Satu Batalion Marinir 10 tiba di Batam Satu Batalion Marinir 10 tiba di Batam
Hampir seribuan anggota TNI AL dari Batalion Infanteri Marinir 10 Batam akhirnya tiba di Batam. Mereka diangkut bersama sejumlah sarana prasarana tempur serta markas menggunakan KRI Surabaya.
Tiba di pelabuhan Batuampar, para personil Marinir 10 ini langsung kirab ke Pulau Setoko, markas mereka yang beberapa waktu lalu diresmikan oleh mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono.
Sejumlah alutsista yang ikut diboyong antara lain 2 unit peluncur roket RM70 Grad disertai sistem kendali penembakan rudal 9V-170.
Selanjutnya ada dua unit tank LVT-7 yaitu kendaraan tempur yang bisa menerjang ombak.
Ada juga senjata utama kanon otomatis atau BVP-2. Senjata ini bisa menembakan pesawat yang terbang rendah.
Kendaraan tempur amfibi jenis Tank BMP-3 sebanyak 2 unit dan truk angkut berat jenis Tatra juga melengkapi sistem alutsista di Marinir 10 serta tank BvP.
Markas Batalion Infanteri 10 Marinir/ Satria Bumi Yudha (SBY) berada di pulau Setoko Batam.
Para prajurit Marinir ini dimpimpin langsung oleh Komandan Batalion Infanteri 10 Marinir Letkol Laut (Mar) Kresno. Mereka disambut langsung oleh, Danlamtamal IV Tanjungpinang Laksamana Pratama Sulistiyanto dan Danlanal Batam Kolonel Laut (P) Ribut Eko Suyatno di pelabuhan Makobar Batuampar.
Kresno dalam laporannya menyebutkan, total prajurit yang didatangkan itu sebanyak 602 orang. Kendaraan berat tank delapan unit yang terdiri dari jenis BMP-3F dua unit, LVT 7 dua unit, RM 70 Greed dua unit dan Tank BVP 2 sebanyak dua unit, serta belasan kendaraan operasional operasional lainnya.
“Total ada 700 prajurit yang menempati markas baru ini, yang datang hari ini 602 prajurit yang lainnya sudah duluan di sini,” ujar Kresno.
Danlamtamal IV Tanjungpinang Laksamana Pratama Sulistiyanto dalam sambutannya menyambut baik kedatangan para prajurit Marinir itu. Dia berharap agar segenap prajurit Marinir yang baru tiba itu agar segera menyesuaikan diri dan bersinergi dengan lintas aparat penegak hukum, instansi pemerintah daerah yang ada.
“Cepat beradaptasi, pahami adat istadat di Bumi Melayu dan segerahlah bersinergi dengan masyarakat, aparat penegak hukum lain dan pemda,” tutur Sulistiyanto. Dijelaskan Sulistiyanto, Kepri pada umumnya yang merupakan kawasan yang berbatasan langsung dengan beberapa negara tetangga.
Sebagai kawasan strategis dan berbatasan dengan negara tetangga tentu tugas dan tanggung jawab TNI AL sangat besar. Untuk itu dengan kehadiran Markas dan prajurit Marinir ini agar keamanan wilayah perairan Kepri bisa terjaga lebih baik lagi. “Sebagai wilayah perbatasan tentu tantangan makin besar, selain berani bertindak untuk keamanan, koordinasi lintas instansi sangat diperluhkan,” tuturnya.
Sulistiyanto juga berpesan kepada para prajurti Marinir, bahwa sebagai acuan tugas TNI AL secara umum, prajurit harus secepatnya mengenali situasi daerah tempat tugas termasuk adat istiadat setempat, Pelihara mental dan moril jiwa kesatria, serta kemampuan koordinasi dengan aparat setempat sehingga bersinegi dengan baik.
Usai memberikan arahan, pasukan marinir itu dibereangkatkan markas mereka di Pulau setokok dengan terlebih dahulu menggelar kirab sampai ke wilayah Penuin.Marinir 10 Batam Punya Prajurit Khusus Prajurit Batalyon Infanteri 10 Marinir/Satria Bhumi Yudha (SBY) secara resmi menempati markas barunya yang berada di Setoko, Batam, Senin (10/11) siang. Peresmian tersebut dilakukan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana TNI Marsetio.
Peresmian Batalyon dengan luas 35 hektare itu ditandai dengan upacara militer yang dipimpin Laksamana TNI Marsetio. Kemudian pelantikan jabatan Komandan Batalyon, Letkol Marinir Kresno Pratowo, dilanjutkan penandatanganan naskah pengukuhan. Dan ditutup dengan atraksi parajurit Marinir 10, seperti terjun payung, penyerangan musuh melalui jalur darat dan laut.
