Mengapa Operasi Informasi dimasukkan ke dalam salah satu operasi udara dalam doktrin TNI AU Swa Bhuwana Paksa ?
Kemal Adham, Lampung
TNI Angkatan Udara menyadarai bahwa ledakan pertumbuhan jaringan komunikasi telah mengakibatkan penurunan jumlah populasi terisolasi di dunia. Siapa saja kini terkoneksi melalui perangkat dan jaringan informasi. Munculnya informasi dari sistem kabel dan nirkabel canggih telah memasilitasi komunikasi global tidak saja dengan individu, perusahaan, dan pemerintahan namun juga digunakan organisasi dan individu ekstremis.
Kemampuan untuk berbagi informasi secara “real time” secara anonim dan terlindungi telah menjadi aset yang menguntungkan sekaligus menjadi potensi kerentanan terhadap kita, sekutu kita, dan tentunya juga pada lawan kita. Informasi adalah alat yang ampuh untuk memengaruhi, mengganggu, mencegah atau merebut kemampuan lawan untuk membuat keputusan serta membagi informasi.
Perangkat (instrumen) kekuatan nasional setiap negara yaitu instrumen Diplomatik, Informasional, Militer, dan Ekonomi telah menjadi sarana dan cara untuk menghadapi pesaing atau lawan yang mengganggu kepentingan nasional. Penggunaan segenap instrumen kekuatan nasional dalam lingkungan informasi membutuhkan kemampuan untuk secara aman menransmisi, menerima, menyimpan, dan memroses informasi secara “real time”.
Di sisi lain lawan-lawan kita, baik dalam bentuk negara dan organisasi non-negara tentunya juga menyadari pentingnya teknologi baru ini, dan akan menggunakan kemampuan berbasis dengan informasi untuk mendapatkan keuntungan dalam lingkungan informasi, seperti halnya mereka tetap menggunakan teknologi militer tradisional untuk mendapatkan keuntungan dalam lingkungan operasional lainnya.
Lingkungan strategis pasti terus berubah, demikian pula dengan Operasi Informasi. Berdasarkan perubahan tersebut, Operasi Informasi bisa didefinisikan sebagai tugas terpadu, selama operasi militer, dilaksanakan secara bersamaan dengan operasi lain untuk memengaruhi, mengganggu, merusak, atau merebut sistem pengambilan keputusan lawan dan lawan potensial sekaligus melindungi sistem kita sendiri. Jadi betapa pentingnya lingkungan informasi secara efektif diintegrasikan ke dalam sebuah operasi gabungan untuk menciptakan efek dan kondisi operasional yang dieksploitasi untuk mencapai tujuan sesuai keinginan Panglima Komando Gabungan.
Operasi Informasi diselenggarakan dalam lingkungan informasi kawan dan lawan. Lingkungan informasi adalah kumpulan individu, organisasi, dan sistem yang mengumpulkan, memroses, menyebarkan, atau bertindak berdasarkan informasi. Lingkungan ini terdiri dari tiga dimensi yang saling terkait, yang secara terus menerus berinteraksi dengan individu, organisasi, dan sistem. Dimensi ini adalah dimensi Fisik, dimensi Informasi, dan dimensi Kognitif.
Kegiatan militer termasuk operasi informasi harus selalu sejalan dengan hukum dan kebijakan . Unsur hukum (legal ops) akan selalu memberi pertanyaan hukum dan kebijakan dalam perencanaan Operasi Informasi, baik dari aspek hukum lokal, nasional hingga internasional, khususnya hukum humaniter. Operasi Informasi dilihat lebih pada kemampuan penggandanya untuk menciptakan efek yang diinginkan di benak sasaran.
Ada banyak kegiatan dan kemampuan operasi informasi yang harus dipertimbangkan dalam proses perencanaan, diantaranya : Komunikasi Strategis, Public Affairs, Operasi Sipil–Militer, Kontra Propaganda, Operasi Cyberspace, Operasi Serangan Fisik, Operasi Jaringan Komputer, Jaminan Informasi, Operasi Psikologi, Kontra Intelijen, Pengelabuan Militer, Operasi Keamanan Informasi, Intelijen Citra, Legal Ops, dan Operasi Perang Elektronika.
Semua kegiatan Ops Info ditujukan untuk merebut Information Superiority atau keunggulan informasi yang dibutuhkan sebelum kita meraih keunggulan udara. Serangan udara atau darat dan laut secara fisik akan lebih efektif bila kita memiliki perencanaan dan pelaksanaan operasi informasi yang baik, mulai dari doktrin, alutsista, pelatihan dan pembinaan personel yang baik. Perang modern tidak akan bisa dimenangkan tanpa kemampuan kita memenangkan pertempuran dalam benak manusia, untuk merebut hati dan pikiran publik. (Kol. Pnb. Agung Sasongkojati)
Kemampuan untuk berbagi informasi secara “real time” secara anonim dan terlindungi telah menjadi aset yang menguntungkan sekaligus menjadi potensi kerentanan terhadap kita, sekutu kita, dan tentunya juga pada lawan kita. Informasi adalah alat yang ampuh untuk memengaruhi, mengganggu, mencegah atau merebut kemampuan lawan untuk membuat keputusan serta membagi informasi.
Perangkat (instrumen) kekuatan nasional setiap negara yaitu instrumen Diplomatik, Informasional, Militer, dan Ekonomi telah menjadi sarana dan cara untuk menghadapi pesaing atau lawan yang mengganggu kepentingan nasional. Penggunaan segenap instrumen kekuatan nasional dalam lingkungan informasi membutuhkan kemampuan untuk secara aman menransmisi, menerima, menyimpan, dan memroses informasi secara “real time”.
