Indonesia memiliki peran penting dalam menyelesaikan konflik Laut Cina Selatan, kata Duta Besar Indonesia untuk ASEAN Rahmat Pramono. Presiden Joko Widodo hadir di KTT ASEAN di Myanmar Rabu (12/11).
"Negara-negara yang terlibat konflik Laut Cina Selatan selalu ingin supaya Indonesia ikut serta, karena dengan kehadiran Indonesia mereka lebih percaya bahwa Cina akan lebih memberi perhatian," ungkap Rahmat, hari Rabu (12/11).
"Peran ini akan terus kami mainkan, bahwa kami akan terus berperan dalam penyelesaian isu-isu apa pun, apalagi dalam isu-isu yang ada sekarang ini seperti masalah Laut Cina Selatan," kata Rahmat kepada wartawan BBC Indonesia Rizki Washarti.
Presiden Joko Widodo dalam KTT ASEAN di Myanmar Rabu mengatakan semua pihak harus menahan diri dalam masalah Laut Cina Selatan.
Pengamat politik dari Universitas Indonesia, Makmur Keliat, berpendapat pemerintahan Jokowi memiliki cara pandang yang berbeda dibandingkan pemerintah sebelumnya.
"Pernyataan tersebut sebenarnya mau mengatakan bahwa 'Baik Amerika Serikat maupun Cina memiliki kepentingan-kepentingan yang real (nyata) untuk mewujudkan keamanan maritim di kawasan ini.' Saya kira itu yang ingin disampaikan," kata Makmur.
"Ini berarti pergeseran dari pandangan sebelumnya seperti diungkapkan Pak SBY terkait zero enemy. Tapi Pak Jokowi sepertinya menyadari bahwa ada kepentingan-kepentingan nyata dari negara-negara ekstraregional seperti Cina dan Amerika untuk mewujudkan keamanan maritim itu," jelas Makmur.
KTT ASEAN ke-25 di Naypyidaw akan ditutup Kamis (12/11).
Setelah itu, Presiden Joko Widodo akan bertolak ke Brisbane, Australia guna menghadiri KTT G20.
"Negara-negara yang terlibat konflik Laut Cina Selatan selalu ingin supaya Indonesia ikut serta, karena dengan kehadiran Indonesia mereka lebih percaya bahwa Cina akan lebih memberi perhatian," ungkap Rahmat, hari Rabu (12/11).
"Peran ini akan terus kami mainkan, bahwa kami akan terus berperan dalam penyelesaian isu-isu apa pun, apalagi dalam isu-isu yang ada sekarang ini seperti masalah Laut Cina Selatan," kata Rahmat kepada wartawan BBC Indonesia Rizki Washarti.
Presiden Joko Widodo dalam KTT ASEAN di Myanmar Rabu mengatakan semua pihak harus menahan diri dalam masalah Laut Cina Selatan.
Pengamat politik dari Universitas Indonesia, Makmur Keliat, berpendapat pemerintahan Jokowi memiliki cara pandang yang berbeda dibandingkan pemerintah sebelumnya.
"Pernyataan tersebut sebenarnya mau mengatakan bahwa 'Baik Amerika Serikat maupun Cina memiliki kepentingan-kepentingan yang real (nyata) untuk mewujudkan keamanan maritim di kawasan ini.' Saya kira itu yang ingin disampaikan," kata Makmur.
"Ini berarti pergeseran dari pandangan sebelumnya seperti diungkapkan Pak SBY terkait zero enemy. Tapi Pak Jokowi sepertinya menyadari bahwa ada kepentingan-kepentingan nyata dari negara-negara ekstraregional seperti Cina dan Amerika untuk mewujudkan keamanan maritim itu," jelas Makmur.
KTT ASEAN ke-25 di Naypyidaw akan ditutup Kamis (12/11).
Setelah itu, Presiden Joko Widodo akan bertolak ke Brisbane, Australia guna menghadiri KTT G20.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.