Antisipasi Penyanderaan Ilustrasi ★
Antisipasi gangguan keamanan di perbatasan, anggota Komisi I DPR RI Syaifullah Tamliha menyarankan, pemerintah menempatkan kapal perang berkecepatan tinggi seperti KRI 357 Bung Tomo dan KRI 358 di Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara.
"Penempatan KRI berkecepatan tinggi itu sebagai persiapan dan kesiapan dalam mengantipasi terhadap berbagai kemungkinan yang terjadi di perairan Indonesia yang berbatasan luar negeri," katanya, Selasa 12 Juli 2016.
Ia mencontohkan, peristiwa pembajakan dan penyanderaan anak buah kapal (ABK) asal Indonesia di perairan yang berbatasan dengan Filipina beberapa waktu terakhir. Menurutnya, pembajakan atau penyanderaan ABK dari Indonesia oleh kelompok minoritas di Filipina tersebut tidak terjadi, jika penempatan KRI berkecepatan tinggi serta peralatan yang lebih sempurna dan canggih ditempatkan di Nunukan.
Selain itu, ia juga meminta peningkatan kemampuan intelijen Indonesia yang lebih lagi, tidak cuma sebatas negeri sendiri, tapi juga menjangkau luar negeri. Sayanganya, menurut dia, peralatan perang yang dimiliki belum maksimal karena keterbatasan anggaran.
Ia berharap, pemerintah dapat memaksimalkan anggaran untuk TNI bila ingin memiliki kekuatan militer yang lebih tangguh lagi, sehingga negara-negara lain bukan cuma memperhitungkan, tapi betul-betul takut terhadap Indonesia.
"Saya kira tidak salah kalau pemerintah memenuhi plafon anggaran minimal dalam perbandingan dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang lebih dari Rp 300 triliun," ujarnya. (fds)
Antisipasi gangguan keamanan di perbatasan, anggota Komisi I DPR RI Syaifullah Tamliha menyarankan, pemerintah menempatkan kapal perang berkecepatan tinggi seperti KRI 357 Bung Tomo dan KRI 358 di Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara.
"Penempatan KRI berkecepatan tinggi itu sebagai persiapan dan kesiapan dalam mengantipasi terhadap berbagai kemungkinan yang terjadi di perairan Indonesia yang berbatasan luar negeri," katanya, Selasa 12 Juli 2016.
Ia mencontohkan, peristiwa pembajakan dan penyanderaan anak buah kapal (ABK) asal Indonesia di perairan yang berbatasan dengan Filipina beberapa waktu terakhir. Menurutnya, pembajakan atau penyanderaan ABK dari Indonesia oleh kelompok minoritas di Filipina tersebut tidak terjadi, jika penempatan KRI berkecepatan tinggi serta peralatan yang lebih sempurna dan canggih ditempatkan di Nunukan.
Selain itu, ia juga meminta peningkatan kemampuan intelijen Indonesia yang lebih lagi, tidak cuma sebatas negeri sendiri, tapi juga menjangkau luar negeri. Sayanganya, menurut dia, peralatan perang yang dimiliki belum maksimal karena keterbatasan anggaran.
Ia berharap, pemerintah dapat memaksimalkan anggaran untuk TNI bila ingin memiliki kekuatan militer yang lebih tangguh lagi, sehingga negara-negara lain bukan cuma memperhitungkan, tapi betul-betul takut terhadap Indonesia.
"Saya kira tidak salah kalau pemerintah memenuhi plafon anggaran minimal dalam perbandingan dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang lebih dari Rp 300 triliun," ujarnya. (fds)
★ Okezone
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.