Di sisi lain lawan-lawan kita, baik dalam bentuk negara dan organisasi non-negara tentunya juga menyadari pentingnya teknologi baru ini, dan akan menggunakan kemampuan berbasis dengan informasi untuk mendapatkan keuntungan dalam lingkungan informasi, seperti halnya mereka tetap menggunakan teknologi militer tradisional untuk mendapatkan keuntungan dalam lingkungan operasional lainnya.
Lingkungan strategis pasti terus berubah, demikian pula dengan Operasi Informasi. Berdasarkan perubahan tersebut, Operasi Informasi bisa didefinisikan sebagai tugas terpadu, selama operasi militer, dilaksanakan secara bersamaan dengan operasi lain untuk memengaruhi, mengganggu, merusak, atau merebut sistem pengambilan keputusan lawan dan lawan potensial sekaligus melindungi sistem kita sendiri. Jadi betapa pentingnya lingkungan informasi secara efektif diintegrasikan ke dalam sebuah operasi gabungan untuk menciptakan efek dan kondisi operasional yang dieksploitasi untuk mencapai tujuan sesuai keinginan Panglima Komando Gabungan.
Operasi Informasi diselenggarakan dalam lingkungan informasi kawan dan lawan. Lingkungan informasi adalah kumpulan individu, organisasi, dan sistem yang mengumpulkan, memroses, menyebarkan, atau bertindak berdasarkan informasi. Lingkungan ini terdiri dari tiga dimensi yang saling terkait, yang secara terus menerus berinteraksi dengan individu, organisasi, dan sistem. Dimensi ini adalah dimensi Fisik, dimensi Informasi, dan dimensi Kognitif.
a. Dimensi Fisik terdiri dari sistem komando dan kendali, pengambil keputusan utama, dan sarana penunjang yang memungkinkan individu dan organisasi untuk menciptakan efek. Ini adalah dimensi dimana platform fisik dan jaringan komunikasi yang menghubungkan mereka berada. Dimensi fisik meliputi manusia, fasilitas Komando Kendali, koran, buku, menara microwave, unit pengolahan komputer, laptop, ponsel pintar, komputer tablet, atau benda lain yang tunduk pada pengukuran empiris. Dimensi fisik tidak terbatas hanya untuk sistem dan proses militer atau bahkan berbasis negara, namun merupakan jaringan yang terhubung melintasi batas-batas geografis,kedaulatan nasional, dan kepemilikan ekonomi.
b. Dimensi Informasi menentukan di mana dan bagaimana informasi dikumpulkan, diolah, disimpan, disebarluaskan, dan lindungi. Dimensi kognitif meliputi benak orang yang mengirimkan, menerima, dan menanggapi atau bertindak berdasarkan informasi. Ini adalah dimensi di mana Komando Kendali kekuatan militer dilakukan dan di mana maksud tujuan Panglima disampaikan. Tindakan dalam dimensi ini memengaruhi isi dan arus informasi yang disampaikan.
c. Dimensi Kognitif meliputi pikiran orang-orang yang mengirim, menerima, dan menanggapi atau bertindak berdasarkan informasi. Hal ini mengacu pada individu atau kelompok di mana terjadi pengolahan informasi, persepsi, penilaian, dan pengambilan keputusan. Unsur-unsur ini dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk budaya dan kepercayaan individu, norma, kerentanan, motivasi, emosi, pengalaman, moral, pendidikan, kesehatan mental, identitas, dan ideologi. Mendefinisikan faktor-faktor yang mempengaruhi ini dalam suatu lingkungan tertentu sangat penting untuk memahami bagaimana cara terbaik mempengaruhi pikiran dari pembuat keputusan agar menciptakan efek yang diinginkan. Dengan demikian, dimensi ini merupakan komponen yang paling penting dari lingkungan informasi.
Kegiatan militer termasuk operasi informasi harus selalu sejalan dengan hukum dan kebijakan . Unsur hukum (legal ops) akan selalu memberi pertanyaan hukum dan kebijakan dalam perencanaan Operasi Informasi, baik dari aspek hukum lokal, nasional hingga internasional, khususnya hukum humaniter. Operasi Informasi dilihat lebih pada kemampuan penggandanya untuk menciptakan efek yang diinginkan di benak sasaran.
Ada banyak kegiatan dan kemampuan operasi informasi yang harus dipertimbangkan dalam proses perencanaan, diantaranya : Komunikasi Strategis, Public Affairs, Operasi Sipil–Militer, Kontra Propaganda, Operasi Cyberspace, Operasi Serangan Fisik, Operasi Jaringan Komputer, Jaminan Informasi, Operasi Psikologi, Kontra Intelijen, Pengelabuan Militer, Operasi Keamanan Informasi, Intelijen Citra, Legal Ops, dan Operasi Perang Elektronika.
Semua kegiatan Ops Info ditujukan untuk merebut Information Superiority atau keunggulan informasi yang dibutuhkan sebelum kita meraih keunggulan udara. Serangan udara atau darat dan laut secara fisik akan lebih efektif bila kita memiliki perencanaan dan pelaksanaan operasi informasi yang baik, mulai dari doktrin, alutsista, pelatihan dan pembinaan personel yang baik. Perang modern tidak akan bisa dimenangkan tanpa kemampuan kita memenangkan pertempuran dalam benak manusia, untuk merebut hati dan pikiran publik. (Kol. Pnb. Agung Sasongkojati)
♞ Angkasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.