Kini gantian Dephan Australia akan dihajar hacker Indonesia
Sukses meruntuhkan ASIS.gov.au dan ASIO.gov.au bukan berarti tugas hacker Indonesia berakhir. Kini, mereka merencanakan sasaran selanjutnya yang juga bagian dari situs pemerintahan Australia.
Pantauan merdeka.com (12/11), sebuah page Facebook bernama Indonesian Security Down Team sekitar pukul 19:30 WIB lalu telah menentukan target selanjutnya dalam aksi #OpAustralia untuk meruntuhkan situs pemerintahan negeri kanguru tersebut. Kali ini, sasarannya adalah situs milik Departemen Pertahanan yang beralamatkan di http://defence.gov.au/.
Untuk menyiapkan serangan ini, para hacker pun kemudian diberikan beberapa informasi mengenai target seperti IP dan port situs tersebut. Selain itu, disediakan pula beberapa tool otomatis berupa DDoS yang bisa digunakan untuk melakukan serangan ini.
Masih menurut page tersebut, serangan ini sendiri sebenarnya telah dimulai pada pukul 19:00 WIB atau sama dengan waktu serangan-serangan sebelumnya. Namun, hingga kini terlihat bahwa situs http://defence.gov.au/ masih beroperasi dengan normal.
Sebelumnya, hacker Indonesia memang berhasil meruntuhkan dua situs resmi milik intelijen Australia dengan nama http://asio.gov.au dan http://asis.gov.au. Khusus untuk http://asio.gov.au sendiri dibutuhkan waktu sekitar 13 jam mengingat situs tersebut ternyata cukup kuat menghadapi serangan para hacker.
Lantas, kapan kira-kira situs http://defence.gov.au/ juga akan jadi korban keganasan hacker kita? Akankah situs ini mampu bertahan? Patut kita simak.
2 Situsnya diserang, akankah pemerintah Australia turun tangan?
Ada satu harapan yang ditunggu hacker Indonesia terkait serangan mereka ke situs-situs pemerintahan Australia, yaitu mengetahui adanya permohonan maaf.
Saat ini sendiri dua situs pemerintahan Australia dengan nama asio.gov.au dan asis.gov.au sudah runtuh karena serangan bertubi-tubi dari hacker Indonesia. Menurut pantauan merdeka.com (12/11), hingga berita ini dimuat, belum ada tanda-tanda dua situs ini mengalami perbaikan.
Padahal, jika dilihat dari namanya, sebenarnya situs-situs tersebut merupakan situs penting bagi pemerintahan negeri kanguru tersebut. Hal ini dikarenakan keduanya dimiliki oleh badan mata-mata dan intelijen Australia.
Karena hal ini pula kemudian banyak juga media-media Australia yang menyoroti serangan hacker Indonesia ke negara mereka ini. Sydney Morning Herald misalnya, menulis tentang rontoknya situs intelijen ASIS karena serangan dari hacker Indonesia. SMH mengungkapkan awal mula serangan hacker Indonesia itu berawal dari kegiatan penyadapan yang dilakukan pemerintah Australia kepada Indonesia.
Media asing seperti BBC, ZDNet, dan TechinAsia juga turun tangan memberitakan soal penyerangan hacker Indonesia tersebut. Meski sudah sangat ramai, pemerintahan kedua negara belum memberikan pernyataan resminya.
Namun, ada satu pihak terkait yang sama sekali belum memberikan pernyataan apapun seputar hal ini, yaitu pemerintah Australia. Hingga kini, belum ada satu pun pernyataan yang disampaikan secara umum guna menanggapi serangan hacker Indonesia yang telah mampu merontokkan dua situs intelijen Australia.
Padahal, hacker Indonesia sendiri kemungkinan juga tidak akan berhenti menyerang. Masih ada beberapa sasaran yang siap diruntuhkan hingga adanya sikap yang diambil oleh Australia.
