Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menyatakan akan segera menempatkan sejumlah pesawat tak berawak atau drone di daerah perbatasan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Di tahap awal, Ryamizard akan mempriotaskan beberapa wilayah seperti Kalimantan dan Papua untuk area penerbangan drone.
"Yang banyak masalah itu ada di wilayah perbatasan Indonesia dengan Malaysia dan Papua Nugini. Dua wilayah itu punya urgensi tinggi," kata Ryamizard di acara Malam Akrab Cadaka Dharma Puncak Tidar, Jumat malam (7/11).
Saat ini Kementerian Pertahanan tengah menimbang ketersediaan unit berikut area pengawasan drone. Ke depan, Kemenhan berencana memesan sejumlah drone ke produsen pesawat lokal.
"Kalau daya jelajah idealnya sekitar 10 kilometer (KM) pastinya butuh banyak drone. Kami akan membelinya dari perusahaan lokal seperti DI (Dirgantara Indonesia)," ujar Jenderal Purnawirawan bintang empat itu.
Sebelumnya, Ryamizard juga berjanji akan memperkuat pertahanan Indonesia dengan menambah alat utama sistem pertahanan, antara lain tiga kapal selam sebagai armada pertahanan laut. Ketiga kapal selam tersebut akan dibuat di dalam negeri, bekerjasama dengan sejumlah negara lewat transfer teknologi.
"Kita harus bisa tingkatkan kuantitas dan kualitas alutsista agar pertahanan kita juga diperhitungkan oleh negara lain," ujar Ryamizard.
Selain pembelian alutsista, Kemenhan juga akan mendorong PT Pindad membuat alat tempur dan variasi senjata untuk diekspor ke sejumlah negara.
Namun Ryamizard enggan menyebut secara spesifik negara mana yang akan menjadi fokus ekspor alusista Indonesia. "Banyak yang tertarik kok. Ada dari Afrika, Eropa dan negara tetangga," kata dia.
★ CNN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.