Sementara anggota NATO yang lebih kecil di Eropa Timur meningkat belanja militernya Washington ★ Rusia berusaha menguji NATO dan sekutu lintas Atlantik harus meningkatkan belanja militer dalam menghadapi tantangan Moskow itu, kata Menteri Pertahanan AS Chuck Hagel, Jumat.
NATO sejauh ini menanggapi campur tangan Rusia di Ukraina dengan "penyelesaian", kata Hagel, tetapi dalam jangka panjang harus memperkirakan bahwa Rusia akan menguji tujuan, stamina, dan komitmen sekutu AS, lapor AFP.
Pemimpin Pentagon itu mengatakan kepada hadirin di organisasi pakar Wilson Center di Washington bahwa sekutu saat ini menghadapi saat-saat yang menentukan terkait sikap keras Rusia di Ukraina dan tidak mampu untuk mundur.
"Generasi mendatang akan mencatat apakah ... saat-saat tantangan ini, kita memanggil kemauan untuk berinvestasi dalam sekutu kita," katanya memperingatkan.
"Kita tidak harus menyia-nyiakan kesempatan ini atau mundur dari tantangan ini. Kita akan dihakimi dengan keras oleh sejarah ... jika kita melakukan itu," katanya.
Para pejabat AS dan para pemimpin tinggi selama bertahun-tahun menyuarakan keprihatinannya bahwa mitra Eropa telah gagal untuk melakukan investasi yang diperlukan dalam pertahanan dan memungkinkan kekuatan militer mereka terkikis.
Untuk memecahkan apa yang disebutnya "kebuntuan fiskal", Hagel menyeru kepada antara lain menteri keuangan dan pejabat anggaran senior dalam sebuah pertemuan para menteri pertahanan NATO terkait belanja militer.
"Ini akan memungkinkan mereka untuk menerima penjelasan rinci dari para pemimpin militer sekutu akan tantangan yang kita hadapi," katanya.
"Pemimpin di seluruh pemerintah kita harus memahami konsekuensi dari kecenderingan saat ini terkait mengurangi belanja pertahanan," katanya.
Sementara anggota NATO yang lebih kecil di Eropa Timur meningkat belanja militer, Hagel mengatakan, negara-negara anggota yang lebih besar harus melakukan hal yang sama, terutama karena ekonomi transatlantik tumbuh lebih kuat.
Amerika Serikat menyumbang hampir tiga perempat dari anggaran pertahanan di antara semua negara anggota NATO.
Terlepas dari Amerika Serikat, hanya Estonia, Yunani dan Inggris memiliki anggaran pertahanan setidaknya dua persen dari PDB, persyaratan NATO yang gagal dipenuhi para anggotanya.
NATO sejauh ini menanggapi campur tangan Rusia di Ukraina dengan "penyelesaian", kata Hagel, tetapi dalam jangka panjang harus memperkirakan bahwa Rusia akan menguji tujuan, stamina, dan komitmen sekutu AS, lapor AFP.
Pemimpin Pentagon itu mengatakan kepada hadirin di organisasi pakar Wilson Center di Washington bahwa sekutu saat ini menghadapi saat-saat yang menentukan terkait sikap keras Rusia di Ukraina dan tidak mampu untuk mundur.
"Generasi mendatang akan mencatat apakah ... saat-saat tantangan ini, kita memanggil kemauan untuk berinvestasi dalam sekutu kita," katanya memperingatkan.
"Kita tidak harus menyia-nyiakan kesempatan ini atau mundur dari tantangan ini. Kita akan dihakimi dengan keras oleh sejarah ... jika kita melakukan itu," katanya.
Para pejabat AS dan para pemimpin tinggi selama bertahun-tahun menyuarakan keprihatinannya bahwa mitra Eropa telah gagal untuk melakukan investasi yang diperlukan dalam pertahanan dan memungkinkan kekuatan militer mereka terkikis.
Untuk memecahkan apa yang disebutnya "kebuntuan fiskal", Hagel menyeru kepada antara lain menteri keuangan dan pejabat anggaran senior dalam sebuah pertemuan para menteri pertahanan NATO terkait belanja militer.
"Ini akan memungkinkan mereka untuk menerima penjelasan rinci dari para pemimpin militer sekutu akan tantangan yang kita hadapi," katanya.
"Pemimpin di seluruh pemerintah kita harus memahami konsekuensi dari kecenderingan saat ini terkait mengurangi belanja pertahanan," katanya.
Sementara anggota NATO yang lebih kecil di Eropa Timur meningkat belanja militer, Hagel mengatakan, negara-negara anggota yang lebih besar harus melakukan hal yang sama, terutama karena ekonomi transatlantik tumbuh lebih kuat.
Amerika Serikat menyumbang hampir tiga perempat dari anggaran pertahanan di antara semua negara anggota NATO.
Terlepas dari Amerika Serikat, hanya Estonia, Yunani dan Inggris memiliki anggaran pertahanan setidaknya dua persen dari PDB, persyaratan NATO yang gagal dipenuhi para anggotanya.
★ Antara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.