Militer menangkap seorang polisi di perbatasan [AP] ★
Sebagian pasukan militer Turki dilaporkan berupaya melakukan kudeta. Dua jembatan strategis yang membentang di atas Selat Bosporus diblokade.
Berdasarkan media di Belanda dan Reuters yang dipantau detikcom, Sabtu (16/7/2016), dilaporkan pesawat-peawat jet tempur melakukan terbang rendah di Ankara. Tembakan-tembakan dilepaskan.
Reuters bahkan melaporkan bahwa militer Turki telah mengambil alih kekuasaan. "Kami melakukan ini demi kepentingan demokrasi di negara ini," demikian pernyataan militer.
Dikabarkan, Bandara Istanbul telah diambil alih.
Presiden Erdogan Sedang di Mongolia
Sebagian pasukan militer Turki saat ini dilaporkan melakukan kudeta, berusaha menjungkalkan kepemimpinan yang sah. Bandara Istanbul diambil alih, dua jembatan strategis Bosporus diblokade.
Meski situasi di Turki sedang bergolak, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sedang berada di Mongolia.
Juga dilaporkan pesawat-pesawat tempur terbang rendah di langit Ankara dan tembakan-tembakan dilepaskan, demikian dipantau detikcom dari media Belanda dan Reuters, Sabtu (16/7/2016).
Bahkan Reuters melaporkan bahwa militer Turki telah mengambil alih kekuasaan.
"Kami melakukan ini demi demokrasi di negara ini. Hak-hak Asasi Manusia tetap dijunjung tinggi," demikian pernyataan militer.
Jenderal Senior dan Sejumlah Perwira Militer Turki Ditawan
Terjadi kudeta di Turki. Kepala Staf Angkatan Bersenjata Turki Jenderal Hukusi Akar dan sejumlah perwira ditawan oleh pasukan pelaku kudeta.
Stasiun televisi Turki NTV, Sabtu (16/7/2016) melaporkan bahwa Jenderal Hulusi Akar ditawan. Sedangkan CNN Turki melaporkan ada sejumlah perwira ditawan di markas besar angkatan bersenjata di Ankara, Ibu Kota Turki.
Sebagian pasukan yang melakukan aksi kudeta itu bertindak tidak atas nama para petinggi militer, demikian dikutip dari Reuters.
Sementara itu Presiden Erdogan yang sedang melakukan kunjungan di Mongolia, dilaporkan telah dibawa ke tempat yang aman.
Suasana di Turki, pesawat-pesawat tempur terbang rendah di langit Ankara dan tembakan-tembakan dilepaskan. Bahkan Reuters melaporkan bahwa militer Turki telah mengambil alih kekuasaan. (es/dnu)
Militer Turki Klaim Telah Ambil Alih Kekuasaan
Angkatan bersenjata Turki berupaya melakukan kudeta. Militer Turki mengatakan, mereka telah mengambil alih kekuasaan di negara itu untuk melindungi tatanan demokrasi dan mempertahankan hak asasi manusia.
Kudeta ini berlangsung pada Jumat (15/7) waktu Turki. Pihak militer mendalangi upaya ini.
Dilansir dari Reuters, Sabtu (16/7/2016), dalam sebuah pernyataan yang dikirim melalui email dan dilaporkan pada saluran TV Turki, militer mengatakan semua hubungan luar negeri yang ada di Turki akan dipertahankan. Serta aturan hukum akan tetap menjadi prioritas.
Sementara itu, Perdana Menteri Turki mengatakan, faksi di tubuh militer telah berusaha untuk merebut kekuasaan. Akan tetapi, militer akan dihalau mundur sehingga salah jika dikatakan sebagai serangan kudeta.
Suasana di Turki, pesawat-pesawat tempur terbang rendah di langit Ankara dan tembakan-tembakan dilepaskan. Bahkan Reuters melaporkan bahwa militer Turki telah mengambil alih kekuasaan.
Sementara itu Presiden Erdogan yang sedang melakukan kunjungan di Mongolia, dilaporkan telah dibawa ke tempat yang aman. (dnu/dnu)
Militer Turki Ambil Alih Stasiun Televisi TRT
Setelah menahan jenderal senior dan sejumlah perwira, pasukan militer Turki dilaporkan mengambil alih stasiun televisi TRT milik pemerintah.
