Komandan Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Dansatgas Pamtas) Batalion 100/Raider, Letkol Inf Safta Feriansyah mengatakan pos-pos perbatasan Indonesia-Malaysia di Provinsi Kalimantan Utara yang masih kosong selama ini secara bertahap ditempati prajurit.
Safta Feriansyah di Nunukan, Sabtu mengakui terdapat 10 pos perbatasan yang belum ditempati prajurit pamtas yang berada di Kabupaten Nunukan dan Malinau tidak dapat ditempati berhubung kondisi cuaca yang memburuk selama ini.
"Jadi kami mulai tempatkan pasukan pada pos-pos perbatasan yang selama ini masih kosong," katanya.
Ia mengungkapkan, pergeseran pasukan ke beberapa pos perbatasan terutama di wilayah Kecamatan Krayan dan Kabupaten Malinau yang berbatasan langsung dengan Negeri Sarawak harus menggunakan helikopter.
Jalur menuju wilayah itu belum memiliki akses jalan darat maupun laut sehingga untuk mengangkut pasukan menunggu kondisi cuaca membaik, katanya.
Namun pihaknya akan berupaya maksimal menempatkan prajurit pada sejumlah pos yang masih kosong tersebut dalam waktu dekat ini dalam rangka mengoptimalkan penjagaan kawasan perbatasan dengan Malaysia.
Safta Feriansyah mengungkapkan, pesawat helikopter jenis Bell 412 EP dengan nomor flight HA-5166 milik TNI AD yang melakukan pendaratan darurat di Desa Sulit Kecamatan Mentarang Kabupaten Malinau akibat cuaca buruk pada 22 Januari 2014 lalu sebenarnya mengangkut tujuh prajurit Satgas Pamtas Yonif 100/Raider dan logistik sebanyak 600 kilogram.
Prajurit itu, lanjut dia, untuk ditempatkan pada pos perbatasan Indonesia-Malaysia di Long Midang, Kecamatan Krayan, Kabupaten Nunukan namun terpaksa dikembalikan ke Kota Tarakan Kalimantan Utara karena cuaca buruk.
Mengenai keberadaan prajurit yang akan ditempatkan di pos-pos perbatasan itu, Komandan Satgas Pamtas Yonif 100/Raider Kodam II Bukit Barisan ini menyatakan mulai diangkut secara bertahap walaupun belum seluruhnya dapat dilakukan.
"Memang masih ada pos-pos perbatasan yang belum ditempati karena masih menunggu kondisi cuaca lebih baik," katanya.
Safta Feriansyah di Nunukan, Sabtu mengakui terdapat 10 pos perbatasan yang belum ditempati prajurit pamtas yang berada di Kabupaten Nunukan dan Malinau tidak dapat ditempati berhubung kondisi cuaca yang memburuk selama ini.
"Jadi kami mulai tempatkan pasukan pada pos-pos perbatasan yang selama ini masih kosong," katanya.
Ia mengungkapkan, pergeseran pasukan ke beberapa pos perbatasan terutama di wilayah Kecamatan Krayan dan Kabupaten Malinau yang berbatasan langsung dengan Negeri Sarawak harus menggunakan helikopter.
Jalur menuju wilayah itu belum memiliki akses jalan darat maupun laut sehingga untuk mengangkut pasukan menunggu kondisi cuaca membaik, katanya.
Namun pihaknya akan berupaya maksimal menempatkan prajurit pada sejumlah pos yang masih kosong tersebut dalam waktu dekat ini dalam rangka mengoptimalkan penjagaan kawasan perbatasan dengan Malaysia.
Safta Feriansyah mengungkapkan, pesawat helikopter jenis Bell 412 EP dengan nomor flight HA-5166 milik TNI AD yang melakukan pendaratan darurat di Desa Sulit Kecamatan Mentarang Kabupaten Malinau akibat cuaca buruk pada 22 Januari 2014 lalu sebenarnya mengangkut tujuh prajurit Satgas Pamtas Yonif 100/Raider dan logistik sebanyak 600 kilogram.
Prajurit itu, lanjut dia, untuk ditempatkan pada pos perbatasan Indonesia-Malaysia di Long Midang, Kecamatan Krayan, Kabupaten Nunukan namun terpaksa dikembalikan ke Kota Tarakan Kalimantan Utara karena cuaca buruk.
Mengenai keberadaan prajurit yang akan ditempatkan di pos-pos perbatasan itu, Komandan Satgas Pamtas Yonif 100/Raider Kodam II Bukit Barisan ini menyatakan mulai diangkut secara bertahap walaupun belum seluruhnya dapat dilakukan.
"Memang masih ada pos-pos perbatasan yang belum ditempati karena masih menunggu kondisi cuaca lebih baik," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.