Menewaskan sampai 80 orang lebih Hollande menyatakan bahwa situasi darurat di Perancis yang dicanangkan setelah serangan pada November lalu, akan diperpanjang hingga tiga bulan ke depan. (French Pool via Reuters TV)
Presiden Perancis, Francois Hollande, menyatakan bahwa serangan di Nice yang menewaskan setidaknya 80 orang tak dapat dimungkiri lagi memang merupakan tindakan teroris.
"Tidak bisa disangkal ada karakteristik teroris dalam serangan yang merupakan bentuk paling ekstrem dari kekerasan. Jelas bahwa kami harus melakukan apa pun untuk melawan terorisme," ujar Hollande setelah mengadakan rapat mendadak pada Jumat (15/7) subuh, seperti dikutip Reuters.
Rapat di Kementerian Dalam Negeri Perancis itu rampung sekitar enam jam setelah serangan truk di Nice ini terjadi menjelang tengah malam pada Kamis (14/7).
Saat itu, warga sedang merayakan hari nasional Perancis atau yang biasa disebut Bastille Day.
Seperti dilansir CNN, pengendara truk itu menyetir dengan kecepatan tinggi sepanjang Promenade des Anglais dan menabraki kerumunan orang.
Setelah melakukan penyelidikan awal, polisi menemukan senapan, bahan peledak, serta granat di dalam truk itu. Saat ini, penyelidikan masih terus dilakukan di bawah lembaga antiteror Perancis.
Sementara itu, warga yang berada di sekitar kejadian diperintahkan untuk tetap berada di dalam rumah.
Hollande pun menyatakan bahwa situasi darurat di Perancis yang dicanangkan setelah serangan pada November lalu, akan diperpanjang hingga tiga bulan ke depan.
Pada 13 November tahun lalu, sebanyak 130 orang tewas dalam teror Paris di kafe, restoran, gedung konser Bataclan, dan stadion sepak bola Stade de France. ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan.
Saksi Mata Gambarkan Horor Teror Truk di Nice
Sedikitnya 80 orang tewas dan 100 lainnya terluka saat sebuah truk menabrak kerumunan massa di tengah perayaan Bastille Day itu. (Reuters/Eric Gaillard)
Warga setempat dan para pelancong menyaksikan dan mengalami kengerian insiden di kota Nice, serangan teror terbaru di Perancis. Sedikitnya 80 orang tewas dan 100 lainnya terluka dalam peristiwa yang terjadi di tengah perayaan Bastille Day itu.
Pelaku, seorang lelaki yang belum diketahui identitasnya menabrakkan truk yang dikendarainya ke kerumunan massa yang tengah menyaksikan kembang api, menjelang tengah malam, Kamis (14/7). Saksi mata, Dominique Molina dan suaminya Tony menyaksikan peristiwa itu dari atas balkon hotel mereka.
Molina mengatakan, truk berkecepatan sekitar 40 km per jam itu begitu saja menabrak orang-orang di jalan. Setelah itu, kata dia, terdengar suara tembakan senjata dan teriakan orang-orang. Setelah itu hening, mayat-mayat bergelimpangan di jalan.
Suaminya melihat sekitar 10 mayat yang terserak di jalan.
"Mayat-mayat itu seperti terduduk. Menyedihkan, karena keluarga menangis di samping mayat-mayat itu. Lalu kemudian mayat-mayat itu ditutupi kain," kata Molina, dikutip dari CNN.
Saksi dari balkon lainnya, Zeynep Akar, mengaku mendengar suara tabrakan dan orang-orang yang berteriak. Saat mendengar suara tembakan, dia langsung berlari ke dalam rumahnya dan mematikan lampu. Pemandangan setelahnya membuatnya terkejut.
"Banyak sekali orang terkapar di jalan," kata Akar.
Seorang saksi mata asal Amerika berdiri tidak jauh dari truk putih saat kendaraan itu menabrak ke kerumunan massa. Dia mengatakan, truk itu melindas orang-orang yang ada di sana. Saat menabrak orang-orang, truk itu tidak melambat, bahkan meningkatkan kecepatan.
