Dalam kurun sebulan, sudah tiga kali kapal Malaysia melanggar batas. Asistel Kosekhanudnas Letkol Bambang Juniar
Kapal perang Malaysia kembali melanggar batas wilayah di Perairan Ambalat. Dalam kurun waktu satu bulan terakhir, Malaysia sudah melanggar tiga kali.
TNI tidak tinggal diam. Pesawat tempur jenis F16 dan Sukhoi segera disiagakan di Lanud Tarakan, Kalimantan Utara.
"Karena seringnya pelanggaran di Ambalat, Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional (Kosehanudnas) II Pangkalan Udara Hasanuddin Makassar akan menggelar Sukhoi dan F16 di Lanud Tarakan dalam waktu dekat," ujar Asisten Intelijen Kosekhanudnas II, Letkol Bambang (PNB) Juniar, saat dikonfirmasi Senin 10 November 2014.
Mantan Komandan Lanud Tarakan ini juga menambahkan, pengiriman Sukhoi dan F16 ke Tarakan akan dilakukan paling lambat 1-2 minggu ini.
"Nanti dua pesawat ini akan me-force down ke Tarakan. Kita mendapati sekarang ini, kalau kita patroli ke sana (Ambalat), mereka keluar. Tetapi begitu kita kembali dari patroli, mereka kembali masuk lagi," ungkap dia.
Berdasarkan pantauan Kosekhanudnas II, Malaysia benar-benar menganalisa kondisi di Indonesia. "Contoh, kalau kita ada konsentrasi di pengamanan pemilihan presiden, mereka masuk. Lalu semua pesawat kita lagi konsentrasi fly pass di Surabaya, mereka nongol lagi," kata dia.
Provokatif
Sementara, dikonfirmasi terpisah, Komandan Pangkalan Angkatan Laut (Danlanal) Tarakan, Letkol Laut (P) Aries Cahyono juga membenarkan adanya pelanggaran batas wilayah dari Malaysia beberapa bulan ini. Terakhir, kata dia, Kapal Diraja Pari milik Malaysia masuk ke Ambalat, Senin 3 November 2014 lalu.
"KD Pari milik Malaysia ini memang kapal perang, jadi mereka seperti memprovokasi. Tetapi pada prinsipnya, misalnya ada pelanggaran atau ada kontak voice operator di lapangan, langsung melaporkan. Kita melaksanakannya sesuai prosedur, yakni melaporkan, menghalau dan jika sudah sangat berat pelanggarannya kita langsung laporkan ke Mendagri untuk sampaikan nota diplomatik," tegasnya.
Danlanal mengatakan, semua pengamatan di Ambalat merupakan tugas lapangan. Malaysia, kata dia, memang jarang menghadirkan kapal besar. Namun, apabila sewaktu-waktu Malaysia mengirimkan kapal besar, maka Angkatan Laut siap mengirimkan kapal berukuran besar yang memiliki kemampuan lebih.
Laporan dari dua KRI yang ada di Ambalat, yakni Diponegoro dan Tedung Selar, KD Pari dipergoki saat sudah masuk hampir 4 mil ke daerah perbatasan Malaysia. Bahkan sudah mendekati Karang Unarang.
"Kalau ada upaya mencuri masuk seperti itu, jika ketahuan ya kita menghalau," ucapnya.
Meski demikian Danlanal menegaskan, RI tidak akan terpancing dengan aksi provokatif Malaysia dan akan tetap bersikap sesuai prosedur.(ren)
Kapal perang Malaysia kembali melanggar batas wilayah di Perairan Ambalat. Dalam kurun waktu satu bulan terakhir, Malaysia sudah melanggar tiga kali.
TNI tidak tinggal diam. Pesawat tempur jenis F16 dan Sukhoi segera disiagakan di Lanud Tarakan, Kalimantan Utara.
"Karena seringnya pelanggaran di Ambalat, Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional (Kosehanudnas) II Pangkalan Udara Hasanuddin Makassar akan menggelar Sukhoi dan F16 di Lanud Tarakan dalam waktu dekat," ujar Asisten Intelijen Kosekhanudnas II, Letkol Bambang (PNB) Juniar, saat dikonfirmasi Senin 10 November 2014.
Mantan Komandan Lanud Tarakan ini juga menambahkan, pengiriman Sukhoi dan F16 ke Tarakan akan dilakukan paling lambat 1-2 minggu ini.
"Nanti dua pesawat ini akan me-force down ke Tarakan. Kita mendapati sekarang ini, kalau kita patroli ke sana (Ambalat), mereka keluar. Tetapi begitu kita kembali dari patroli, mereka kembali masuk lagi," ungkap dia.
Berdasarkan pantauan Kosekhanudnas II, Malaysia benar-benar menganalisa kondisi di Indonesia. "Contoh, kalau kita ada konsentrasi di pengamanan pemilihan presiden, mereka masuk. Lalu semua pesawat kita lagi konsentrasi fly pass di Surabaya, mereka nongol lagi," kata dia.
Provokatif
Sementara, dikonfirmasi terpisah, Komandan Pangkalan Angkatan Laut (Danlanal) Tarakan, Letkol Laut (P) Aries Cahyono juga membenarkan adanya pelanggaran batas wilayah dari Malaysia beberapa bulan ini. Terakhir, kata dia, Kapal Diraja Pari milik Malaysia masuk ke Ambalat, Senin 3 November 2014 lalu.
"KD Pari milik Malaysia ini memang kapal perang, jadi mereka seperti memprovokasi. Tetapi pada prinsipnya, misalnya ada pelanggaran atau ada kontak voice operator di lapangan, langsung melaporkan. Kita melaksanakannya sesuai prosedur, yakni melaporkan, menghalau dan jika sudah sangat berat pelanggarannya kita langsung laporkan ke Mendagri untuk sampaikan nota diplomatik," tegasnya.
Danlanal mengatakan, semua pengamatan di Ambalat merupakan tugas lapangan. Malaysia, kata dia, memang jarang menghadirkan kapal besar. Namun, apabila sewaktu-waktu Malaysia mengirimkan kapal besar, maka Angkatan Laut siap mengirimkan kapal berukuran besar yang memiliki kemampuan lebih.
Laporan dari dua KRI yang ada di Ambalat, yakni Diponegoro dan Tedung Selar, KD Pari dipergoki saat sudah masuk hampir 4 mil ke daerah perbatasan Malaysia. Bahkan sudah mendekati Karang Unarang.
"Kalau ada upaya mencuri masuk seperti itu, jika ketahuan ya kita menghalau," ucapnya.
Meski demikian Danlanal menegaskan, RI tidak akan terpancing dengan aksi provokatif Malaysia dan akan tetap bersikap sesuai prosedur.(ren)
♞ Vivanews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.