Sebagaimana dilansir Reuters, Sabtu (16/7/2016), pihak militer melakukan aksi kudeta ini.
Gambar-gambar pengambilalihan stasiun saluran resmi pemerintah Turki juga beredar di Twitter, namun keasliannya belum bisa dipastikan.
Sementara itu Presiden Erdogan yang sedang melakukan kunjungan di Mongolia, dilaporkan telah dibawa ke tempat yang aman.
Suasana di Turki, pesawat-pesawat tempur terbang rendah di langit Ankara dan tembakan-tembakan dilepaskan. Bandara Istanbul diambil alih, dua jembatan strategis Bosporus diblokade. Bahkan Reuters melaporkan bahwa militer Turki telah mengambil alih kekuasaan. (es/dnu)
Militer Turki Klaim Ambil Alih Kekuasaan, PM Turki Nyatakan Masih Berkuasa Perdana Menteri Turki Binali Yildirim (BBC World)
Faksi di tubuh militer Turki pada Jumat (15/7) berupaya melakukan kudeta. Akan tetapi, PM Turki mengklaim pemerintah masih berkuasa.
Jika kudeta militer ini berhasil, penggulingan Presiden Recep Tayyip Erdogan yang telah memerintah Turki sejak tahun 2003 akan menjadi salah satu perubahan terbesar dalam kekuasaan di Timur Tengah dalam beberapa tahun. Perubahan pemerintahan ini juga berpotensi mengubah salah satu sekutu AS paling penting di wilayah tersebut.
Dilansir dari Reuters, Sabtu (16/7/2016), Perdana Menteri Turki, Binali Yildirim mengatakan pemerintah terpilih tetap di kantor. Ia mengatakan tidak ada perintah segera dari Erdogan. Sebuah sumber dikantornya mengatakan Yildirim aman.
Sementara itu, pantauan di lokasi bandara ditutup, akses situs media sosial dan internet terputus, dan pasukan militer telah menutup dua jembatan di atas Bosphorus di Istanbul. Salah satu dari jembatan itu masih menyala merah, putih, dan biru dalam solidaritas dengan korban serangan truk Bastille Day di Prancis, pada hari sebelumnya.
TRT, televisi negara Turki mengungumkan ke seluruh negeri terkait kabar upaya militer melakukan kudeta. Seorang penyiar membacakan sebuah pernyataan atas perintah militer yang menuduh pemerintah mengikis aturan demokratis dan hukum sekuler. Pernyataan itu berbunyi, negara ini akan dijalankan oleh "dewan perdamaian" yang akan menjamin keamanan penduduk.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, melakukan pembicaraan bersama-sama setelah pembicaraan di Moskow. Kedua negara mengatakan, mereka berharap pertumpahan darah akan dihindari.
Turki adalah anggota NATO dengan kekuatan militer terbesar kedua di aliansi barat. Turki adalah salah satu sekutu paling penting bagi AS dalam memerangi ISIS.
Turki adalah pendukung utama penentang Presiden Suriah, Bashar Al Assad dalam perang saudara negara itu, dan Turki adalah tuan rumah untuk dua juta pengungsi Suriah. (dnu/dnu)
Umumkan Jam Malam dan Pemberlakuan Konstitusi Baru
TV Pemerintah TRT sudah dikuasai militer. Tak lama kemudian siaran TV menyampaikan berlakunya jam malam. Konstitusi baru akan segera diberlakukan.
Demikian siaran televisi saluran resmi milik pemerintah, TRT, yang telah berhasil diambil alih oleh militer pelaku kudeta, dipantau detikcom Sabtu (16/7/2016) pagi.
"Akan segera dibentuk Dewan Perdamaian yang menjamin keamanan warga, tidak pandang agama, ras dan kebangsaan," bunyi siaran.
Sebuah faksi militer bergerak melakukan kudeta dan mengambil alih lokasi-lokasi strategis di Turki dan Istanbul. Beberapa jembatan juga sudah dikuasai. Militer pelaku kudeta menempatkan pasukan di berbagai posisi penting. (es/dra)
Erdogan Serukan Perlawanan
Presiden Erdogan menyeru rakyatnya untuk melakukan perlawanan terhadap militer pelaku kudeta. Seruan disampaikan melalui Facetime.