"Awalnya terlihat seperti kecelakaan, tapi dengan cepat diketahui bahwa insiden ini disengaja," kata dia kepada CNN.
Insiden itu membuat massa berlarian dan mencari perlindungan, di antaranya ke hotel-hotel dan restoran terdekat. "Kami sedang makan dan kerumunan dalam jumlah banyak berlari ke arah kami, kami tidak tahu apa yang terjadi. Saya kemudian melihat banyak mayat," kata seorang warga, Maryam Violet.
Eric Dartell, berhasil selamat. Dia mengatakan, pemandangan usai peristiwa sangat mengerikan. "Anda bisa melihat benda-benda sepanjang jalan, mayat, sepeda, lampu jalan dan puing-puing," kata Dartell.
Seorang pejalan kaki, Franck Sidoli, juga menyaksikan horor dalam peristiwa itu. "Truk itu berhenti, sekitar lima meter dari saya. Seorang wanita di sana, dia kehilangan putranya. Putranya tergeletak di aspal, berdarah," kata Sidoli kepada Reuters.
Insiden ini merupakan serangan teror terbaru di Perancis setelah sekawanan teroris simpatisan ISIS menyerang Paris November tahun lalu, menewaskan 130 orang. Belum diketahui pelaku serangan kali ini.
Presiden Francois Hollande langsung pulang ke Paris dari perjalanan di selatan Perancis setelah serangan itu. Status darurat keamanan Perancis yang seharusnya berakhir dua pekan lagi diperpanjang hingga tiga bulan ke depan.
Hollande langsung memerintahkan siaga tentara dan gendarme. Pihak berwenang memerintahkan warga kota Nice untuk tetap di dalam rumah selama operasi pengamanan dan penyelidikan berlangsung.
Pelaku Serangan Truk di Nice Teridentifikasi
Pelaku sudah tak asing lagi bagi kepolisian karena beberapa tindakan kejahatan yang dilakukan. (Reuters/Eric Gaillard)
Kepolisian Perancis telah mengidentifikasi pelaku serangan di Nice yang menewaskan setidaknya 84 orang pada Kamis (14/7) merupakan warga negara Perancis-Tunisia.
Seorang sumber kepolisian menuturkan kepada Reuters bahwa pria berusia 31 tahun tersebut lahir di Tunisia. Ia sudah tak asing lagi bagi kepolisian karena beberapa tindakan kejahatan yang dilakukan.
Namun, pria itu tidak ada dalam radar intelijen. Kini, aparat sedang menyelidiki kemungkinan adanya kaki tangan pria ini di Nice.
Hingga kini, belum ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan ini. Namun, Presiden Perancis, Francois Hollande, mengatakan bahwa serangan ini tak dapat dimungkiri lagi memang merupakan tindakan teroris.
"Tidak bisa disangkal ada karakteristik teroris dalam serangan yang merupakan bentuk paling ekstrem dari kekerasan. Jelas bahwa kami harus melakukan apa pun untuk melawan terorisme," ujar Hollande setelah mengadakan rapat mendadak pada Jumat (15/7) subuh.
Rapat di Kementerian Dalam Negeri Perancis itu rampung sekitar enam jam setelah serangan truk di Nice ini terjadi menjelang tengah malam, saat warga sedang merayakan hari nasional Perancis atau yang biasa disebut Bastille Day.
Seperti dilansir CNN, pengendara truk itu menyetir zigzag dengan kecepatan tinggi sepanjang Promenade des Anglais dan menabraki kerumunan orang.
Setelah melakukan penyelidikan awal, polisi menemukan senapan, bahan peledak, serta granat di dalam truk itu. Saat ini, penyelidikan masih terus dilakukan di bawah lembaga antiteror Perancis.
Sementara itu, warga yang berada di sekitar kejadian diperintahkan untuk tetap berada di dalam rumah.
Hollande pun menyatakan bahwa situasi darurat di Perancis yang dicanangkan setelah serangan pada November lalu, akan diperpanjang hingga tiga bulan ke depan.
