Tangani WNI dievakuasiDokumen. Prajurit Korps Marinir TNI AL mengikuti defile saat Upacara Perayaan HUT TNI ke-74 di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Sabtu (5/10/2019). (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/hp.)
Korps Marinir TNI Angkatan Laut mengirimkan Satgas Kemanusiaan ke Natuna dalam rangka menerima Warga Negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari Wuhan, China, yang akan transit di Natuna, Kepulauan Riau.
Satgas kemanusiaan itu dilepas langsung oleh Komandan Korps Marinir (Dankormar) Mayjen TNI (Mar) Suhartono, di Lapangan Apel Brigif 1 Marinir Pasmar 1, Jakarta, Jumat (31/1).
Siaran pers yang diterima di Jakarta, Sabtu, menyebutkan, Satgas tersebut berasal dari Kesehatan, Komlek (Komunikasi dan Elektronika), Polisi Militer, dan Bekpal (Perbekalan dan Perlengkapan) Korps Marinir.
Satgas itu dipimpin oleh dokter yang berdinas di Marinir yaitu Lettu Laut dr Trisno Hendarsyah dan Lettu Laut dr Nicolas.
Satgas ini akan diperbantukan untuk menangani WNI yang dipulangkan dari negara yang sedang terkena wabah Virus Corona (Wuhan China) yang untuk sementara akan ditransitkan di daerah Natuna.
"Kalian sudah mendapatkan pelatihan dan ada peralatan yang kita miliki guna menangani saudara-saudara kita yang dievakuasi dari Wuhan, China ke Natuna," kata Dankormar Mayjen TNI (Mar) Suhartono.
Ia mengatakan, para prajurit-prajurit Marinir bukan hanya jadi ahli dalam peperangan, namun harus mampu menjalankan tugas kemanusiaan.
"Laksanakan tugas ini dengan penuh kebanggaan, karena ini tugas negara kepercayaan kepada kalian," kata Suhartono.
Dankormar meminta agar Satgas Kemanusiaan melakukan semua prosedur pengamanan terhadap bahaya penyakit menular.
"Kita juga sudah punya 50 set alat pelindung diri yang akan kalian pergunakan dan ini juga sudah punya kemampuan CBRN," tambah Jenderal bintang dua ini.
Dalam kesempatan itu, Dankormar mengingatkan agar para anggota tetap melaksanakan tugas dengan hati-hati dan waspada.
"Jangan lengah, karena musuh yang akan kita hadapi virus-virus kecil yang tidak bisa kita lihat secara kasat mata, jangan lupa tetap berdoa dalam setiap apapun yang akan kita laksanakan, landasi semua pekerjaan dengan penuh keikhlasan," katanya.
Hadir pada acara pelepasan Satgas Kemanusiaan tersebut Danpasmar 1 Brigjen TNI (Mar) Nur Alamsyah pejabat utama Kormar dan para pejabat Pasmar 1 serta para Dankolak Korps Marinir Wilayah Jakarta.
Pemerintah pilih Natuna untuk observasi WNI
Pesawat Batik Air A-330 ID 8618 yang akan digunakan untuk menjemput Warga Negara Indonesia (WNI) di Wuhan, China bersiap lepas landas di Bandara Soekarno-Hatta, Tanggerang, Sabtu (1/2/2020). Pemerintah Indonesia akan melakukan evakuasi 240 WNI yang ada di Wuhan dan selanjutkan akan dikarantina di Kepulauan Natuna. [ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/hp]
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan sebanyak 245 warga negara Indonesia yang akan dievakuasi dari Wuhan, China, akan diobservasi sesuai protokol kesehatan di rumah sakit pangkalan militer Natuna, Kepulauan Riau.
Saat melepas Tim Evakuasi WNI dari Provinsi Hubei, China yang digelar di Terminal I Bandara Soekarno Hatta, Banten, Sabtu, Panglima Hadi mengatakan Natuna dipilih karena memiliki rumah sakit (RS) sebagai tempat observasi, yang letaknya jauh dari pemukiman penduduk. Lokasi RS pangkalan militer tersebut adalah 5-6 kilometer dari pemukiman warga.
"TNI mendukung proses pemulangan warga Indonesia dari Wuhan menuju Indonesia, dengan memberikan sarana dan prasarana untuk mendukung protokol kesehatan yang dijalankan pemerintah," ujarnya.