Kira-kira, akankah pemerintah Australia turun tangan? Akankah tuntutan permintaan maaf dari hacker Indonesia dipenuhi pemerintah negeri kanguru tersebut?(mdk/nvl)
Sukses meruntuhkan ASIS.gov.au dan ASIO.gov.au bukan berarti tugas hacker Indonesia berakhir. Kini, mereka merencanakan sasaran selanjutnya yang juga bagian dari situs pemerintahan Australia.
Pantauan merdeka.com (12/11), sebuah page Facebook bernama Indonesian Security Down Team sekitar pukul 19:30 WIB lalu telah menentukan target selanjutnya dalam aksi #OpAustralia untuk meruntuhkan situs pemerintahan negeri kanguru tersebut. Kali ini, sasarannya adalah situs milik Departemen Pertahanan yang beralamatkan di http://defence.gov.au/.
Untuk menyiapkan serangan ini, para hacker pun kemudian diberikan beberapa informasi mengenai target seperti IP dan port situs tersebut. Selain itu, disediakan pula beberapa tool otomatis berupa DDoS yang bisa digunakan untuk melakukan serangan ini.
Masih menurut page tersebut, serangan ini sendiri sebenarnya telah dimulai pada pukul 19:00 WIB atau sama dengan waktu serangan-serangan sebelumnya. Namun, hingga kini terlihat bahwa situs http://defence.gov.au/ masih beroperasi dengan normal.
Sebelumnya, hacker Indonesia memang berhasil meruntuhkan dua situs resmi milik intelijen Australia dengan nama http://asio.gov.au dan http://asis.gov.au. Khusus untuk http://asio.gov.au sendiri dibutuhkan waktu sekitar 13 jam mengingat situs tersebut ternyata cukup kuat menghadapi serangan para hacker.
Lantas, kapan kira-kira situs http://defence.gov.au/ juga akan jadi korban keganasan hacker kita? Akankah situs ini mampu bertahan? Patut kita simak.
2 Situsnya diserang, akankah pemerintah Australia turun tangan?
Ada satu harapan yang ditunggu hacker Indonesia terkait serangan mereka ke situs-situs pemerintahan Australia, yaitu mengetahui adanya permohonan maaf.
Saat ini sendiri dua situs pemerintahan Australia dengan nama asio.gov.au dan asis.gov.au sudah runtuh karena serangan bertubi-tubi dari hacker Indonesia. Menurut pantauan merdeka.com (12/11), hingga berita ini dimuat, belum ada tanda-tanda dua situs ini mengalami perbaikan.
Padahal, jika dilihat dari namanya, sebenarnya situs-situs tersebut merupakan situs penting bagi pemerintahan negeri kanguru tersebut. Hal ini dikarenakan keduanya dimiliki oleh badan mata-mata dan intelijen Australia.
Karena hal ini pula kemudian banyak juga media-media Australia yang menyoroti serangan hacker Indonesia ke negara mereka ini. Sydney Morning Herald misalnya, menulis tentang rontoknya situs intelijen ASIS karena serangan dari hacker Indonesia. SMH mengungkapkan awal mula serangan hacker Indonesia itu berawal dari kegiatan penyadapan yang dilakukan pemerintah Australia kepada Indonesia.
Media asing seperti BBC, ZDNet, dan TechinAsia juga turun tangan memberitakan soal penyerangan hacker Indonesia tersebut. Meski sudah sangat ramai, pemerintahan kedua negara belum memberikan pernyataan resminya.
Namun, ada satu pihak terkait yang sama sekali belum memberikan pernyataan apapun seputar hal ini, yaitu pemerintah Australia. Hingga kini, belum ada satu pun pernyataan yang disampaikan secara umum guna menanggapi serangan hacker Indonesia yang telah mampu merontokkan dua situs intelijen Australia.
Padahal, hacker Indonesia sendiri kemungkinan juga tidak akan berhenti menyerang. Masih ada beberapa sasaran yang siap diruntuhkan hingga adanya sikap yang diambil oleh Australia.
Kira-kira, akankah pemerintah Australia turun tangan? Akankah tuntutan permintaan maaf dari hacker Indonesia dipenuhi pemerintah negeri kanguru tersebut?(mdk/nvl)
♞ Merdeka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.