Acara pameran alat pertahanan Indo Defence 2014 di Kemayoran, Jakarta Pusat memberi peluang kerja sama industri RI dengan negara-negara asing. Setelah Korea dan Turki yang meneken kerja sama industri pertahanan, Ukraina dan Rusia juga akan menjalin kerja sama dengan Indonesia.
"Yang sudah itu Korea, yang kemarin tanda tangan itu Turki. Kemudian Ukraina dan Rusia juga mau. Tadinya kan Rusia itu keras enggak mau, tapi ya kalau enggak mau ya enggak usah," ujar Menhan Ryamizard Ryacudu di Wisma Kemhan, Jalan Bali, Bandung, Jabar, Minggu (9/11/2014).
Ryamizard mengatakan, kerja sama yang dibangun Indonesia dengan negara-negara lain tidak sabatas pada aspek jual beli alat pertahanan. Namun mantan KSAD itu menegaskan, kerja sama yang dibangun juga harus berisi kesepakatan transfer teknologi.
"Dia (negara-negara asing) menghadap saya sambil menjual produk, saya bilang ya semua oke tapi ingat saya bukan beli saja tapi juga harus ditransfer, transfer teknologi. Jadi kalau kita beli 10 misalnya, beli 3 dulu misalnya kayak di Korea. Yang 2 di kamu ya, lalu orang-orang kita ke sana karena bekerja di Korea.
Pertama kali harus penuh tapi tetap saja orang kita harus ke sana. Kedua kita sudah kerja sama nih, kasih 50-50 persen, yang ketiga di tempat kita ya kita sendiri, mungkin mereka hanya ngawal," jelasnya.
"Yang sudah itu Korea, yang kemarin tanda tangan itu Turki. Kemudian Ukraina dan Rusia juga mau. Tadinya kan Rusia itu keras enggak mau, tapi ya kalau enggak mau ya enggak usah," ujar Menhan Ryamizard Ryacudu di Wisma Kemhan, Jalan Bali, Bandung, Jabar, Minggu (9/11/2014).
Ryamizard mengatakan, kerja sama yang dibangun Indonesia dengan negara-negara lain tidak sabatas pada aspek jual beli alat pertahanan. Namun mantan KSAD itu menegaskan, kerja sama yang dibangun juga harus berisi kesepakatan transfer teknologi.
"Dia (negara-negara asing) menghadap saya sambil menjual produk, saya bilang ya semua oke tapi ingat saya bukan beli saja tapi juga harus ditransfer, transfer teknologi. Jadi kalau kita beli 10 misalnya, beli 3 dulu misalnya kayak di Korea. Yang 2 di kamu ya, lalu orang-orang kita ke sana karena bekerja di Korea.
Pertama kali harus penuh tapi tetap saja orang kita harus ke sana. Kedua kita sudah kerja sama nih, kasih 50-50 persen, yang ketiga di tempat kita ya kita sendiri, mungkin mereka hanya ngawal," jelasnya.
★ detik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.