Pada 13 November tahun lalu, sebanyak 130 orang tewas dalam teror Paris di kafe, restoran, gedung konser Bataclan, dan stadion sepak bola Stade de France. ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan. Selasa kemarin, otoritas Perancis baru saja menyatakan telah mengidentikasi dalang serangan mematikan tersebut, berikut mengkelaim mengetahui organogram kelompok militan di Perancis. (stu)
Italia Tingkatkan Keamanan Perbatasan Usai Teror di Nice
Italia meningkatkan keamanan perbatasan menyusul serangan teroris di kota Nice, Perancis, yang menewaskan 84 orang dan melukai 100 lainnya. (Reuters/Eric Gaillard)
Italia meningkatkan keamanan perbatasan menyusul serangan teroris di kota Nice, Perancis. Sebanyak 84 orang tewas dan 100 terluka saat pelaku menabrakkan truk ke kerumunan masyarakat di perayaan Hari Bastille.
Nice adalah kota yang terletak 30 km dari perbatasan Italia. Ada tiga perlintasan darat dari Perancis menuju Italia, termasuk jalur rel ke Kota Ventimiglia dari Nice.
Menteri Dalam Negeri Italia Angelino Alfano mengatakan peningkatan keamanan dilakukan di perbatasan antara Perancis dan Italia.
"Aparat keamanan kami tengah bekerja," kata Alfano di akun Twitternya.
Pelaku serangan di Nice diketahui adalah warga Perancis kelahiran Tunisia. Pelaku yang belum disebut namanya ini sempat menembaki polisi sebelum tewas tertembak aparat.
Sumber Reuters mengatakan, pelaku dikenal polisi atas kejahatan biasa, namun tidak masuk dalam radar intelijen.
Jumlah korban tewas dikhawatirkan akan bertambah, karena terdapat 18 korban yang tengah dalam kondisi kritis.
Serangan ini terjadi selang delapan bulan setelah komplotan simpatisan ISIS menyerang Paris, menewaskan 130 orang.
Usai serangan di Nice, Presiden Perancis Francois Hollande memperpanjang status darurat keamanan hingga tiga bulan ke depan. Dia juga menurunkan tambahan tentara dan aparat ke jalan-jalan kota. (den)
Presiden Perancis, Francois Hollande, menyatakan bahwa serangan di Nice yang menewaskan setidaknya 80 orang tak dapat dimungkiri lagi memang merupakan tindakan teroris.
"Tidak bisa disangkal ada karakteristik teroris dalam serangan yang merupakan bentuk paling ekstrem dari kekerasan. Jelas bahwa kami harus melakukan apa pun untuk melawan terorisme," ujar Hollande setelah mengadakan rapat mendadak pada Jumat (15/7) subuh, seperti dikutip Reuters.
Rapat di Kementerian Dalam Negeri Perancis itu rampung sekitar enam jam setelah serangan truk di Nice ini terjadi menjelang tengah malam pada Kamis (14/7).
Saat itu, warga sedang merayakan hari nasional Perancis atau yang biasa disebut Bastille Day.
Seperti dilansir CNN, pengendara truk itu menyetir dengan kecepatan tinggi sepanjang Promenade des Anglais dan menabraki kerumunan orang.
Setelah melakukan penyelidikan awal, polisi menemukan senapan, bahan peledak, serta granat di dalam truk itu. Saat ini, penyelidikan masih terus dilakukan di bawah lembaga antiteror Perancis.
Sementara itu, warga yang berada di sekitar kejadian diperintahkan untuk tetap berada di dalam rumah.
Hollande pun menyatakan bahwa situasi darurat di Perancis yang dicanangkan setelah serangan pada November lalu, akan diperpanjang hingga tiga bulan ke depan.
Pada 13 November tahun lalu, sebanyak 130 orang tewas dalam teror Paris di kafe, restoran, gedung konser Bataclan, dan stadion sepak bola Stade de France. ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan.
