KRI Alugoro 405 TNI AL [submarine.id]
Pagi itu, 20 Januari 2020, di Pelabuhan Banyuwangi Jawa Timur, muncul kesibukan. Tampak kapal selam pertama buatan anak bangsa, KRI Alugoro-405, sandar di pelabuhan. Juga hadir Direktur Utama PT PAL Surabaya, Budiman Saleh, bersama para insinyur PT PAL di sana dan siap melaksanakan uji selam KRI Alugoro-405.
Kapal selam yang diluncurkan pada 29 April 2019 lalu, siap melaksanakan uji-selam perdana. Tidak tanggung-tanggung Sang Dirut PAL sendiri ikut dalam uji-selam ini. Padahal uji-selam perdana dinilai memiliki risiko tinggi. Bagaimana bila setelah menyelam kapal ini tidak bisa timbul ke perairan.
Banyuwangi dipilih karena memiliki kedalaman yang memadai, hingga sekitar 800 meteran.
Bergerak dari dermaga, KRI Alugoro-405 berlayar menuju lokasi yang telah ditentukan dan operasi penyelaman dimulai. Kapal menukik ke dasar laut dan semua awak kapal menjaga keseimbangan dengan memiringkan badan berlawanan arah menukik kapal selam.
Secara perlahan KRI Alugoro-405 terus menyelam, tercatat kedalaman 50 meter, turun lagi ke kedalaman 75 meter, terus turun lagi ke kedalaman 100 meter. Beragam uji-selam dilaksanakan termasuk tightness test, test pump primer 1 dan 2 untuk menaik-turunkan kedalaman kapal, test bilge pump dan kemudian membuang keluar air yang ada di dalam tabung kapal selam sehingga kapal bisa naik ke atas lagi.
Dirut PT PAL Budiman Saleh, yang ikut menyelam, memperlihatkan alat ukur kedalaman, echosounder, di KRI Alugoro-45 mampu menyelam hingga 251 meter dan masih ada 152 meter lagi untuk mencapai dasar laut. Semua sistem beroperasi secara prima [Sains Indonesia]
Uji-selam dilanjutkan ke kedalaman 150 meter, terus ke kedalaman 200 meter dan berhenti pada kedalaman 251. Tampak di alat ukur kedalaman, echosounder, yang menandakan kedalaman 251 meter dan tampak pula dasar laut perairan laut Banyuwangi yang masih 152 meter lagi dari titik lokasi selam KRI Alugoro-405.
Semua peserta uji-selam bernafas lega, uji-selam berlangsung sukses. Kapal selam adalah kapal paling canggih dari semua jenis kapal perang yang ada di dunia. Hanya segelintir negara di dunia yang mampu membangun kapal selam. Cita-cita Letnan J. Ginagan, seorang perwira muda ALRI, yang pada tahun 1947 berupaya membangun kapal selam buatan dalam negeri akhirnya bisa terwujud. Sejarah mencatat, kala itu Ginagan muda yang lulusan Akademi Angkatan Laut Belanda di Den Helder, membangun sebuah kapal selam mini secara mandiri untuk menghancurkan kapal perusak AL Belanda. Cita-citanya membangun kapal selam, yang benar-benar bisa menyelam, akhirnya diwujudkan oleh generasi penerus Ginagan.
Berita sukses uji-selam KRI Alugoro-405 sampai ke istana. Pada 27 Januari 2020, Presiden Jokowi bersama para menteri bertolak ke PT PAL Surabaya guna meninjau hasil uji-selam kapal selam kita ini. Ini sesuai dengan harapan Presiden bahwa Alutsista TNI semaksimal mungkin harus diproduksi di dalam negeri. "Ini adalah awal kemadirian Alutsista Nasional," tegas Presiden Jokowi.
Pagi itu, 20 Januari 2020, di Pelabuhan Banyuwangi Jawa Timur, muncul kesibukan. Tampak kapal selam pertama buatan anak bangsa, KRI Alugoro-405, sandar di pelabuhan. Juga hadir Direktur Utama PT PAL Surabaya, Budiman Saleh, bersama para insinyur PT PAL di sana dan siap melaksanakan uji selam KRI Alugoro-405.
Kapal selam yang diluncurkan pada 29 April 2019 lalu, siap melaksanakan uji-selam perdana. Tidak tanggung-tanggung Sang Dirut PAL sendiri ikut dalam uji-selam ini. Padahal uji-selam perdana dinilai memiliki risiko tinggi. Bagaimana bila setelah menyelam kapal ini tidak bisa timbul ke perairan.
Banyuwangi dipilih karena memiliki kedalaman yang memadai, hingga sekitar 800 meteran.
Bergerak dari dermaga, KRI Alugoro-405 berlayar menuju lokasi yang telah ditentukan dan operasi penyelaman dimulai. Kapal menukik ke dasar laut dan semua awak kapal menjaga keseimbangan dengan memiringkan badan berlawanan arah menukik kapal selam.
Secara perlahan KRI Alugoro-405 terus menyelam, tercatat kedalaman 50 meter, turun lagi ke kedalaman 75 meter, terus turun lagi ke kedalaman 100 meter. Beragam uji-selam dilaksanakan termasuk tightness test, test pump primer 1 dan 2 untuk menaik-turunkan kedalaman kapal, test bilge pump dan kemudian membuang keluar air yang ada di dalam tabung kapal selam sehingga kapal bisa naik ke atas lagi.
Dirut PT PAL Budiman Saleh, yang ikut menyelam, memperlihatkan alat ukur kedalaman, echosounder, di KRI Alugoro-45 mampu menyelam hingga 251 meter dan masih ada 152 meter lagi untuk mencapai dasar laut. Semua sistem beroperasi secara prima [Sains Indonesia]
Uji-selam dilanjutkan ke kedalaman 150 meter, terus ke kedalaman 200 meter dan berhenti pada kedalaman 251. Tampak di alat ukur kedalaman, echosounder, yang menandakan kedalaman 251 meter dan tampak pula dasar laut perairan laut Banyuwangi yang masih 152 meter lagi dari titik lokasi selam KRI Alugoro-405.
Semua peserta uji-selam bernafas lega, uji-selam berlangsung sukses. Kapal selam adalah kapal paling canggih dari semua jenis kapal perang yang ada di dunia. Hanya segelintir negara di dunia yang mampu membangun kapal selam. Cita-cita Letnan J. Ginagan, seorang perwira muda ALRI, yang pada tahun 1947 berupaya membangun kapal selam buatan dalam negeri akhirnya bisa terwujud. Sejarah mencatat, kala itu Ginagan muda yang lulusan Akademi Angkatan Laut Belanda di Den Helder, membangun sebuah kapal selam mini secara mandiri untuk menghancurkan kapal perusak AL Belanda. Cita-citanya membangun kapal selam, yang benar-benar bisa menyelam, akhirnya diwujudkan oleh generasi penerus Ginagan.
Berita sukses uji-selam KRI Alugoro-405 sampai ke istana. Pada 27 Januari 2020, Presiden Jokowi bersama para menteri bertolak ke PT PAL Surabaya guna meninjau hasil uji-selam kapal selam kita ini. Ini sesuai dengan harapan Presiden bahwa Alutsista TNI semaksimal mungkin harus diproduksi di dalam negeri. "Ini adalah awal kemadirian Alutsista Nasional," tegas Presiden Jokowi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.