Dalam acara itu turut hadir Kapolda Kepri, Brigjen Arman Depari, Wakil Walikota Batam, Rudi SE serta jajaran lain diantaranya Lanal Batam, Satpol PP, FKPPI dan Pemuda Panca Marga.
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana TNI Marsetio mengatakan prajurit Marinir 10 yang berjumlah 700 orang merupakan pasukan yang mempunyai kemampuan lebih dibandingkan dengan prajurit Marinir lainnya. Menurutnya, kemampuan lebih setiap prajurit didukung keahlian Danyonif, Letkol Marinir Kresno Pratowo, dari satuan Anti-Teror Datesemen Jalamangkara.
“Ini Batalyon yang sangat ideal, selain wilayah yang luas, para prajurit dilengkapi dengan peralatan khusus, lapangan tembak seluas 600 meter, helipad dan tahun depan kita akan bangun dermaga,” ujarnya usai acara pengukuhan.
Disinggung kelengkapan alat para prajurit, Marsetyo menambahkan di Batalyon Infanteri 10 Marinir dilengkapi dua tank amfibi BMP-3 F, dua unit LVT-7, dua unit kendaraan tempur BVP-2 anti-serangan udara. Selain itu, dua unit peluncur roket multilaras RM-70/Grad, empat unit kendaraan taktis Colorado dengan senjata GPMG, dan dua unit Jeep KIA dengan senjata GPMG.
“Kita juga akan membangun perumahan untuk prajurit karna ada yang sudah berkeluarga. Kemudian akan membangun sekolah untuk pendidikan anak-anak prajurit, awal tahun ini juga akan ditambah 50 orang prajurit lagi,” jelasnya.
Marsetio menambahkan selama menempati markas di Pulau Setoko, para prajurit akan mengemban tugas untul mengamankan kegiatan ilegal sepanjang selat Malaka dan tentunya bergabung bersama Polri dalam mengamankan wilayah Provinsi Kepri.
“Kedepannya saya harapkan setiap prajurit menjadi satu kekuatan antara TNI dan Polri dan masyarakat. Karena bersama rakyat TNI akan kuat,” tutupnya.
Hampir seribuan anggota TNI AL dari Batalion Infanteri Marinir 10 Batam akhirnya tiba di Batam. Mereka diangkut bersama sejumlah sarana prasarana tempur serta markas menggunakan KRI Surabaya.
Tiba di pelabuhan Batuampar, para personil Marinir 10 ini langsung kirab ke Pulau Setoko, markas mereka yang beberapa waktu lalu diresmikan oleh mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono.
Sejumlah alutsista yang ikut diboyong antara lain 2 unit peluncur roket RM70 Grad disertai sistem kendali penembakan rudal 9V-170.
Selanjutnya ada dua unit tank LVT-7 yaitu kendaraan tempur yang bisa menerjang ombak.
Ada juga senjata utama kanon otomatis atau BVP-2. Senjata ini bisa menembakan pesawat yang terbang rendah.
Kendaraan tempur amfibi jenis Tank BMP-3 sebanyak 2 unit dan truk angkut berat jenis Tatra juga melengkapi sistem alutsista di Marinir 10 serta tank BvP.
Markas Batalion Infanteri 10 Marinir/ Satria Bumi Yudha (SBY) berada di pulau Setoko Batam.
Para prajurit Marinir ini dimpimpin langsung oleh Komandan Batalion Infanteri 10 Marinir Letkol Laut (Mar) Kresno. Mereka disambut langsung oleh, Danlamtamal IV Tanjungpinang Laksamana Pratama Sulistiyanto dan Danlanal Batam Kolonel Laut (P) Ribut Eko Suyatno di pelabuhan Makobar Batuampar.
Kresno dalam laporannya menyebutkan, total prajurit yang didatangkan itu sebanyak 602 orang. Kendaraan berat tank delapan unit yang terdiri dari jenis BMP-3F dua unit, LVT 7 dua unit, RM 70 Greed dua unit dan Tank BVP 2 sebanyak dua unit, serta belasan kendaraan operasional operasional lainnya.
“Total ada 700 prajurit yang menempati markas baru ini, yang datang hari ini 602 prajurit yang lainnya sudah duluan di sini,” ujar Kresno.