Saksi Mata Gambarkan Horor Teror Truk di Nice
Sedikitnya 80 orang tewas dan 100 lainnya terluka saat sebuah truk menabrak kerumunan massa di tengah perayaan Bastille Day itu. (Reuters/Eric Gaillard)
Warga setempat dan para pelancong menyaksikan dan mengalami kengerian insiden di kota Nice, serangan teror terbaru di Perancis. Sedikitnya 80 orang tewas dan 100 lainnya terluka dalam peristiwa yang terjadi di tengah perayaan Bastille Day itu.
Pelaku, seorang lelaki yang belum diketahui identitasnya menabrakkan truk yang dikendarainya ke kerumunan massa yang tengah menyaksikan kembang api, menjelang tengah malam, Kamis (14/7). Saksi mata, Dominique Molina dan suaminya Tony menyaksikan peristiwa itu dari atas balkon hotel mereka.
Molina mengatakan, truk berkecepatan sekitar 40 km per jam itu begitu saja menabrak orang-orang di jalan. Setelah itu, kata dia, terdengar suara tembakan senjata dan teriakan orang-orang. Setelah itu hening, mayat-mayat bergelimpangan di jalan.
Suaminya melihat sekitar 10 mayat yang terserak di jalan.
"Mayat-mayat itu seperti terduduk. Menyedihkan, karena keluarga menangis di samping mayat-mayat itu. Lalu kemudian mayat-mayat itu ditutupi kain," kata Molina, dikutip dari CNN.
Saksi dari balkon lainnya, Zeynep Akar, mengaku mendengar suara tabrakan dan orang-orang yang berteriak. Saat mendengar suara tembakan, dia langsung berlari ke dalam rumahnya dan mematikan lampu. Pemandangan setelahnya membuatnya terkejut.
"Banyak sekali orang terkapar di jalan," kata Akar.
Seorang saksi mata asal Amerika berdiri tidak jauh dari truk putih saat kendaraan itu menabrak ke kerumunan massa. Dia mengatakan, truk itu melindas orang-orang yang ada di sana. Saat menabrak orang-orang, truk itu tidak melambat, bahkan meningkatkan kecepatan.
"Awalnya terlihat seperti kecelakaan, tapi dengan cepat diketahui bahwa insiden ini disengaja," kata dia kepada CNN.
Insiden itu membuat massa berlarian dan mencari perlindungan, di antaranya ke hotel-hotel dan restoran terdekat. "Kami sedang makan dan kerumunan dalam jumlah banyak berlari ke arah kami, kami tidak tahu apa yang terjadi. Saya kemudian melihat banyak mayat," kata seorang warga, Maryam Violet.
Eric Dartell, berhasil selamat. Dia mengatakan, pemandangan usai peristiwa sangat mengerikan. "Anda bisa melihat benda-benda sepanjang jalan, mayat, sepeda, lampu jalan dan puing-puing," kata Dartell.
Seorang pejalan kaki, Franck Sidoli, juga menyaksikan horor dalam peristiwa itu. "Truk itu berhenti, sekitar lima meter dari saya. Seorang wanita di sana, dia kehilangan putranya. Putranya tergeletak di aspal, berdarah," kata Sidoli kepada Reuters.
Insiden ini merupakan serangan teror terbaru di Perancis setelah sekawanan teroris simpatisan ISIS menyerang Paris November tahun lalu, menewaskan 130 orang. Belum diketahui pelaku serangan kali ini.
Presiden Francois Hollande langsung pulang ke Paris dari perjalanan di selatan Perancis setelah serangan itu. Status darurat keamanan Perancis yang seharusnya berakhir dua pekan lagi diperpanjang hingga tiga bulan ke depan.
Hollande langsung memerintahkan siaga tentara dan gendarme. Pihak berwenang memerintahkan warga kota Nice untuk tetap di dalam rumah selama operasi pengamanan dan penyelidikan berlangsung.
Pelaku Serangan Truk di Nice Teridentifikasi
Pelaku sudah tak asing lagi bagi kepolisian karena beberapa tindakan kejahatan yang dilakukan. (Reuters/Eric Gaillard)
Kepolisian Perancis telah mengidentifikasi pelaku serangan di Nice yang menewaskan setidaknya 84 orang pada Kamis (14/7) merupakan warga negara Perancis-Tunisia.
