Berdaya Jelajah 100 KmRoket buatan PT Dahana ○
BUMN bahan peledak, PT Dahana (Persero), diberi penugasan pemerintah memproduksi roket untuk jarak pendek dan menengah. Tahun ini, perusahaan yang berkantor pusat di Subang ini telah menandatangani kontrak pembuatan roket R-Han 122.
Direktur Utama Dahana, Budi Antono, mengungkapkan roket R-Han 122 sendiri akan merupakan roket jarak pendek dengan daya jelajah 35 km. Meski bukan kendali, roket yang dibuat di Subang ini bisa mengenai sasaran dengan akurasi tinggi.
"Sudah diuji coba. Jadi tepat ke tujuan, bukan sasaran nyimpang-nyimpang. Kalau misalnya sasarannya kapal, kena kapalnya," kata Budi kepada detikFinance di temui di Menara MTH, Cawang, pekan lalu.
Roket buatan PT Dahana
Menurut Budi, tahun ini pihaknya mendapatkan kontrak dari Kementerian Pertahanan untuk memproduksi 77 buah roket R-Han 122, satu roket bernilai kisaran Rp 2 miliar.
"Saya lupa kontraknya, tapi untuk satu roket R-Han 122 itu harganya sekitar Rp 2 miliar, itu dari Kemenhan. Kalau dari TNI-AU kita kontrak bom P-100 Live untuk bom pesawat Sukoi itu 500 lebih, nilainya US$ 6,4 juta," jelas Budi.
Selain roket R-Han 122, Dahana juga tengah mengembangkan roket jarak menengah yakni R-Han 450 dengan daya jelajah 100 km. Lantaran bahan baku propelan yang digunakan untuk peluncur roket masih impor, pihaknya sudah berencana membangun pabrik propelan di Subang.
"Tapi investasinya besar untuk propelan yakni Rp 9 triliun. Itu jujur saya, Dahana tidak mampu, sehingga kita ajukan ke pemerintah GOCO atau Goverment Owned Company Operated. Pabrik punya pemerintah, kita yang operasikan saja. Posisi sekarang kita nunggu dari pemerintah," pungkas Budi. (idr/hns)
BUMN bahan peledak, PT Dahana (Persero), diberi penugasan pemerintah memproduksi roket untuk jarak pendek dan menengah. Tahun ini, perusahaan yang berkantor pusat di Subang ini telah menandatangani kontrak pembuatan roket R-Han 122.
Direktur Utama Dahana, Budi Antono, mengungkapkan roket R-Han 122 sendiri akan merupakan roket jarak pendek dengan daya jelajah 35 km. Meski bukan kendali, roket yang dibuat di Subang ini bisa mengenai sasaran dengan akurasi tinggi.
"Sudah diuji coba. Jadi tepat ke tujuan, bukan sasaran nyimpang-nyimpang. Kalau misalnya sasarannya kapal, kena kapalnya," kata Budi kepada detikFinance di temui di Menara MTH, Cawang, pekan lalu.
Roket buatan PT Dahana
Menurut Budi, tahun ini pihaknya mendapatkan kontrak dari Kementerian Pertahanan untuk memproduksi 77 buah roket R-Han 122, satu roket bernilai kisaran Rp 2 miliar.
"Saya lupa kontraknya, tapi untuk satu roket R-Han 122 itu harganya sekitar Rp 2 miliar, itu dari Kemenhan. Kalau dari TNI-AU kita kontrak bom P-100 Live untuk bom pesawat Sukoi itu 500 lebih, nilainya US$ 6,4 juta," jelas Budi.
Selain roket R-Han 122, Dahana juga tengah mengembangkan roket jarak menengah yakni R-Han 450 dengan daya jelajah 100 km. Lantaran bahan baku propelan yang digunakan untuk peluncur roket masih impor, pihaknya sudah berencana membangun pabrik propelan di Subang.
"Tapi investasinya besar untuk propelan yakni Rp 9 triliun. Itu jujur saya, Dahana tidak mampu, sehingga kita ajukan ke pemerintah GOCO atau Goverment Owned Company Operated. Pabrik punya pemerintah, kita yang operasikan saja. Posisi sekarang kita nunggu dari pemerintah," pungkas Budi. (idr/hns)
★ detik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.