"Kita akan mampu memulihkan keadaan. Bangsa kita harus turun ke jalan untuk memberi perlawanan terhadap pemberontakan ini," kata Erdogan, Sabtu (16/7/2016).
"Mereka yang berada di belakang kudeta ini akan menanggung konsekuensi berat. Situasi yang muncul saat ini akan terselesaikan dalam waktu singkat," bunyi pesan Erdogan.
Perkembangan baru dari Erdogan juga menepis bahwa dia sedang di Mongolia. Dalam pernyataannya Erdogan memberitahukan bahwa dia dalam perjalanan menuju Ankara. (dra/dra)
Rakyat Mulai Turun ke Jalan di Turki, Tolak Kudeta Militer
Faksi di tubuh militer Turki melakukan upaya kudeta. Tapi rupanya, kudeta ini disambut demonstrasi warga Turki. Jalanan di Turki mulai dipadati mayarakat yang menyerukan menolak kudeta.
Seperti dilansir AFP, Sabtu (16/7/2016) pasukan militer dan masyarakat bertemu di jalan. Sambil membawa bendera Turki, masyarakat melakukan protes. Beberapa tentara merespons dengan melakukan penembakan senjata ke atas.
Beberapa kali juga terdengar suara ledakan di Ibu Kota Turki Ankara. Saat ini pasukan militer pelaku kudeta tersebar di jalan dan menguasai posisi vital mulai dari stasiun TV nasional Turki hingga gedung pemerintahan dan parlemen.
Belum diketahui siapa pemimpin kudeta. Presiden Erdogan sendiri sudah menyerukan perlawanan dan meminta rakyatnya turun ke jalan. (dra/dra)
Massa Turki Turun ke Taksim Square Istanbul, Militer Terus Berkeliaran
Militer Turki berada di Taksim Square dan Bosphorus (Reuters/Murad Sezer)
Ribuan massa berkerumun di Taksim Square, Istanbul, Turki, menyusul upaya kudeta yang dilakukan oleh faksi di tubuh militer Turki. Padahal di lokasi yang sama, pihak militer berkeliaran juga.
Foto-foto yang dilansir AFP dan Reuters, Sabtu (16/7/2016) menunjukkan para personel militer bersenjata berkeliaran pada Jumat (15/7) waktu setempat. Mereka ada di Taksim Square hingga Selat Bosporus.
Di keremangan, nampak massa berlarian. Dilansir dari Independent, tembakan demi tembakan terjadi di Istanbul bagian tengah, yakni di Taksim Square itu sendiri saat massa berkumpul.
Belum terlalu jelas, apakah tembakan-tembakan itu menimbulkan korban jiwa atau tidak. Selain itu, dilaporkan pula ada ledakan di stasiun televisi milik pemerintah Turki yang berusaha diduduki militer pengkudeta Presiden Recep Tayyip Erdogan.
Dilaporkan, sebagian jembatan di selat Bosphorus dimatikan oleh pihak militer yang melancarkan kudeta. Sementara itu, Presiden Erdogan sedang tidak berada di Turki. (dnu/dnu)
Pesawat Tempur Terbang Rendah
Faksi dalam militer Turki melakukan upaya merebut kekuasaan dari Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Militer Turki mengerahkan tank untuk kuasai parlemen Turki.
Dilansir dari AFP, Sabtu (16/7/2016) militer Turki mengerahkan tank di depan parlemen di ibu kota Ankara. Di Ankara juga terdengar ledakan kuat, belum diketahui sumber ledakan.
Sementara jet terus terbang di atas kota. Sedangkan Presiden Erdogan mengatakan komplotan kudeta tidak akan berhasil. Erdogan sudah menyerukan perlawanan.
Selain mengerahkan kekuatan ke gedung parlemen dan pemerintahan. Pasukan militer pelaku kudeta juga menguasai media, dengan mengambil alih stasiun TV.