Pangkalan militer di Natuna memiliki fasilitas rumah sakit yang dikelola dokter dari tiga matra angkatan, yaitu TNI AL, TNI AD dan TNI AU.
Jarak landasan (runway) pangkalan militer ke RS tempat isolasi juga sangat dekat. RS tersebut mampu menampung hingga 300 pasien. Sedangkan jarak dermaga ke lokasi RS tersebut juga relatif jauh sekitar 5-6 kilometer.
Di lokasi yang terisolasi tersebut, kesehatan WNI dari Wuhan akan terus diobservasi oleh Kementerian Kesehatan dan instansi terkait.
"Di lokasi itu akan diobservasi. Lokasi itu memenuhi syarat protokol kesehatan sebagai tempat transit sementara sampai WNI dengan dinyatakan bebas, bisa bertemu dengan keluarga," ujarnya.
Hadi menjelaskan proses pemindahan dari Wuhan menuju Natuna, Indonesia terus dipantau melalui frekuensi militer yang diberikan operator kepada pilot sehingga dapat memonitor sejak keberangkatan hingga sampai pendaratan tiba di Indonesia.
Sementara itu, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto memastikan bahwa WNI yang akan dibawa dari Wuhan adalah yang sehat atau tidak terpapar virus corona.
“Di Wuhan sudah dilakukan monitoring bahwa yang dijemput adalah yang sehat. Dalam menjalankan tugas saat transit observasi, tim evakuasi juga harus sehat dan disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan,” ujar Terawan.
Upacara pelepasan tim evakuasi dilakukan Menteri Luar Negeri Retno L. P Marsudi, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto. Evakuasi akan menggunakan pesawat komersial Batik Air A-330.
Tim evakuasi berjumlah 42 orang yang terdiri atas unsur Kementerian Luar Negeri, Kementerian Kesehatan, TNI dan kru pesawat Batik Air.
Jumlah WNI yang akan dievakuasi dari Wuhan adalah 245 orang ditambah lima orang tim pendahulu (advance) dari pemerintah Indonesia. Sehingga total terdapat 250 WNI yang akan dievakuasi dengan pesawat Batik Air.
♖ antara
Korps Marinir TNI Angkatan Laut mengirimkan Satgas Kemanusiaan ke Natuna dalam rangka menerima Warga Negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari Wuhan, China, yang akan transit di Natuna, Kepulauan Riau.
Satgas kemanusiaan itu dilepas langsung oleh Komandan Korps Marinir (Dankormar) Mayjen TNI (Mar) Suhartono, di Lapangan Apel Brigif 1 Marinir Pasmar 1, Jakarta, Jumat (31/1).
Siaran pers yang diterima di Jakarta, Sabtu, menyebutkan, Satgas tersebut berasal dari Kesehatan, Komlek (Komunikasi dan Elektronika), Polisi Militer, dan Bekpal (Perbekalan dan Perlengkapan) Korps Marinir.
Satgas itu dipimpin oleh dokter yang berdinas di Marinir yaitu Lettu Laut dr Trisno Hendarsyah dan Lettu Laut dr Nicolas.
Satgas ini akan diperbantukan untuk menangani WNI yang dipulangkan dari negara yang sedang terkena wabah Virus Corona (Wuhan China) yang untuk sementara akan ditransitkan di daerah Natuna.
"Kalian sudah mendapatkan pelatihan dan ada peralatan yang kita miliki guna menangani saudara-saudara kita yang dievakuasi dari Wuhan, China ke Natuna," kata Dankormar Mayjen TNI (Mar) Suhartono.
Ia mengatakan, para prajurit-prajurit Marinir bukan hanya jadi ahli dalam peperangan, namun harus mampu menjalankan tugas kemanusiaan.
"Laksanakan tugas ini dengan penuh kebanggaan, karena ini tugas negara kepercayaan kepada kalian," kata Suhartono.
Dankormar meminta agar Satgas Kemanusiaan melakukan semua prosedur pengamanan terhadap bahaya penyakit menular.
"Kita juga sudah punya 50 set alat pelindung diri yang akan kalian pergunakan dan ini juga sudah punya kemampuan CBRN," tambah Jenderal bintang dua ini.