Danlamtamal IV Tanjungpinang Laksamana Pratama Sulistiyanto dalam sambutannya menyambut baik kedatangan para prajurit Marinir itu. Dia berharap agar segenap prajurit Marinir yang baru tiba itu agar segera menyesuaikan diri dan bersinergi dengan lintas aparat penegak hukum, instansi pemerintah daerah yang ada.
“Cepat beradaptasi, pahami adat istadat di Bumi Melayu dan segerahlah bersinergi dengan masyarakat, aparat penegak hukum lain dan pemda,” tutur Sulistiyanto. Dijelaskan Sulistiyanto, Kepri pada umumnya yang merupakan kawasan yang berbatasan langsung dengan beberapa negara tetangga.
Sebagai kawasan strategis dan berbatasan dengan negara tetangga tentu tugas dan tanggung jawab TNI AL sangat besar. Untuk itu dengan kehadiran Markas dan prajurit Marinir ini agar keamanan wilayah perairan Kepri bisa terjaga lebih baik lagi. “Sebagai wilayah perbatasan tentu tantangan makin besar, selain berani bertindak untuk keamanan, koordinasi lintas instansi sangat diperluhkan,” tuturnya.
Sulistiyanto juga berpesan kepada para prajurti Marinir, bahwa sebagai acuan tugas TNI AL secara umum, prajurit harus secepatnya mengenali situasi daerah tempat tugas termasuk adat istiadat setempat, Pelihara mental dan moril jiwa kesatria, serta kemampuan koordinasi dengan aparat setempat sehingga bersinegi dengan baik.
Usai memberikan arahan, pasukan marinir itu dibereangkatkan markas mereka di Pulau setokok dengan terlebih dahulu menggelar kirab sampai ke wilayah Penuin.Marinir 10 Batam Punya Prajurit Khusus Prajurit Batalyon Infanteri 10 Marinir/Satria Bhumi Yudha (SBY) secara resmi menempati markas barunya yang berada di Setoko, Batam, Senin (10/11) siang. Peresmian tersebut dilakukan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana TNI Marsetio.
Peresmian Batalyon dengan luas 35 hektare itu ditandai dengan upacara militer yang dipimpin Laksamana TNI Marsetio. Kemudian pelantikan jabatan Komandan Batalyon, Letkol Marinir Kresno Pratowo, dilanjutkan penandatanganan naskah pengukuhan. Dan ditutup dengan atraksi parajurit Marinir 10, seperti terjun payung, penyerangan musuh melalui jalur darat dan laut.
Dalam acara itu turut hadir Kapolda Kepri, Brigjen Arman Depari, Wakil Walikota Batam, Rudi SE serta jajaran lain diantaranya Lanal Batam, Satpol PP, FKPPI dan Pemuda Panca Marga.
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana TNI Marsetio mengatakan prajurit Marinir 10 yang berjumlah 700 orang merupakan pasukan yang mempunyai kemampuan lebih dibandingkan dengan prajurit Marinir lainnya. Menurutnya, kemampuan lebih setiap prajurit didukung keahlian Danyonif, Letkol Marinir Kresno Pratowo, dari satuan Anti-Teror Datesemen Jalamangkara.
“Ini Batalyon yang sangat ideal, selain wilayah yang luas, para prajurit dilengkapi dengan peralatan khusus, lapangan tembak seluas 600 meter, helipad dan tahun depan kita akan bangun dermaga,” ujarnya usai acara pengukuhan.
Disinggung kelengkapan alat para prajurit, Marsetyo menambahkan di Batalyon Infanteri 10 Marinir dilengkapi dua tank amfibi BMP-3 F, dua unit LVT-7, dua unit kendaraan tempur BVP-2 anti-serangan udara. Selain itu, dua unit peluncur roket multilaras RM-70/Grad, empat unit kendaraan taktis Colorado dengan senjata GPMG, dan dua unit Jeep KIA dengan senjata GPMG.
“Kita juga akan membangun perumahan untuk prajurit karna ada yang sudah berkeluarga. Kemudian akan membangun sekolah untuk pendidikan anak-anak prajurit, awal tahun ini juga akan ditambah 50 orang prajurit lagi,” jelasnya.
Marsetio menambahkan selama menempati markas di Pulau Setoko, para prajurit akan mengemban tugas untul mengamankan kegiatan ilegal sepanjang selat Malaka dan tentunya bergabung bersama Polri dalam mengamankan wilayah Provinsi Kepri.
“Kedepannya saya harapkan setiap prajurit menjadi satu kekuatan antara TNI dan Polri dan masyarakat. Karena bersama rakyat TNI akan kuat,” tutupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.