Seorang sumber kepolisian menuturkan kepada Reuters bahwa pria berusia 31 tahun tersebut lahir di Tunisia. Ia sudah tak asing lagi bagi kepolisian karena beberapa tindakan kejahatan yang dilakukan.
Namun, pria itu tidak ada dalam radar intelijen. Kini, aparat sedang menyelidiki kemungkinan adanya kaki tangan pria ini di Nice.
Hingga kini, belum ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan ini. Namun, Presiden Perancis, Francois Hollande, mengatakan bahwa serangan ini tak dapat dimungkiri lagi memang merupakan tindakan teroris.
"Tidak bisa disangkal ada karakteristik teroris dalam serangan yang merupakan bentuk paling ekstrem dari kekerasan. Jelas bahwa kami harus melakukan apa pun untuk melawan terorisme," ujar Hollande setelah mengadakan rapat mendadak pada Jumat (15/7) subuh.
Rapat di Kementerian Dalam Negeri Perancis itu rampung sekitar enam jam setelah serangan truk di Nice ini terjadi menjelang tengah malam, saat warga sedang merayakan hari nasional Perancis atau yang biasa disebut Bastille Day.
Seperti dilansir CNN, pengendara truk itu menyetir zigzag dengan kecepatan tinggi sepanjang Promenade des Anglais dan menabraki kerumunan orang.
Setelah melakukan penyelidikan awal, polisi menemukan senapan, bahan peledak, serta granat di dalam truk itu. Saat ini, penyelidikan masih terus dilakukan di bawah lembaga antiteror Perancis.
Sementara itu, warga yang berada di sekitar kejadian diperintahkan untuk tetap berada di dalam rumah.
Hollande pun menyatakan bahwa situasi darurat di Perancis yang dicanangkan setelah serangan pada November lalu, akan diperpanjang hingga tiga bulan ke depan.
Pada 13 November tahun lalu, sebanyak 130 orang tewas dalam teror Paris di kafe, restoran, gedung konser Bataclan, dan stadion sepak bola Stade de France. ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan. Selasa kemarin, otoritas Perancis baru saja menyatakan telah mengidentikasi dalang serangan mematikan tersebut, berikut mengkelaim mengetahui organogram kelompok militan di Perancis. (stu)
Italia Tingkatkan Keamanan Perbatasan Usai Teror di Nice
Italia meningkatkan keamanan perbatasan menyusul serangan teroris di kota Nice, Perancis, yang menewaskan 84 orang dan melukai 100 lainnya. (Reuters/Eric Gaillard)
Italia meningkatkan keamanan perbatasan menyusul serangan teroris di kota Nice, Perancis. Sebanyak 84 orang tewas dan 100 terluka saat pelaku menabrakkan truk ke kerumunan masyarakat di perayaan Hari Bastille.
Nice adalah kota yang terletak 30 km dari perbatasan Italia. Ada tiga perlintasan darat dari Perancis menuju Italia, termasuk jalur rel ke Kota Ventimiglia dari Nice.
Menteri Dalam Negeri Italia Angelino Alfano mengatakan peningkatan keamanan dilakukan di perbatasan antara Perancis dan Italia.
"Aparat keamanan kami tengah bekerja," kata Alfano di akun Twitternya.
Pelaku serangan di Nice diketahui adalah warga Perancis kelahiran Tunisia. Pelaku yang belum disebut namanya ini sempat menembaki polisi sebelum tewas tertembak aparat.
Sumber Reuters mengatakan, pelaku dikenal polisi atas kejahatan biasa, namun tidak masuk dalam radar intelijen.
Jumlah korban tewas dikhawatirkan akan bertambah, karena terdapat 18 korban yang tengah dalam kondisi kritis.
Serangan ini terjadi selang delapan bulan setelah komplotan simpatisan ISIS menyerang Paris, menewaskan 130 orang.
Usai serangan di Nice, Presiden Perancis Francois Hollande memperpanjang status darurat keamanan hingga tiga bulan ke depan. Dia juga menurunkan tambahan tentara dan aparat ke jalan-jalan kota. (den)
♖ CNN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.