11 dan melompat ke KM Kway Fey yakni Puguh Widodo, Apyam Mey Kabarek, dan Ariyanto Lubis.
Meski pada akhirnya KM Kway Fey gagal dibawa ke Indonesia, namun sikap berani dari tiga penyidik tersebut diapresiasi oleh Susi. Ia juga meminta mereka diberi penghargaan.
"Sebuah tindakan yang sangat berani, kita apresiasi, wonderful brave, keberanian yang luar biasa. Mereka orang sipil luar biasa, negara wajib memberi penghargaan," tutur Susi. (rna/Hbb)
Keberanian Penyidik KKP Halau Kapal China di Natuna
Menteri KKP Susi Pudjiastuti (Foto: Rina Atriana/detikcom)
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengapresiasi tiga penyidik PNS Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang berhasil menggagalkan aksi ilegal fishing di perairan Natuna, Kepulauan Riau. Kala itu kapal asing yang akan masuk ke perairan Indonesia adalah KM Kway Fey 10078 milik China.
Saat menggelar jumpa pers di rumah dinasnya, Komplek Widya Chanda V, Jakarta, Minggu (20/3/2016), Susi mengatakan peristiwa tersebut terjadi tepat di wilayah perbatasan. Meski begitu badan kapal telah masuk ke Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia.
"Sebuah tindakan yang sangat berani, kita apresiasi, wonderful brave, keberanian yang luar biasa. Mereka orang sipil luar biasa, negara wajib memberi penghargaan," kata Susi.
Hadir dalam jumpa pers Direktur Polair Brigjen Chairul Noor Alamsyah dan Wakil KSAL Laksamana Muda Arie Henrycus Sembiring. Tiga penyidik KKP yang berhasil menggagalkan ilegal fishing tersebut antara lain Puguh Widodo, Apyam Mey Kabarek, dan Ariyanto Lubis.
Kejadian berawal saat KM Kway Fey 10078 pada Sabtu (19/3) sekitar pukul 14.15 WIB terlihat berada di wilayah perairan nusantara. KP Hiu 11 yang di dalamnya ada tiga penyidik KKP kemudian melakukan pengejaran.
"Namun kapal tidak mau berhenti. Pihak Kapal pengawas lalu memberikan tembakan peringatan, namun kapal tersebut tetap berusaha melarikan diri dengan zig zag, sehingga KP Hiu 11 mendekat dan tidak bisa menghindari tabrakan," jelas Susi.
"Tiga orang personel KP Hiu 11 melompat ke kapal tangkapan dan berhasil melumpuhkan. Delapan ABK Kapal tangkapan di pindahkan ke KP Hiu 11," lanjutnya.
Akan tetapi, saat 3 penyidik KKP yang berada di atas KM Kway Fey 10078 akan membawa kapal tangkapan itu, tiba-tiba ada Coastguard China mendekat dan menabrak kapal tangkapan. Kapal tangkapan berhenti.
"Kejadiannya di batas masuk tapi sudah di ZEE, mau melewati batas masuk ditabrak, supaya tidak bisa ditarik," jelas Susi.
Untuk menghindari hal-hal tidak diinginkan, tiga penyidik tersebut kemudian pindah kembali ke KP Hiu 11 dan meninggalkan kapal tangkapan.
"Seluruh awak Kapal Pengawas (KP) selamat, dengan 8 ABK China masih dibawa oleh KP Hiu 11 diarahkan ke pulau Tiga Natuna untuk proses lebih lanjut," terang Susi. (rna/dhn)
♚ detik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.