Situasi di Turki di ibu kota Ankara dan juga di Kota Istanbul masih mencekam. (dra/dra)
Sebagian pasukan militer Turki dilaporkan berupaya melakukan kudeta. Dua jembatan strategis yang membentang di atas Selat Bosporus diblokade.
Berdasarkan media di Belanda dan Reuters yang dipantau detikcom, Sabtu (16/7/2016), dilaporkan pesawat-peawat jet tempur melakukan terbang rendah di Ankara. Tembakan-tembakan dilepaskan.
Reuters bahkan melaporkan bahwa militer Turki telah mengambil alih kekuasaan. "Kami melakukan ini demi kepentingan demokrasi di negara ini," demikian pernyataan militer.
Dikabarkan, Bandara Istanbul telah diambil alih.
Presiden Erdogan Sedang di Mongolia
Sebagian pasukan militer Turki saat ini dilaporkan melakukan kudeta, berusaha menjungkalkan kepemimpinan yang sah. Bandara Istanbul diambil alih, dua jembatan strategis Bosporus diblokade.
Meski situasi di Turki sedang bergolak, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sedang berada di Mongolia.
Juga dilaporkan pesawat-pesawat tempur terbang rendah di langit Ankara dan tembakan-tembakan dilepaskan, demikian dipantau detikcom dari media Belanda dan Reuters, Sabtu (16/7/2016).
Bahkan Reuters melaporkan bahwa militer Turki telah mengambil alih kekuasaan.
"Kami melakukan ini demi demokrasi di negara ini. Hak-hak Asasi Manusia tetap dijunjung tinggi," demikian pernyataan militer.
Jenderal Senior dan Sejumlah Perwira Militer Turki Ditawan
Terjadi kudeta di Turki. Kepala Staf Angkatan Bersenjata Turki Jenderal Hukusi Akar dan sejumlah perwira ditawan oleh pasukan pelaku kudeta.
Stasiun televisi Turki NTV, Sabtu (16/7/2016) melaporkan bahwa Jenderal Hulusi Akar ditawan. Sedangkan CNN Turki melaporkan ada sejumlah perwira ditawan di markas besar angkatan bersenjata di Ankara, Ibu Kota Turki.
Sebagian pasukan yang melakukan aksi kudeta itu bertindak tidak atas nama para petinggi militer, demikian dikutip dari Reuters.
Sementara itu Presiden Erdogan yang sedang melakukan kunjungan di Mongolia, dilaporkan telah dibawa ke tempat yang aman.
Suasana di Turki, pesawat-pesawat tempur terbang rendah di langit Ankara dan tembakan-tembakan dilepaskan. Bahkan Reuters melaporkan bahwa militer Turki telah mengambil alih kekuasaan. (es/dnu)
Militer Turki Klaim Telah Ambil Alih Kekuasaan
Angkatan bersenjata Turki berupaya melakukan kudeta. Militer Turki mengatakan, mereka telah mengambil alih kekuasaan di negara itu untuk melindungi tatanan demokrasi dan mempertahankan hak asasi manusia.
Kudeta ini berlangsung pada Jumat (15/7) waktu Turki. Pihak militer mendalangi upaya ini.
Dilansir dari Reuters, Sabtu (16/7/2016), dalam sebuah pernyataan yang dikirim melalui email dan dilaporkan pada saluran TV Turki, militer mengatakan semua hubungan luar negeri yang ada di Turki akan dipertahankan. Serta aturan hukum akan tetap menjadi prioritas.
Sementara itu, Perdana Menteri Turki mengatakan, faksi di tubuh militer telah berusaha untuk merebut kekuasaan. Akan tetapi, militer akan dihalau mundur sehingga salah jika dikatakan sebagai serangan kudeta.
Suasana di Turki, pesawat-pesawat tempur terbang rendah di langit Ankara dan tembakan-tembakan dilepaskan. Bahkan Reuters melaporkan bahwa militer Turki telah mengambil alih kekuasaan.
Sementara itu Presiden Erdogan yang sedang melakukan kunjungan di Mongolia, dilaporkan telah dibawa ke tempat yang aman. (dnu/dnu)
Militer Turki Ambil Alih Stasiun Televisi TRT
Setelah menahan jenderal senior dan sejumlah perwira, pasukan militer Turki dilaporkan mengambil alih stasiun televisi TRT milik pemerintah.