Dalam kesempatan itu, Dankormar mengingatkan agar para anggota tetap melaksanakan tugas dengan hati-hati dan waspada.
"Jangan lengah, karena musuh yang akan kita hadapi virus-virus kecil yang tidak bisa kita lihat secara kasat mata, jangan lupa tetap berdoa dalam setiap apapun yang akan kita laksanakan, landasi semua pekerjaan dengan penuh keikhlasan," katanya.
Hadir pada acara pelepasan Satgas Kemanusiaan tersebut Danpasmar 1 Brigjen TNI (Mar) Nur Alamsyah pejabat utama Kormar dan para pejabat Pasmar 1 serta para Dankolak Korps Marinir Wilayah Jakarta.
Pemerintah pilih Natuna untuk observasi WNI
Pesawat Batik Air A-330 ID 8618 yang akan digunakan untuk menjemput Warga Negara Indonesia (WNI) di Wuhan, China bersiap lepas landas di Bandara Soekarno-Hatta, Tanggerang, Sabtu (1/2/2020). Pemerintah Indonesia akan melakukan evakuasi 240 WNI yang ada di Wuhan dan selanjutkan akan dikarantina di Kepulauan Natuna. [ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/hp]
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan sebanyak 245 warga negara Indonesia yang akan dievakuasi dari Wuhan, China, akan diobservasi sesuai protokol kesehatan di rumah sakit pangkalan militer Natuna, Kepulauan Riau.
Saat melepas Tim Evakuasi WNI dari Provinsi Hubei, China yang digelar di Terminal I Bandara Soekarno Hatta, Banten, Sabtu, Panglima Hadi mengatakan Natuna dipilih karena memiliki rumah sakit (RS) sebagai tempat observasi, yang letaknya jauh dari pemukiman penduduk. Lokasi RS pangkalan militer tersebut adalah 5-6 kilometer dari pemukiman warga.
"TNI mendukung proses pemulangan warga Indonesia dari Wuhan menuju Indonesia, dengan memberikan sarana dan prasarana untuk mendukung protokol kesehatan yang dijalankan pemerintah," ujarnya.
Pangkalan militer di Natuna memiliki fasilitas rumah sakit yang dikelola dokter dari tiga matra angkatan, yaitu TNI AL, TNI AD dan TNI AU.
Jarak landasan (runway) pangkalan militer ke RS tempat isolasi juga sangat dekat. RS tersebut mampu menampung hingga 300 pasien. Sedangkan jarak dermaga ke lokasi RS tersebut juga relatif jauh sekitar 5-6 kilometer.
Di lokasi yang terisolasi tersebut, kesehatan WNI dari Wuhan akan terus diobservasi oleh Kementerian Kesehatan dan instansi terkait.
"Di lokasi itu akan diobservasi. Lokasi itu memenuhi syarat protokol kesehatan sebagai tempat transit sementara sampai WNI dengan dinyatakan bebas, bisa bertemu dengan keluarga," ujarnya.
Hadi menjelaskan proses pemindahan dari Wuhan menuju Natuna, Indonesia terus dipantau melalui frekuensi militer yang diberikan operator kepada pilot sehingga dapat memonitor sejak keberangkatan hingga sampai pendaratan tiba di Indonesia.
Sementara itu, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto memastikan bahwa WNI yang akan dibawa dari Wuhan adalah yang sehat atau tidak terpapar virus corona.
“Di Wuhan sudah dilakukan monitoring bahwa yang dijemput adalah yang sehat. Dalam menjalankan tugas saat transit observasi, tim evakuasi juga harus sehat dan disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan,” ujar Terawan.
Upacara pelepasan tim evakuasi dilakukan Menteri Luar Negeri Retno L. P Marsudi, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto. Evakuasi akan menggunakan pesawat komersial Batik Air A-330.
Tim evakuasi berjumlah 42 orang yang terdiri atas unsur Kementerian Luar Negeri, Kementerian Kesehatan, TNI dan kru pesawat Batik Air.
Jumlah WNI yang akan dievakuasi dari Wuhan adalah 245 orang ditambah lima orang tim pendahulu (advance) dari pemerintah Indonesia. Sehingga total terdapat 250 WNI yang akan dievakuasi dengan pesawat Batik Air.
♖ antara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.