Sebagaimana dilansir Reuters, Sabtu (16/7/2016), pihak militer melakukan aksi kudeta ini.
Gambar-gambar pengambilalihan stasiun saluran resmi pemerintah Turki juga beredar di Twitter, namun keasliannya belum bisa dipastikan.
Sementara itu Presiden Erdogan yang sedang melakukan kunjungan di Mongolia, dilaporkan telah dibawa ke tempat yang aman.
Suasana di Turki, pesawat-pesawat tempur terbang rendah di langit Ankara dan tembakan-tembakan dilepaskan. Bandara Istanbul diambil alih, dua jembatan strategis Bosporus diblokade. Bahkan Reuters melaporkan bahwa militer Turki telah mengambil alih kekuasaan. (es/dnu)
Militer Turki Klaim Ambil Alih Kekuasaan, PM Turki Nyatakan Masih Berkuasa Perdana Menteri Turki Binali Yildirim (BBC World)
Faksi di tubuh militer Turki pada Jumat (15/7) berupaya melakukan kudeta. Akan tetapi, PM Turki mengklaim pemerintah masih berkuasa.
Jika kudeta militer ini berhasil, penggulingan Presiden Recep Tayyip Erdogan yang telah memerintah Turki sejak tahun 2003 akan menjadi salah satu perubahan terbesar dalam kekuasaan di Timur Tengah dalam beberapa tahun. Perubahan pemerintahan ini juga berpotensi mengubah salah satu sekutu AS paling penting di wilayah tersebut.
Dilansir dari Reuters, Sabtu (16/7/2016), Perdana Menteri Turki, Binali Yildirim mengatakan pemerintah terpilih tetap di kantor. Ia mengatakan tidak ada perintah segera dari Erdogan. Sebuah sumber dikantornya mengatakan Yildirim aman.
Sementara itu, pantauan di lokasi bandara ditutup, akses situs media sosial dan internet terputus, dan pasukan militer telah menutup dua jembatan di atas Bosphorus di Istanbul. Salah satu dari jembatan itu masih menyala merah, putih, dan biru dalam solidaritas dengan korban serangan truk Bastille Day di Prancis, pada hari sebelumnya.
TRT, televisi negara Turki mengungumkan ke seluruh negeri terkait kabar upaya militer melakukan kudeta. Seorang penyiar membacakan sebuah pernyataan atas perintah militer yang menuduh pemerintah mengikis aturan demokratis dan hukum sekuler. Pernyataan itu berbunyi, negara ini akan dijalankan oleh "dewan perdamaian" yang akan menjamin keamanan penduduk.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, melakukan pembicaraan bersama-sama setelah pembicaraan di Moskow. Kedua negara mengatakan, mereka berharap pertumpahan darah akan dihindari.
Turki adalah anggota NATO dengan kekuatan militer terbesar kedua di aliansi barat. Turki adalah salah satu sekutu paling penting bagi AS dalam memerangi ISIS.
Turki adalah pendukung utama penentang Presiden Suriah, Bashar Al Assad dalam perang saudara negara itu, dan Turki adalah tuan rumah untuk dua juta pengungsi Suriah. (dnu/dnu)
Umumkan Jam Malam dan Pemberlakuan Konstitusi Baru
TV Pemerintah TRT sudah dikuasai militer. Tak lama kemudian siaran TV menyampaikan berlakunya jam malam. Konstitusi baru akan segera diberlakukan.
Demikian siaran televisi saluran resmi milik pemerintah, TRT, yang telah berhasil diambil alih oleh militer pelaku kudeta, dipantau detikcom Sabtu (16/7/2016) pagi.
"Akan segera dibentuk Dewan Perdamaian yang menjamin keamanan warga, tidak pandang agama, ras dan kebangsaan," bunyi siaran.
Sebuah faksi militer bergerak melakukan kudeta dan mengambil alih lokasi-lokasi strategis di Turki dan Istanbul. Beberapa jembatan juga sudah dikuasai. Militer pelaku kudeta menempatkan pasukan di berbagai posisi penting. (es/dra)
Erdogan Serukan Perlawanan
Presiden Erdogan menyeru rakyatnya untuk melakukan perlawanan terhadap militer pelaku kudeta. Seruan disampaikan melalui Facetime.
"Kita akan mampu memulihkan keadaan. Bangsa kita harus turun ke jalan untuk memberi perlawanan terhadap pemberontakan ini," kata Erdogan, Sabtu (16/7/2016).
"Mereka yang berada di belakang kudeta ini akan menanggung konsekuensi berat. Situasi yang muncul saat ini akan terselesaikan dalam waktu singkat," bunyi pesan Erdogan.
Perkembangan baru dari Erdogan juga menepis bahwa dia sedang di Mongolia. Dalam pernyataannya Erdogan memberitahukan bahwa dia dalam perjalanan menuju Ankara. (dra/dra)
Rakyat Mulai Turun ke Jalan di Turki, Tolak Kudeta Militer
Faksi di tubuh militer Turki melakukan upaya kudeta. Tapi rupanya, kudeta ini disambut demonstrasi warga Turki. Jalanan di Turki mulai dipadati mayarakat yang menyerukan menolak kudeta.
Seperti dilansir AFP, Sabtu (16/7/2016) pasukan militer dan masyarakat bertemu di jalan. Sambil membawa bendera Turki, masyarakat melakukan protes. Beberapa tentara merespons dengan melakukan penembakan senjata ke atas.
Beberapa kali juga terdengar suara ledakan di Ibu Kota Turki Ankara. Saat ini pasukan militer pelaku kudeta tersebar di jalan dan menguasai posisi vital mulai dari stasiun TV nasional Turki hingga gedung pemerintahan dan parlemen.
Belum diketahui siapa pemimpin kudeta. Presiden Erdogan sendiri sudah menyerukan perlawanan dan meminta rakyatnya turun ke jalan. (dra/dra)
Massa Turki Turun ke Taksim Square Istanbul, Militer Terus Berkeliaran
Militer Turki berada di Taksim Square dan Bosphorus (Reuters/Murad Sezer)
Ribuan massa berkerumun di Taksim Square, Istanbul, Turki, menyusul upaya kudeta yang dilakukan oleh faksi di tubuh militer Turki. Padahal di lokasi yang sama, pihak militer berkeliaran juga.
Foto-foto yang dilansir AFP dan Reuters, Sabtu (16/7/2016) menunjukkan para personel militer bersenjata berkeliaran pada Jumat (15/7) waktu setempat. Mereka ada di Taksim Square hingga Selat Bosporus.
Di keremangan, nampak massa berlarian. Dilansir dari Independent, tembakan demi tembakan terjadi di Istanbul bagian tengah, yakni di Taksim Square itu sendiri saat massa berkumpul.
Belum terlalu jelas, apakah tembakan-tembakan itu menimbulkan korban jiwa atau tidak. Selain itu, dilaporkan pula ada ledakan di stasiun televisi milik pemerintah Turki yang berusaha diduduki militer pengkudeta Presiden Recep Tayyip Erdogan.
Dilaporkan, sebagian jembatan di selat Bosphorus dimatikan oleh pihak militer yang melancarkan kudeta. Sementara itu, Presiden Erdogan sedang tidak berada di Turki. (dnu/dnu)
Pesawat Tempur Terbang Rendah
Faksi dalam militer Turki melakukan upaya merebut kekuasaan dari Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Militer Turki mengerahkan tank untuk kuasai parlemen Turki.
Dilansir dari AFP, Sabtu (16/7/2016) militer Turki mengerahkan tank di depan parlemen di ibu kota Ankara. Di Ankara juga terdengar ledakan kuat, belum diketahui sumber ledakan.
Sementara jet terus terbang di atas kota. Sedangkan Presiden Erdogan mengatakan komplotan kudeta tidak akan berhasil. Erdogan sudah menyerukan perlawanan.
Selain mengerahkan kekuatan ke gedung parlemen dan pemerintahan. Pasukan militer pelaku kudeta juga menguasai media, dengan mengambil alih stasiun TV.
Situasi di Turki di ibu kota Ankara dan juga di Kota Istanbul masih mencekam. (dra/dra)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.